11

393 73 0
                                    

Angin yang berhembus mampu menerbangkan rambut hitam panjang milik perempuan cantik yang tengah berdiri di balkon dengan tangan memegang ponsel yang terus berdering

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin yang berhembus mampu menerbangkan rambut hitam panjang milik perempuan cantik yang tengah berdiri di balkon dengan tangan memegang ponsel yang terus berdering.

Ryuka memegangi kepalanya yang terasa pusing.

Deringan berhenti dengan meninggalkan notifikasi panggilan tak terjawab dari lelaki yang menyandang status pacarnya.

Ryuka memejamkan mata ketika ponsel mahal nya berdering lagi masih dengan nama yang sama. Menghela nafas berat lalu mengangkatnya.

"Akhirnya diangkat. Maafin aku, Ryuka, please." suara berat nan putus asa itu terdengar.

Ryuka diam tak menjawab.
Ia memejamkan matanya kuat.
Seharusnya ia tak seperti ini, yang menjalani hubungan adalah keduanya, bukan Dyegan sendiri.

"Aku kerumah, ya?"

Kembali membuka mata, Ryuka berdeham dan menjawab, "Gue maafin. Gue juga mau minta maaf, seharusnya gue mikirin perasaan lo juga. Maafin gue,"

Helaan nafas lega terdengar diseberang telepon.
"Kamu gak salah, sayang. Aku yang bodoh. Maaf aku bikin kamu dapet perkataan buruk, besok biar aku yang jelasin ke mereka."

"Gak perlu. Kita emang seharusnya gak begini." kepala Ryuka tertunduk dengan satu tangan mengepal.

"Maksud kamu?"

"Kita gak seharusnya pacaran." Ryuka menggigit bibir bawahnya dengan ragu ia melanjutkan. "Apa kita nikah aja?"

◎▼◎

Wajah nya yang memerah karena amarah kini berubah menjadi bersemu malu.

Apa apaan perempuan itu beraninya memainkan kata kata?!

Dyegan menggigit jarinya karena gemas. Ia hampir saja menghancurkan sekolah.
"Sa-sayang.."

Dyegan terkejut ketika panggilan tersebut berganti dengan panggilan video. Baiklah, mari membuat diri Dyegan tambah malu.

Mata Dyegan membola gemas melihat Ryuka menggigit bibir bawah beberapa detik lalu wajah perempuan itu menunjukkan wajah jahil nya.

"Lo sakit? Muka lo merah gitu."

Dyegan memegang wajahnya sendiri yang terasa hangat tapi ia tidak sakit ya wahai kawan kawan.

Kepalanya menggeleng, "Takut kamu masih marah."

Wajah tersenyum kecil Ryuka terlihat di layar. "Jadi tanggal apa yang bagus buat melangsungkan pernikahan kita?"

U and I [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang