11- Lonely

90 19 0
                                    


Double up :) 10 sama 11

Sinb menatap orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya, sudah lama ia tak pergi keluar dan ia tak ingat kapan terakhir kali ia pergi ke tempat ramai seperti ini. Sinb meremat kedua jemarinya yang saling tertaut, kedua telapak tangannya mulai berkeringat dingin dan ia mencoba tetap tenang meski pelipisnya nampak mengembun bahkan keringatnya hampir menetes.

Jungkook meraih lengan Sinb dan mencoba menenangkan gadis itu. Jungkook menyadari perempuan Hwang itu sedikit tersentak saat tangannya ia genggam.

"Kau tidak perlu takut, aku bersamamu di sini" Jungkook tersenyum tulus.

Genggaman hangat dari pria Jeon itu membuat Sinb merasa sedikit rileks. Perlahan ia mulai terbiasa dan tak secemas saat mereka baru sampai beberapa saat lalu.

"Ssaem"

Jungkook menoleh pada Sinb, dia di buat terdiam selama beberapa saat oleh sosok perempuan yang ada di sampingnya itu, kulit putih pucatnya terlihat jelas, Jungkook baru menyadari kulit Sinb seputih itu, mungkin itu karena Sinb jarang keluar rumah, kulitnya jarang terpapar langsung oleh sinar matahari. Dan entah sejak kapan Jungkook mulai suka memperhatikan sosok Sinb yang selalu nampak tenang itu meski sebenarnya perempuan itu selalu mencoba melawan rasa takutnya. Dia selalu mencoba bangkit dan Jungkook bisa merasakan hal-hal yang telah dia lewati selama ini.

Sinb tersenyum tipis merasakan angin yang menerpa pipinya dengan lembut hingga membuat anak rambutnya beterbangan, udaranya juga cukup hangat sehingga ia tidak kedinginan meski memakai sebuah dress tanpa lengan.

"Aku tidak tau harus mulai dari mana, sebenarnya aku punya rencana besar dan ingin menyingkirkan nyonya Lee Jihyun dari kehidupan ayah, aku tidak mengerti mengapa ayah menikahinya. Wanita itu jelas-jelas licik dan dia punya niat jahat saat mencoba mendekati ayah" Sinb termenung, tatapannya terlihat hampa saat ia menyendurkan punggungnya pada bangku taman.

"Ah~ kau pasti bingung dengan apa yang aku katakan tadi, jangan di dengarkan, lupakan saja, aku hanya ingin mengeluarkan isi pikiranku saja" gumam Sinb pelan.

"Tidak apa-apa, kau boleh meneruskannya kalau kau mau. Aku akan mendengar semua yang ingin kau katakan"

"Ada sedikit kejanggalan pada Ayah, wanita itu seperti mencegah ayah agar tidak bangun, aku pernah melihat salah satu perawat menyuntikan sesuatu pada ayah. Mereka selalu melarangku untuk mencari tahu lebih jauh tentang itu."
Sinb menggeleng lemah "Ah~lupakan saja, aku tidak ingin merusak suasana dengan menceritakan hal-hal menyedihkan di sini"

Jungkook mengulurkan tangan mengusap lembut puncak kepala Sinb, membuat perempuan Hwang itu mematung selama beberapa saat. Dan satu lagi, Sinb di buat membeku di tempat saat Jungkook tiba-tiba merengkuh tubuhnya, matanya membola. Sinb masih belum pulih dari rasa terkejutnya, ia memejamkan matanya sesaat perlahan sambil melingkarkan lengannya pada pinggang Jungkook.

"Aku akan menjadi kakakmu hari ini" bisik Jungkook. "Kau mengingatkanku pada adikku"

"Aku tidak mau kau menjadi kakakku, aku tidak akan pernah menerimanya seumur hidup walau hal itu sungguh terjadi" Sergah Sinb tak terima,

"Kau masih marah padaku?"

"Aku sudah bosan mendengar pertanyaan itu" Sinb mendengus sebal.

Jungkook terkekeh pelan sambil mengelus pelan punggung Sinb.

"Hentikan ssaem jangan membuatku berkhayal dan membuatku memikirkan sesuatu yang lebih dari ini"

"Pikiranmu liar juga ya, itu artinya kau sudah baikan karena sekarang sudah berani berbicara begitu padaku. Apa kau pernah berfantasi tentang tubuhku?"

[5]LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang