Sore ini setelah pelatihan selesai, Miranda minta diantarkan ke cafe Mark untuk bertemu dengan Clara. Ada hal yang ingin dia bicarakan dan Rick tidak boleh ikut.Rick menghentikan mobilnya di depan cafe Mark dan Miranda sudah bersiap untuk keluar dari mobil.
"Apa nanti mau kujemput?" tanya Rick dengan tatapan lurus ke depan.
Jantung mereka berdegup kencang. Miranda sebenarnya ingin dijemput tapi tak ingin merepotkan Rick. Sedangkan Rick takut salah dalam bertindak terhadap Miranda.
"Hem.. tidak usah. Sepertinya aku akan pulang malam," jawab Miranda pada akhirnya.
Miranda keluar dari mobil dan Rick pun menjalankan mobil itu. Refleks dia melambaikan tangannya pada mobil yang menjauh. Dia pun masuk ke dalam cafe.
"Hai, Miranda!" sapa Mark.
"Hai, Mark!" balas Miranda menghampiri Mark.
"Miranda, aku baru tahu soal berita Jeff. Aku tak menyangka kalau dia ternyata seorang kriminal. Yah, meski wajahnya memang agak sedikit kriminal," kata Mark.
Miranda terkekeh. "Haha.. aku pun tidak menyangka telah berpacaran dua tahun bersama seorang kriminal!"
Seseorang masuk ke dalam cafe karena bel di pintu itu berbunyi. Mereka berdua menoleh dan Clara masuk.
"Hai!" sapa Clara lalu memeluk Miranda. "Oh Miranda! Kenapa kau tidak bicara soal penyerangan itu padaku? Aku baru tahu karena beritanya baru muncul setelah persidangan Jeff!"
"Yah.. Rick tidak ingin banyak media datang. Jadi, kami tetap keep silent sampai semuanya selesai," balas Miranda.
"Ayo kita duduk!" kata Clara lalu memilih meja di pojok, meja favoritnya.
"Mark, buatkan aku pie seperti biasa!" kata Miranda sambil berlalu mengikuti Clara.
Mereka berdua duduk dan Clara mulai memandangi Miranda dengan lekat.
"What?" tanya Miranda yang mendapat tatapan aneh itu.
"Tell me everything!" kata Clara dengan tatapan yang serius.
Clara memang sangat peka terhadap Miranda. Tahu saja dia ada sesuatu yang akan diceritakan oleh sahabatnya itu.
Miranda menghela nafas panjang, sadar jika tak akan ada yang dapat disembunyikan dari Clara seorang jurnalis kepo seantero Kanada. Seharusnya dia jadi jurnalis gosip, bukan jurnalis olahraga.
"Apa aku salah jika mencintai seseorang yang usianya jauh lebih tua dariku?" tanya Miranda akhirnya.
Clara menganga. "Ah... sudah kuduga!"
"Ya, dugaanmu selalu benar! Seharusnya kamu jadi peramal bukan jurnalis!" kata Miranda kecut.
"Well, selisih umur kalian sekitar duapuluh tahunan. But, who cares? Love is love!" kata Clara dengan penuh semangat. "Selain itu, Rick tipe pria setia, bertanggung jawab dan mature. Sexy, free and single!"
Kini giliran Miranda yang menganga melihat Clara yang bergairah menerangkan sosok Rick di matanya. "Ahh.. hahaha"
Mark datang dengan seloyang pie daging membuat percakapan mereka terhenti sementara.
"Selamat menikmati," Mark pun berlalu.
Miranda mengambil pie daging itu ke piring Clara dan piringnya. "Apa aku tidak akan dianggap memiliki Cinderella Complex or Daddy Issues?"
"Cinderella Complex?" Clara melahap pienya.
"Itu istilah psikologi. Seorang wanita yang menyukai laki-laki yang usianya sangat jauh di atasnya," jelas Miranda.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sexy Old Man
Short StoryMiranda adalah seorang jurnalis wanita berusia 29 tahun di sebuah majalah sport di Toronto, Kanada. Impian sebagai seorang penulis buku dia hentikan setelah bertemu Jeff, kekasihnya. Selama dua tahun mereka tinggal bersama, Jeff dengan teganya berse...