"Apa kau ingin ikut ujian masuk universitas?"
Sinb mematung seketika bukan karena terkejut namun pikirannya sudah lebih dulu di dominasi oleh rasa bingung. Sebetulnya ia tak pernah memikirkan sesuatu sampai sejauh itu.
Masuk ke universitas? Entahlah, hidupnya sudah cukup porak poranda sampai saat ini bahkan ia tak percaya hingga kini masih bertahan. Sinb sudah nyaris kehilangan harapan namun kali ini ia akan memulai kembali kehidupannya. Sinb akan menata semuanya dari awal, menjalani kehidupannya dengan baik dan akan mencoba mengenyahkan semua pikiran pesimis tentang masa depannya.
Mungkin masuk ke universitas adalah langkah pertama yang akan ia pilih, Sinb merasa dirinya memang tak pandai dalam perhitungan namun ia masih bisa memilih hal lain yang sesuai dengan keinginannya.
"Apa aku bisa masuk ke universitas dengan nilai-nilaiku yang sekarang?" Tanya Sinb sedikit takut. Pasalnya ia sendiri tahu nilainya masih belum cukup dan Sinb sedikit meringis memikirkan hal itu.
Jungkook mengambil ipad diatas meja kerjanya lalu membuka file yang berisi daftar nilai yang sudah Sinb peroleh selama ini.
"Kau bisa melakukannya jika kau berusaha. Kau masih punya waktu setengah tahun lagi dan kau bisa manfaatkan waktu itu untuk belajar lebih giat lagi. Aku percaya kau bisa melakukannya, nilai-nilaimu berkembang cukup pesat dan aku rasa kau harus mencoba mengikuti ujian itu."
Sinb mengembuskan nafas pelan, jika Jungkook sudah berkata seperti itu Sinb akan mencobanya. Untuk urusan lulus atau tidaknya itu bisa di pikirkan nanti, yang penting ia sudah mau berusaha.
"Kau tau sendiri, aku tidak terlalu pandai berhitung dan nilai bahasa asingku sangat kecil. Ahh...maksudku aku memang bisa menghitung dengan cepat tapi aku masih bingung mengerjakan soal yang menggunakan rumus yang kompleks."
"Kau bisa melakukannya, kita bisa belajar bersama untuk setengah tahun ke depan, kau tidak keberatan jika aku menambah sesi waktu belajar kita?"
Sinb tersentak kaget lalu menoleh pada Jungkook yang tengah menunggu jawaban darinya. Jika sesi belajarnya di tambah itu artinya Jungkook bisa tinggal disini lebih lama lagi dan Sinb bisa saja menghabiskan waktu seharian penuh bersama Jungkook.
Tanpa ragu Sinb mengangguk dengan semangat, kedua sudut bibirnya naik keatas membentuk sebuah lengkung senyuman yang membuat Jungkook mematung selama beberapa saat.
Jungkook berpikir sejenak merasa bingung karena ada sedikit lonjakan di hatinya lantas ia mengalihkan atensi dan kembali menatap layar ipad yang masih menyala.
"Kau sangat bersemangat rupanya" Tanpa sadar Jungkook ikut tersenyum melihat raut bahagia dari wajah Sinb.
"Tentu saja" Jawab Sinb antusias.
Tanpa Sinb sadari senyuman di wajah Jungkook terlihat semakin jelas bahkan tangannya refleks terulur mengusak rambut Sinb dengan lembut.
"Kau harus menjaga kesehatan, ya? Ayahmu pasti akan ikut bahagia jika tahu keputusan yang kau ambil sekarang"
Sinb mengangguk cepat. Sinb terdiam ia menutupi setengah wajahnya dengan buku catatannya saat sesuatu terlintas di benaknya.
"A— ssaem" Panggil Sinb dengan suara pelan nyaris berbisik namun suara pelannya masih sampai ke telinga Jungkook. Terbukti saat Jungkook mendongak dan membalas tatapan Sinb yang nampak ingin mengatakan sesuatu.
"Jika aku lulus nanti—" Di balik setengah wajahnya yang tertutup oleh buku, Sinb mengulum senyum dan ia bisa merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[5]Lonely
Fanfiction"Sepanjang hari hidup seperti zombi yang tak berjiwa" Aku rasa itu ungkapan yang tepat untuk menjelaskan bagaimana hidupku selama ini. Hidup sebagai seorang putri dari keluarga kelas atas tidaklah mudah bagiku, di saat semua kekayaan ayahku merengu...