10

415 74 1
                                    

Baru menginjakkan kaki dilantai bawah, Ryuka sudah menghela nafas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baru menginjakkan kaki dilantai bawah, Ryuka sudah menghela nafas.

Matanya menangkap sosok lelaki semalam yang katanya akan dijodohkan dengannya.

Lelaki itu duduk santai sendirian dengan setelan santai tengah menyemili kue kering. Ryuka memutar bola matanya ketika lelaki itu menatapnya.

"Ryuka langsung berangkat, ditungguin pacar didepan." alibi nya yang sebenarnya ia tak minta jemput oleh Dyegan. Lelaki itu bahkan masih memejamkan mata sekarang.

Lelaki yang duduk santai tadi kini berdiri menghampirinya. "Gue anter, ya?"

Ryuka memicing tajam menatap pemilik suara bariton yang baru kali ini Ryuka dengar. "Lo tuli atau gimana? Jelas jelas semalem gue nyuruh lo sadar diri, bahkan gue ngusir lo. Ngapain lo disini pagi pagi? Ngerusak mata gue aja."

Kevan, lelaki yang dijodohkan dengannya mengangkat senyum miring. Langkahnya semakin dekat dengan Ryuka.

"Kayaknya gue bakal terus ngerusak mata lo di pagi hari. Gue calon suami lo, kalo lo lupa."

Ryuka memandang Kevan dari bawah hingga atas dengan tatapan remeh. "Gue akuin lo keren, tapi pacar gue definisi sempurna yang gue mau. Maaf tapi lo bukan tipe gue sama sekali. Bye," Ryuka melengos pergi.

Kevan menatap punggung kecil Ryuka yang menjauh, senyum miringnya timbul.
"Sesempurna apa sih pacar lo itu? Gue penasaran,"

◎▼◎

Ryuka baru saja sampai didepan gerbang SMAN 5 yang masih terbuka lebar. 7 menit lagi bel masuk berbunyi dan gerbang akan ditutup.

Sembari melangkah melewati koridor menuju kelasnya, Ryuka melepas ikat rambutnya dan membiarkan rambutnya tergerai. Sesekali ia tersenyum menanggapi beberapa orang yang menyapanya.

"Itu Kak Ryuka yang nolak Dyegan, kan? Ih, kasian banget ditolak. Apa gue tembak Dyegan aja, ya?" pendengaran Ryuka menajam.

Matanya tetap lurus namun telinganya bekerja dengan baik.

"Coba aja, paling ditolak."

Ryuka menahan tawa nya yang akan menyembur. Dalam hati ia menyetujui perkataan salah satu perempuan yang ia rasa adalah teman perempuan tadi.

Sampai dikelas, ia sudah disambut teriakan Gracel yang memanggilnya.

"Biasa aja, dong!" seru lelaki yang terganggu mendengar suara Gracel.

Gracel mencebikkan bibir lalu menarik Ryuka duduk.

"Masih ngumpetin, ya?" Ryuka tak paham, ia meletakkan ranselnya dengan kening berkerut.

Gracel berdecak, "Itu loh, Dyegan." bisiknya diakhir.

U and I [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang