Chapter 10

7.2K 931 22
                                        

Cerita ini hanyalah fiksi belaka

Cerita ini hanyalah fiksi belaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀🥀🥀


'Hoam', terdengar suara seorang wanita tengah menguap dengan sedikit keras.

"Eh kok sepi sekali?" Gumam Calyta bingung setelah meregangkan badannya yang kaku.

"Apa aku sedang ditinggalkan sendirian sekarang?" Terkanya sedikit bingung. "Sialan sekali pria itu! Ini tidak bisa dibiarkan!" Ujar Calyta sembari bersungut-sungut berjalan keluar kamar berusaha mencari Aldric.

"Aldric dimana kamu-"

"ASTAGA!" pekik Calyta kaget ketika melihat para pria yang dia duga prajurit Aldric tergeletak di lantai. Dengan takut-takut dan badan yang mulai gemetaran Calyta mendekat kearah salah satu prajurit yang tergeletak paling dekat dengan tempat berdirinya sekarang.

'Huft' "Syukurlah masih bernafas." Ujar Calyta setelah memeriksa denyut nadi dan hembusan nafas pria itu. Calyta juga memeriksa semua prajurit yang ada disana. Calyta merasa sangat lega melihat 10 prajurit masih hidup.

"Hey, bangun! Pak, bangun Pak!" Ujar Calyta sedikit teriak sembari mengguncang badan prajurit yang tak berdaya itu. Calyta bahkan berpindah kesana kemari menghampiri prajurit itu satu persatu untuk membangunkan mereka tapi hasilnya nihil, tidak ada yang terbangun.

"Aduh, mereka ini pingsan atau tidur sih?" Calyta mengucap sembari geleng-geleng kepala merasa lelah juga mondar-mandir tak jelas. Apalagi perutnya sudah demo minta diisi, tadinya istri Duke itu berharap mendapat suguhan hidangan lezat untuk sarapan tapi yang didapatnya adalah penampakan para pria yang tergeletak tak berdaya.

"Sebaiknya aku mencari bantuan." lanjutnya setelah beristirahat sebentar, wanita itu lalu berjalan ke arah pintu keluar penginapan.

Dengan santainya Calyta membuka pintu dan melihat sekitar kawasan tempatnya menginap yang terlihat asri. Calyta melanjutkan langkahnya berusaha mencari bantuan, mungkin saja ada orang yang lewat dan bisa membantunya.

Calyta menoleh kebelakang saat merasa ada yang mengawasinya, tiba-tiba dia merasa merinding. "Masa hantu muncul pagi-pagi sih?" gumamnya seraya memegang tengkuknya yang tiba-tiba terasa gatal. Calyta mengendikkan bahunya ngeri.

Tak mau ambil pusing, Calyta masa bodoh juga dengan hantu kurang kerjaan itu. Wanita itu meneruskan jalannya untuk mencari bantuan, tanpa sadar ada yang membekap mulutnya dengan kain dari belakang. Calyta meronta-meronta bahkan dia berhasil memberi tendangan pada 'masa depan' pria itu. Calyta masih berusaha lepas dengan berbagai cara dari bekapan pria asing yang saat ini tengah meringis itu, sayangnya tenaganya tak cukup kuat untuk melawan, beberapa saat kemudian Calyta sudah kehilangan kesadaran.

The Unmatched LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang