17

438 69 0
                                    

Aura intimidasi diruang tamu begitu terasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aura intimidasi diruang tamu begitu terasa. Dyegan dengan tangan kanan nya yang masih di gips terlihat menunduk takut. Didepannya ada lelaki paruh baya yang akan menjadi ekhem Ayah mertuanya.

"Siapa orang tua kamu?" Dyegan mengangkat kepalanya.

Ia bingung, orang tua mana yang harus ia sebut?

"Orang tua kandung saya sudah meninggal dunia, Om. Saya dan Kakak laki laki saya diangkat sama keluarga sahabat Bunda saya menjadi keluarga sampai sekarang." lebih baik sebut semuanya.

Ayah Ryuka terlihat mengerutkan kening. "Siapa nama orang tua kamu yang sekarang?"

"Jack Alvian dan Daira Mentari."

Ayah Ryuka semakin mengerutkan kening merasa tidak asing dengan nama itu.

"Papa kamu pemilik usaha travel Jaira bukan, ya?"

"Ah, i-iya, Om."

Ayah Ryuka menganggukkan kepala.

Ryuka datang dengan nampan berisi tiga gelas es jeruk dan beberapa biskuit beraneka ragam bentuk.

"Suka atau gak sukanya Ayah sama Dyegan, Ryuka tetep mau sama Dyegan." ucapnya setelah mendudukkan diri disamping Dyegan. Kedua lelaki itu menoleh terkejut.

Ayah Ryuka terdengar mendengus.
"Saya percayakan kamu dengan anak saya asal tidak melewati batas." ekspresi Dyegan langsung berubah antusias. Dengan lebay, tangannya menutup mulut nya.

Mata Ryuka membola terkejut. Ayahnya sungguhan?

"Perusahaan Jack yang membantu menambahkan pemasukan pada perusahaan Ayah lewat sebuah kerja sama. Sampaikan terimakasih pada Papa kamu," tak jauh dari soal pekerjaan. Pantas saja Ayah nya dengan berbaik hati menyerahkannya.

Ryuka mendatarkan wajah.

Dyegan mengangguk cepat. "Terimakasih, Om. Akan saya sampaikan langsung nanti."

Ayah Ryuka mengangguk. "Saya tinggal dulu, kambing saya belum dikasih makan." Dyegan tersenyum tak enak lalu mengangguk membiarkan calon mert— Ayahnya Ryuka pergi.

Dyegan kini beralih pada Ryuka.
"Beneran punya kambing?"

Ryuka menggeleng mengambil satu biskuit lalu ia makan. "Ikan cupang seharga kambing." Dyegan membulatkan bibirnya mengerti.

Ryuka mengambil satu biskuit lalu ia suapkan pada Dyegan yang menerima saja.

"Nanti pulangnya aku yang anterin aja, ya?" titah Ryuka langsung digelengi Dyegan.

"Regan nanti jemput pake siput nya kok. Kamu diem aja dirumah jangan kemana mana, takut kamu kenapa napa." Ryuka menghela nafas dan mengangguk.

Keduanya pun terus mengobrol mesra hingga Regan menjemput Dyegan dengan mobil sport yang suara mesinnya saja tidak terdengar. Keren.

U and I [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang