Voment guys💕
Beberapa menit berkendara, mereka sampai di sebuah...
Rumah Sakit.
Perasaan Jeon mulai tidak enak.
Mereka segera keluar dari dalam mobil.
Vicle menarik tangan pucat milik Jeon.
Berjalan tergesa menuju rumah sakit, tepatnya ke sebuah ruangan.
Dan ketika sampai, seorang wanita renta terbaring. Diselimuti oleh kain putih.
Dug
Lutut milik Vicle membentur lantai.
"AAARRGGHHHH!!"
Berteriak, mengeluarkan semua air matanya.
Serasa tercekik, Jeon tau betul apa yang dirasakan bodyguardnya itu.
Jeon berjongkok, berusaha memeluk tubuh yang lebih besar itu. Mengelus-elus punggung kekar yang bergetar.
"I-ibu.....hah...ibu..hiks"
Vicle mencengkram dadanya yang sakit. Air matanya deras mengalir. Tidak peduli dengan Jeon yang memeluknya.
Jeon tak pernah melihat Vicle sekacau ini.
Berusaha untuk berdiri,
Vicle tergopoh-gopoh menghampiri tubuh ibunya yang sudah kaku.
Menyibak kain putih yang menyelimuti seluruh tubuh kakunya.
Jeon dengan setia berada di samping bodyguardnya yang sedang bersedih.
"I-ibu...kenapa kau meninggalkakanku hiks? Meninggalkanku sendirian...hiks"
Kelu rasanya dada Vicle merasakan kesedihan itu semua.
Tidak cukupkah takdir membuatnya menderita?
Menghabiskan masa kecil dengan kekerasan sang ayah. Dipaksa mengais-ngais uang di pinggir jalan. Dipukuli jika mendapat sedikit uang.
Ditambah melihat kekerasan yang dilakukan ayahnya kepada ibunya.
Ayahnya yang tidak pantas disebut ayah itu bahkan pernah memaksanya agar melayani om-om hidung belang. Namun berhasil kabur.
Tidak kuat dengan siksaan ayahnya. Vicle yang kepalanya penuh darah waktu itu, berhasil dibawa kabur oleh ibunya yang sudah babak belur.
Vicle masih ingat betul bagaimana tegangnya waktu itu. Ketika dia menahan isak tangisnya dan berpegangan erat pada tangan ibunya yang berdarah-darah.
Bagaimana ayahnya mengejar mereka dengan membawa pisau dapur.
Syukurnya, keberuntungan berpihak pada mereka waktu itu.
Ditengah-tengah ketakutan mereka yang dikejar, ayahnya tiba-tiba tertabrak mobil.
Sehingga mereka bisa kabur dengam tenang.
Malam itu, sepeser uangpun tidak mereka miliki. Sama-sama sudah tidak kuat berjalan karena tubuh Vicle dan ibunya terluka.
Mereka meringkuk di depan sebuah gerbang tinggi menjulang. Saling memeluk.
Dan pemilik gerbang rumah menemukan mereka keesokan paginya.
Seorang pria dan anak laki-lakinya yang lucu.
"Ayah! Lihat! Mereka mati!"
Mata pria dewasa itu membulat melihat ibu dan anak saling berpelukan dengan kondisi yang menggenaskan.
"Jeon, panggil anak buah ayah"
Ya, keluarga Jeon menyelamatkan hidup mereka berdua.
5 tahun yang lalu.
Jeon mabuk dan mengajak dirinya untuk berc*nta. Friend with benefits.
Vicle akui dia memang menginginkannya. Namun, caranya ini salah.
Vicle juga sadar betul kalau dirinya hanya pemuas untuk Jeon.
Jeon pun menegaskan supaya Vicle tidak jatuh cinta kepada pemuda manis itu. Ayah Jeon adalah alasan mengapa Jeon tidak mau sampai Vicle jatuh cinta padanya.
Ayahnya itu pasti akan marah. Sebab, sejak lama Jeon dipasangkan dengan Felix-anak bandar narkoba, anak dari teman baik ayah Jeon.
Vicle pun sadar diri, dia hanya bodyguard. Dan kehidupannya tidak selevel dengan keluarga Jeon, tentu saja. Seharusnya ditolong oleh keluarga itu saja merupakan berkah. Meminta lebih dari itu sama saja Vicle tidak tau diri. Oleh karena itu, Vicle sudah melakukan sesuatu untuk bisa selevel dengan keluarga Jeon.
Namun, orang tidak bisa memilih dengan siapa mereka akan jatuh cinta.
Tentu saja memendam rasa bertahun-tahun ditambah hanya dijadikan pemuas membuat Vicle sedih. Dia tidak mau menjadi bodyguard with benefits dalam waktu lama.
Maka dari itu, menyusun rencana untuk menjadi selevel dengan keluarga Jeon adalah tujuan Vicle.
Lain dari itu, Vicle juga menyusun rencana untuk Jeon.
Rencananya banyak sekali dan Vicle harus lihai menutupinya sebelum waktunya tiba.
Tbc....
KAMU SEDANG MEMBACA
VELOCITY
RandomKim Vicle jatuh cinta pada anak ketua mafia yg sudah punya tunangan. Vicle hanya seorang bodyguard dan calon mertuanya itu tentu tidak sudi untuk menjadikannya menantu. Tapi apakah Vicle benar-benar bodyguard biasa?