Rick berada di taman yang sangat indah. Pepohonan begitu rindang dan bunga-bunga bermekaran. Dia merasakan kedamaian di taman itu. Anak-anak kecil pun berlarian dengan gembira.
"Rick," suara halus seorang wanita membuat Rick berbalik. Suara itu, suara yang sangat amat dia rindukan.
"Rachel?" ucap Rick sambil memperhatikan seorang wanita cantik bergaun putih mendekatinya. Sosok itu adalah Rachel duapuluh tahun lalu, muda dan berambut hitam panjang bergelombang dengan gaun pengantinnya dulu saat mereka mengucap janji.
"Rick,"
Rachel mendekat dan Rick memeluk tubuh isterinya dan menangis karena rindu. "Akhirnya kau datang. Aku sangat merindukanmu!"
"Rick, aku tidak akan ke mana-mana. Aku akan selalu ada di hatimu," balas Rachel lalu melepaskan pelukan Rick.
Mereka saling beradu pandang. "Rick, aku ingin kau hidup bahagia. Kau pantas mendapatkannya," ucap Rachel. "Hiduplah bahagia dengan seseorang yang akan menemanimu selamanya," lanjutnya.
Rick menunduk. Lalu Rachel memegang pipi Rick dengan lembut dan perlahan Rachel menghilang.
***'DZIG!'
Tubuh Rick terpental setelah alat pacu jantung ditempelkan di dadanya.
"Detak jantungnya kembali!" teriak Dokter.
"Cepat persiapkan prosedur operasi!"
"Baik dok!" balas para perawat.
Operasi dimulai terlihat dari lampu berwarna merah yang menyala di ruangan tempat dimana Rick berada. Tepat setelah Rick tak sadarkan diri, Miranda langsung menelepon telepon darurat dan tak sampai sepuluh menit mobil polisi dan ambulance datang.
Miranda duduk dengan gelisah. Air matanya masih mengalir dan tangannya yang berlumuran darah Rick sudah mulai mengering.
"Miranda!" teriak Nat yang berlari menghampirinya.
Miranda berdiri dan berhamburan memeluk Nat. "Nat! Rick!" tangisannya semakin menjadi
Nat mengusap punggung Miranda. "Tenanglah, dia pasti selamat!"
Nat membawa Miranda duduk kembali sambil terus mengusap punggungnya.
"Pencuri itu masuk dan... aku dan Rick keluar dari kamar. Rick menyerang mereka tapi akhirnya pencuri itu.. dan Rick..." Miranda terbata-bata menjelaskan dengan keadaannya yang masih shock.
"Sudahlah. Tenangkan dirimu dulu. Polisi sudah memeriksa CCTV di rumah Rick. Mereka akan segera menemukan para pelakunya," kata Nat.
Satu jam kemudian operasi selesai dan Rick sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Untungnya luka tusuknya tidak sampai ke organ dalamnya. Hanya saja Rick sudah mengeluarkan banyak darah, itu yang membuat kondisinya sempat kritis.
Nat dan Miranda sudah ada di ruangan dengan Rick yang terbaring dan selang di sana-sini.
"Miranda, bersihkan dirimu dulu. Aku membawakanmu baju," Nat menyodorkan tas karton yang di bawanya dari mobil.
Miranda menuruti apa kata Nat. Dia masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri dari darah Rick yang mengering. Hari ini sungguh melelahkan baginya. Satu hal yang dia sadari, dia tidak ingin kehilangan Rick.
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, Miranda membalut lehernya dengan perban dan keluar dari kamar mandi. Hari sudah pagi dan matahari sudah bersinar terang. Miranda duduk di kursi di samping Rick terbaring.
Nat berdiri. "Aku harus pergi ke stadion untuk mengabarkan ini pada para atlet. Hari ini mereka tetap harus latihan,"
"Baiklah. Aku akan di sini," kata Miranda.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sexy Old Man
Historia CortaMiranda adalah seorang jurnalis wanita berusia 29 tahun di sebuah majalah sport di Toronto, Kanada. Impian sebagai seorang penulis buku dia hentikan setelah bertemu Jeff, kekasihnya. Selama dua tahun mereka tinggal bersama, Jeff dengan teganya berse...