Voment guys 💕
"Tuan ?Bisakah saya memeluk anda?"
Bug
Majalah dewasa itu hampir mengenai wajah tampannya.
Untung Vicle menghindar.
"Kau tau singa peliharaan ayahku di markasnya? Mau kuantar kesana hah?Lancang sekali"
Jeon terlihat marah.
"Maaf tuan, saya keceplosan" menunduk, Vicle merasa bersalah.
"Sudah, cepat hangatkan sup daging dan nasinya juga sekalian"
Makan bersama dengan tenang. Hal-hal berdua seperti ini selalu dinikmati oleh Vicle.
Memandangi wajah favoritnya itu.
"Kuperingatkan Vic. Jangan memandangiku seperti itu. Kau bisa jatuh cinta nanti denganku. Dan aku tidak mau itu, br*ngs*k!" ujar Jeon sambil menyeruput sup daging itu dari mangkuknya.
"Maaf tuan"
"Cepat habiskan makananmu. Kita langsung pergi" ujar Jeon yang sudah selesai dengan makanannya.
.
"Huah, client yang itu lancar sekali pembayarannya. Aku semakin kaya wuooh" ujar Jeon diakhiri dengan siualan di akhir kalimat.
Vicle dengan setia mengikuti pemuda itu di belakangnya.
Sampai di parkir, dengan cekatan Vicle membukakan pintu untuk Jeon.
Setelah mereka masuk mobil, Jeon melihat ke arah Vicle yang memandanginya. Terciduk.
"Ada apa Vic?"
"Maaf jika saya lancang. Ini pertanyaan pribadi"
Jeon menaikan sebelah alisnya.
"Silakan Vic"
Lagi, mendengar hal itu jantung Vicle berdetak cepat.
"Apa tuan memiliki orang yang tuan sukai?"
"Ada, tapi rahasia"
Sampai disana. Vicle tidak bisa bertanya lagi karena pikirannya berkecamuk. Diantara sakit hati dan berharap.
Sedangkan di sebelah sini, Jeon menatap ke arah jendela, agar rona pipinya tidak terlihat.
.
Mengepalkan tangannya kesal ketika seorang kenalan Jeon, pria tampan dan tinggi itu- Arnold namanya, campuran asia dan eropa.
Dengan santainya-
Merengkuh pinggang ramping itu dan mengecup pipi gembil milik Jeon.
Membuat darah Vicle naik. Mengeraskan rahangnya, mengepalkan tangannya.
Tidak bisa berbuat apapun ketika Jeon dengan wajah senang menerima semua perlakuan Arnold.
Melihat wajah Vicle yang terus menekuk membuat Jeon menepuk-nepuk pipi Vicle.
"Kusut sekali ya ampun. Kau lapar?" ujar Jeon.
"Tidak tuan"
Gawat, dulu Vicle memang bisa menahannya. Tapi api kecemburuannya bertambah besar sekarang. Dan Vicle tau apa artinya itu.
Jatuh cinta dengan anak ketua mafia yang terkenal ganas. Terjerat dalam pesona manis sekaligus maskulin yang dimiliki Jeon.
Jeon hanya mengedip-ngedipkan matanya tanda bingung karena tiba-tiba Vicle berubah dingin.
Di tengah-tengah hal itu. Ponsel Vicle berdering.
Drrtttt
Drrttt
"APA!?" Suara husky milik Vicle, ditambah volumenya yang keras membuat Jeon dan Arnold langsung menatap Vicle yang sudah memucat.
"Vic! Ada apa!"
Lari. Itu yang dilakukan Vicle. Secepat yang dia bisa, menuju parkir.
Sedangkan Jeon panik melihat bodyguardnya seperti itu.
"Vicle! Vicle! BR*NGS*K! ADA APA?"
Berusaha mengejar sang bodyguard yang lari ke arah parkir, meninggalkan Arnold sendirian di kantor.
"Vicle!!"
Akhirnya, Jeon dapat mengejar Vicle yang sedang buru-buru membuka pintu mobil.
Pergerakan Vicle terhenti. Kemudian memutar badannya.
BUGH!
Hantaman keras mengenai pipi Vicle, membuat tubuh tingginya terhuyung dan menabrak pintu mobil.
"BR*NGS*K! KATAKAN!"
Kembali mengenggam kerah leher bodyguardnya, Jeon menekan leher Vicle dengan ujung kukunya.
Menangis. Pertama kalinya Jeon melihat Vicle menangis.
Bahkan ketika pria tampan itu terluka hampir mati ketika melindunginya, Jeon sekalipun tidak pernah melihat air mata itu mengalir.
Nah, sekarang apa yang menyebabkan Vicle menangis bergetar di dalam pelukannya?
"T-tuan...bisakah ikut saya?"
Menelengkan kepalanya sebentar, Jeon berpikir.
Dan-
Mengangguk, Jeon tidak bertanya lagi. Mereka langsung masuk ke dalam mobil.
Sett
Vicle langsung memasangkan sabuk pengaman pada Jeon. Sedangkan pemuda manis itu menahan nafas, karena terlampau dekat dengan Vicle.
Cup
Satu kecupan mendarat di bibir cherry itu. Membeku, Jeon hanya terdiam. Padahal mereka melakukan s*ks, sekedar saling memuaskan. Namun entah kenapa Jeon malu jika terlalu dekat begini. Terlebih aroma musk yang mengguar dari tubuh bodyguardnya itu sungguhlah membuatnya berdebar.
Setelah memasang sabuk pengaman pada Jeon. Pemuda tampan itu memasangkan pada dirinya sendiri, menghidupkan mesin mobil.
-Kecepatan mobil tak main-main.
Tbc....
KAMU SEDANG MEMBACA
VELOCITY
RandomKim Vicle jatuh cinta pada anak ketua mafia yg sudah punya tunangan. Vicle hanya seorang bodyguard dan calon mertuanya itu tentu tidak sudi untuk menjadikannya menantu. Tapi apakah Vicle benar-benar bodyguard biasa?