Satu vote dan satu komen kalian sangat berarti bagiku💕
"Jeon!"
Ciuman langsung terputus ketika melihat siapa orang yang memergoki mereka.
Ah, salah satu dari clientnya.
Jeon dengan gugup mendorong Vicle dengan kasar hingga terjungkal ke belakang.
Menghasilkan pekikan kecil dari Vicle yang merasa sakit pada bagian belakangnya.
"Halo tuan Ryujin? Apa kabar?"
Seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya, dengan santai Jeon berjalan ke arah Ryujin yang juga sedang berjalan ke arahnya.
"Hahaha, aku baik sekali. Kau ternyata diundang juga kesini " ujar Ryujin kemudian mengarahkan pandangannya ke arah Vicle yang masih memegangi pinggangnya.
"Iya, selamat bersenang-senang tuan Ryujin" ujar Jeon dengan senyum tipis di bibirnya.
Ryujin kemudian berjalan melewati Jeon dengan ekspresi bingungnya.
"Eoh? Tuan Vicle bukan?" ujar Ryujin sambil menelisik Vicle dari atas ke bawah.
"Bu-bukan, siapa Vicle? Aku Jihoon" ujar Vicle yang memasang ekspresi setenang mungkin.
Mundur beberapa langkah, Ryujin menepuk dahinya.
"Ahh..maaf tuan, maafkan aku. Aku permisi dulu tuan Jeon dan tuan Jihoon"
Berlalu dari hadapan mereka berdua dengan satu alis yang naik, Ryujin kemudian menghilang dibelokan lorong.
Greb
Tiba-tiba leher pakaiannya sudah ditarik oleh tangan pucat.
Bingung, Vicle tidak mengerti dengan kegalakan bosnya ini.
"Apa maksudnya? Kenapa kau mengaku sebagai orang lain?"
Perkataan penuh penekanan, diambang bentakan malah.
Kalut, Vicle sedang mencari jawaban pas secepatnya sebelum lehernya tercekik dan mati sia-sia.
"I-itu, aku hanya tidak ingin orang itu mengenalku. Aku tidak menyukai dia dari pandangan pertama"
Sett
Didorongnya tubuh Vicle dengan kasar hingga membentur tembok.
"Dasar aneh" ujar Jeon sambil berlalu dari hadapan Vicle yang menghela nafasnya.
"Untung saja aku punya jawaban. Hah...identitasku selamat"
.
.
.
.Deras dan basah, rintik air menemani mereka berjalan di trotoar. Melewati daerah kumuh yang begitu sepi,
.Ah tidak sepenuhnya sepi, ada beberapa anjing liar yang sedang sibuk mencari tempat berteduh."Malam hari yang buruk Jeon. Apa kau kedinginan?"
"Aku tetap bosmu walau aku kekasihmu. Tetap panggil aku tuan"
Terkekeh pelan, Vicle mengamit tangan pucat yang semakin memutih ketika terkena rintik hujan dingin tengah malam.
" Aku tidak selemah itu Vic, kedinginan hanya karena hujan. Aku sudah memakai mantel"
Mengeratkan genggaman tangannya, Vicle tau betul kalau sebenarnya Jeon kedinginan, tapi pemuda manis itu hanya gengsi untuk mengungkapkannya. Lihat saja bagaimana bibir tipis pucat itu sedikit bergetar. Tangan hangatnya pun enggan dilepaskan oleh Jeon. Tsundere memang.
"Kita sudah sampai di tempat target tuan"
Dengan kasar, Jeon melepaskan genggaman tangan Vicle. Bergerak menuju sebuah bengkel usang.
KAMU SEDANG MEMBACA
VELOCITY
RandomKim Vicle jatuh cinta pada anak ketua mafia yg sudah punya tunangan. Vicle hanya seorang bodyguard dan calon mertuanya itu tentu tidak sudi untuk menjadikannya menantu. Tapi apakah Vicle benar-benar bodyguard biasa?