3

597 94 0
                                    

Ditengah teriknya matahari, sudah 20 menit lamanya Ryuka menunggu angkutan umum namun selama itu tak ada yang datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditengah teriknya matahari, sudah 20 menit lamanya Ryuka menunggu angkutan umum namun selama itu tak ada yang datang.

Ryuka berdecak.
Ini semua karena motornya rusak membuatnya pulang pergi kembali menggunakan angkutan umum. Padahal rumahnya masih sangat jauh dari halte angkutan umum ketika ia diturunkan.

Ryuka menundukkan kepala ketika rasa pusing mendera nya. Ini karena hari ini terlalu panas.

Tin.

Kepalanya terangkat melihat motor berhenti didepan nya.

"Halo, Mbak Pacar!" suara ceria ini, ia tahu siapa pemiliknya walaupun pemilik suara tengah memakai helm fullface.

Sudut bibir Dyegan tertarik ketika matanya saling tatap dengan Ryuka.

Ryuka menarik satu sudut bibirnya. "Gue bukan pacar lo."

Eh.
Dyegan mengerucurkan bibirnya. Kalau dipikir pikir, Ryuka hanya menyuruhnya mengajari Ryuka untuk jatuh cinta padanya. Ryuka.. Tidak menerimanya kan?

"Ada apa Mas Pacar?" gerakan tangan Dyegan yang sedang melepas helm terhenti.

Eh?
Mata Dyegan membulat dengan jantung berdegup dua kali lebih cepat. Kedua telinganya memanas hingga berubah warna.

"Emm... Itu.. Apa sih namanya? Aduh." heh, mengapa jadi gugup?

"Mau.. Pulang bareng gak? Jok belakang masih kosong." Dyegan melirik jok belakang motornya sembari tangannya menggaruk tengkuknya sendiri. Salting?

Ryuka menahan senyum nya melihat warna kulit wajah Dyegan berubah menjadi memerah. Lucu sekali lelaki didepannya ini.

"Emangnya mau nganterin sampe rumah?" tanya Ryuka diangguki Dyegan dengan semangat.

"Bokap gue galak, nanti dimakan loh."

Ryuka terkekeh pelan ketika ekspresi ragu terlihat di wajah Dyegan. Umur berapa sih laki laki ini?

"Ya.. Ya gak apa apa, asalkan kamu selamat sampe rumah."

Ryuka mengulum bibirnya mendengar gaya bicara Dyegan. 'Kamu'?
Astaga, sangat lucu.

Ryuka melihat jam tangan nya yang menunjukkan sore akan datang. Menghela nafas kemudian mengangguk.
"Ayo, anterin."

Mata indah Dyegan membola.
Ia.. Akan semotor dengan Ryuka?
Wajahnya memanas lagi.

Dyegan menyiapkan tangan nya untuk membantu Ryuka naik keatas motor tinggi nya. Maaf saja, motornya terlalu tinggi.

Ryuka sedikit beruntung memakai rok yang sedikit panjang hingga paha nya tertutup. Tidak seperti perempuan lain yang terlalu merepotkan.

"Terserah mau pegangan dimana." ucap Dyegan diangguki Ryuka.
Tangan Ryuka bergerak melingkari perut kecil Dyegan. Ryuka rasa Dyegan itu lelaki kurus tapi tidak kurus kurus banget. Pas.

U and I [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang