Chapter 12

8.3K 1K 63
                                        

Cerita ini hanyalah fiksi belaka

Cerita ini hanyalah fiksi belaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀🥀🥀

"Pak tua Garrisson apa anda yakin?" Tanya Louis cemas. Pak Tua yang merupakan ahli racun terkuat di Kerajaan Briniel itu baru saja mengatakan bahwa dalang pembuat racun 'Silent Flower' kemungkinan berasal dari Kerajaan mereka sendiri, yaitu Raja Iaros.

"Keyakinanku saat ini masih 50%." Terang pak tua Garisson dengan tenang sembari membenahi letak kacamata tuanya yang sempat miring. Saat ini pak tua Garisson, Alex dan Louis tengah berada di kediaman pak tua yang terpencil di dekat perbatasan ibukota.

"Apa yang mendasari anda untuk berpikir seperti itu?" Tanya Alex yang sejak tadi diam saja menyimak perkataan pak tua dan rekannya.

"Kita tunggu saja kedatangan Putra Mahkota, aku akan mengatakannya nanti." Ujar Pak Tua Garisson.

"Pak tua, tidak bisakah anda katakan langsung saja pada intinya?" Tanya Louis gelisah mengingat saat ini dia tidak mengetahui keadaan tuannya yang mereka tinggal tadi pagi. Louis lebih mencemaskan Duchess daripada Aldric karena tuannya itu pasti baik-baik saja.

"Tunggu sebentar-" belum sempat pak tua menyelesaikan perkataannya terdengar suara pintu didobrak dengan keras membuat pak tua Garisson memegang dadanya seketika.

'Brak' "Alex, Louis!"

"Putra Mahkota!" Seru Alex dan Louis serempak.

"Salam Yang Mulia!" pak tua Garisson mengucap salam sembari berjalan kearah Arthur dengan tatapan tajamnya membuat Arthur mengusap tengkuknya yang tiba-tiba terasa gatal karena merasa tak enak sudah mendobrak pintu rumah gurunya. Arthur lupa jika gurunya itu jantungnya lemah dan gampang terkejut.

"Kemari kamu!" Seru pak tua murka.

"Aduh. Ampun pak tua!" teriak Arthur sembari meringis kesakitan karena telinganya dijewer oleh pak tua Garisson.

"Bagaimana jika tadi aku terkena serangan jantung dan mati, Hah!" murka pak tua seraya mengencangkan jewerannya pada Putra Mahkota membuat Arthur hanya bisa meringis sakit seraya terus memohon ampun.

Sedangkan Alex dan Louis hanya saling tatap kemudian menggelengkan kepala mereka dan berjalan kearah sofa untuk duduk menyaksikan interaksi antara guru dan muridnya dengan tangan bertopang dagu karena hal seperti ini adalah hal lumrah bagi pasangan guru dan murid itu, paling hanya beberapa saat mereka akan akur kembali.

*********

Di tempat lain.

"Besok malam adalah bulan purnama. Kau tahu kan apa yang harus dilakukan?" Ujar seorang pria
berjubah hitam dengan bekas luka bakar di sebelah kiri matanya.

"Bayangkan Luke apa yang akan kita dapatkan jika rencana ini berhasil. Kau harus segera pergi ke sungai Auria. Ha...ha...ha" ucap pria itu.

"Kenapa kau hanya diam saja, Luke?" Tanya pria itu geram melihat bawahannya sedari tadi hanya diam tanpa menjawab pertanyaanya. Ada yang aneh, pikir pria berjubah itu sembari menatap ragu bawahannya itu.

The Unmatched LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang