16- Lonely

48 8 0
                                    




Sinb berangkat pagi-pagi sekali hari ini, dia lebih memilih naik bus dari pada harus di antar oleh sopir pribadinya yang tak lain adalah seseorang yang bekerja untuk Lee Jihyun-istri ayahnya yang kini sangat ingin mengakuisisi perusahaan yang telah kakeknya bangun dengan kerja keras.

Dia punya alasan mengapa lebih memilih berangkat sendiri, pagi ini Sinb ada urusan mendadak, ia hendak bertemu dengan seorang detektif yang sudah bekerja pada keluarganya selama beberapa tahun terakhir ini. Selagi menunggu di halte, Sinb menutup kedua telinganya dengan earphone sambil membaca peaan yang di kirim oleh detektif itu.

Terlihat sedikit kepulan asap saat ia mengembuskan napasnya pelan, cuaca hari ini memang cukup dingin namun hal itu sama sekali tak mengusiknya karena tubuhnya di bungkus mantel hangat lalu detik berikutnya Sinb mendongak menatap langit yang masih terlihat sedikit gelap namun perlahan terlihat semburat jingga di ufuk timur.

Sibuk dengan pikirannya sendiri, Sinb tak menyadari ada pesan masuk di ponselnya. Sepasang manik hazel itu masih betah menatap langit namun begitu ada panggilan masuk Sinb  terperanjat kaget, ia mengalihkan pandangan pada layar ponsel yang berkedip menampilkan nama sang penelpon.

Dengan senyuman lebar yang seketika terlihat di wajahnya, Sinb mengangkat panggilan tersebut tanpa ragu.

"Nee Jeon Jungkook- Ssi" Suaranya terdengar ceria kala terdengar suara seseorang memanggilnya di seberang telepon.

"Kau sudah bangun rupanya"

"Mmm... Entah kenapa aku merasa sangat gugup sekarang."

"Aku meneleponmu untuk berjaga-jaga agar kau tak terlambat bangun, jika terlambat bangun kau juga bisa terlambat datang ke sekolah"

Terdengar suara kekehan pelan di seberang sana, membuat jantung Sinb berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Aku tidak akan terlambat, jangan khawatir" Kata Sinb.

"Okay. Jangan lupa kau harus memberi kesan yang baik nanti di sekolah"

"Tentu saja, aku bukan seorang troublemaker lagi sekarang"

"Senang mendengarmu mengawali pagi dengan baik hari ini. Kau harus bersiap-siap aku akan menjemputmu dua jam lagi"

Sinb berjengit kaget, ia menatap layar ponselnya yang masih menyala namun bibirnya masih bungkam dan tak tahu harus bicara apa.

"Hwang Sinb? Kau masih disana? Kau belum menutup teleponmu kan?"

"Tu—tunggu, kau akan menjemputku?"

"Ya, khusus untuk hari ini kita akan berangkat bersama"

Sinb menggigit ujung jari telunjuknya nampak bingung mana yang harus ia pilih, apakah ia harus membatalkan janji pertemuan dengan sang detektif atau berangkat bersama Jungkook. Jika ia memilih pilihan kedua, maka ia tidak akan bisa bertemu dengan detektif itu lagi dalam waktu dekat selain hari ini.

Detektif itu tentu sibuk dengan pekerjaannya dan ia tak bisa memanggil detektif itu seenaknya saat detektif itu sedang bekerja.

Karena masih sibuk dengan pikirannya sendiri Sinb sampai tak menyadari Jungkook memanggilnya dari tadi.

"A—Itu....apakah kita bisa berangkat bersama di lain waktu?" Sinb bertanya dengan sedikit ragu.

"Di lain waktu?"

"Mmm...ya, aku ada urusan mendadak dan harus pergi ke suatu tempat sekarang" Awalnya Sinb tak berniat mengatakan hal ini namun pada akhirnya ia malah mengatakan yang sebenarnya pada Jungkook.

[5]LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang