"Tidak akan terjadi apapun, percayalah. Ini tempat yang menyenangkan" kata Jungkook sembari meraih tangan Sinb yang terasa dingin saat dia menyentuhnya.
"Kau tidak tahu, aku hampir mati di tempat ini. Aku sudah hampir berkali-kali di ambang kematian dan sampai sekarang hal itu masih membuatku takut." Sinb tersenyum kecut, matanya menatap orang-orang yang berlalu lalang di sekitar mereka. Tempat ini di penuhi dengan senyuman serta kebahagiaan orang-orang, tapi mengapa tidak ada hal seperti itu saat ia datang kemari beberapa tahun lalu.
"Aku yakin kau sudah mendengar sebagian cerita tentangku dari Tae oppa" Sinb berbalik menghadap Jungkook dan tatapan mereka bertemu saat Sinb mengangkat kepalanya."Ya dan dia menceritakan beberapa hal tentangmu"
"Itu bukan sesuatu yang menyenangkan" Sinb tersenyum kecut.
"Aku tau" Jungkook mengembuskan napas pelan "Kau sudah berusaha keras dan bertahan di situsi sulit. Kerja bagus"
Sinb menyandarkan kepalanya pada kursi mobil, menghela napas panjang sebelum akhirnya ia mulai menceritakan sedikit tentang pengalamannya di tempat itu.
Ibunya menyewa tempat ini semalam saat usianya empat belas tahun dan itu pertama kalinya mereka menghabiskan waktu menyenangkan bersama. Meski ada jeda sejenak, Sin tetap melanjutkan ceritanya, ia dan ibunya berpapasan dengan salah satu pria yang menjadi pegawai di sana. Sinb terus melanjutkan ceritanya sampai ibunya tiba-tiba terjatuh dengan tiga luka tembak di tubuhnya bahkan beberapa asisten ibunya pun terjatuh, sama sekali tidak ada tanda-tanda pergerakan pada tubuh mereka.Jungkook menoleh pada Sinb saat gadis itu mengembuskan napasnya berat.
"Aku hanya pergi sebentar tapi saat kembali, mereka semua sudah mati. Aku hanya ingin membelikan minuman untuk Mommy, karena sebelumnya mommy bilang merasa haus dan menyuruhku membelikan minum. Mommy pasti sudah tau hal itu akan terjadi dan sengaja menyuruhku pergi dengan alasan membeli minuman"
Sinb memejamkan matanya selama beberapa saat, alih-alih menangis, perempuan Hwang ini hanya menatap lurus ke depan sesaat setelah matanya kembali terbuka.
🍁🍁🍁
"Masuklah, kau pasti lelah" Jungkook mengantar Eunbi sampai depan gerbang rumahnya, perempuan Hwang itu hanya diam saat Jungkook mengusak puncak kepalanya pelan.
"Aku tau itu sulit, tapi kau harus menghadapi kesedihan itu agar kau mampu melewati masa-masa sulit itu. Kau bisa menghubungiku saat kau membutuhkan seseorang yang mau mendengarkan ceritamu."
Sinb hanya mengangguk singkat. Ucapan Jungkook tadi mampu membuat hatinya menghangat selama beberapa saat.
"Atau..." Jungkook mengulum senyum membuat Sinb penasaran namun detik berikutnya Jungkook malah menggeleng pelan "Ahh...lupakan saja" Jungkook terkekeh pelan sambil mengenyahkan sesuatu yang terlintas di pikiran beberapa saat lalu.
"Aku ingin kau" Sinb terdiam selama beberapa saat, apakah yang Jungkook pikirkan sama seperti apa yang ada di pikirannya saat ini? Atau malah sebaiknya?
"Ya?" Sahut Jungkook cepat mengabaikan fakta tentang Sinb yang belum selesai dengan ucapannya.
"Menemaniku" Sinb mengulum bibirnya sejenak.
"Tentu"
Jungkook nampak penasaran dan mulai bertanya-tanya dalam hati, apakah ada tempat yang ingin Sinb kunjungi? Tempat apapun itu ia bisa menemani Sinb pergi kesana, ia akan meluangkan waktu setidaknya sehari setiap minggu karena jadwal mengajarnya memang tidak terlalu padat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[5]Lonely
Fanfic"Sepanjang hari hidup seperti zombi yang tak berjiwa" Aku rasa itu ungkapan yang tepat untuk menjelaskan bagaimana hidupku selama ini. Hidup sebagai seorang putri dari keluarga kelas atas tidaklah mudah bagiku, di saat semua kekayaan ayahku merengu...