Hari ini adalah hari pertandingan. Miranda ikut membantu Nat mempersiapkan pemain dan pelatih. Nat meminta Miranda membantu Rick bersiap.
Miranda membuatkan minuman energi untuk Rick. "Ini,"
Rick mengambil gelas itu tanpa menatap Miranda, lalu meminumnya sampai habis. Setelah itu memberikan kembali gelasnya pada Miranda tanpa menatapnya. Kini giliran wanita itu yang merasa kesal. Tapi dia tidak tahu harus bagaimana.
Setelah membantu Rick memakaikan jaket pelatih, Rick siap untuk keluar ruangan. Miranda memegang lengan Rick dan menghentikannya. Rick terdiam lalu berbalik padanya.
"Aku tidak tahu kenapa kau berbeda semenjak kita sampai di Amerika. Tapi, aku tetap mendukungmu. Kau pasti menang hari ini," kata Miranda lalu mendekat pada Rick. Dia jinjit dan mencium pipi Rick.
Kecupan singkat itu entah kenapa membuat suasana hati Rick menjadi lebih baik. Senyuman yang sempat menghilang itu kini kembali ke tempatnya. Mereka berdua keluar dari ruangan lalu menemui para pemain dan crew.
Rick memberikan pengarahan terakhir kepada para pemain. Lima menit berselang, salah satu panitia penyelenggara datang menghampiri Nat.
"Baiklah, sudah waktunya!" kata Nat.
"Oke," balas Rick.
Para pemain, pelatih, crew dan Miranda pun berkumpul membuat lingkaran besar lalu saling menumpukkan tangannya dan bersorak semangat. Setelah itu, mereka siap keluar dari ruang ganti menuju lapangan.
Stadion sangat ramai penonton. Kursi penonton penuh sesak diisi pendukung masing-masing tim. Di pinggir lapangan berjejer para jurnalis dari berbagai media olahraga. Miranda duduk bersama Nat dan crew lainnya di belakang kursi cadangan.
Setelah diawali dengan pemutaran lagu nasional masing-masing negara, pertandingan final pun dimulai. Pada empat puluh menit pertama kedua tim memperoleh angka yang sama.
Pada waktu istirahat, Rick memberi pengarahan lagi pada para pemain. Setelah sepuluh menit berlalu, pertandingan babak terakhir pun dimulai. Babak kedua ini tampak lebih sengit.Salah satu pemain Amerika berlari mengincar Thony yang menguasai bola.
BRUK
Thony tersungkur, bola terlempar dan jatuh ke tangan tim Amerika. Saat Thony hendak bangkit, kakinya terasa sakit sekali digerakan. Wasit menghentikan pertandingan sementara dan Thony dibawa tim medis karena kakinya cedera cukup parah. Rick mengganti Thony dengan pemain cadangan.
Semua penonton pendukung tim Kanada kecewa karena Thony adalah pemain terbaik. Selanjutnya keadaan menjadi tegang. Benar saja tim Kanada tanpa Thony seperti lumpuh.
Rick mulai tidak tenang. Thony terlihat kesakitan saat dia mendapatkan pijatan dari tim medis. Miranda duduk tegang, kemudian mengepalkan kedua tangannya dan mulai berdoa."Tuhan.. izinkanlah Rick mencapai keinginannya," doa Miranda dengan mata terpejam.
GOOOLLL
PRIIITTT
Peluit tanda pertandingan berakhir berbunyi. Miranda masih menutup matanya dan tidak tahu siapa yang menang. Amerika atau Kanada. Nat memeluk Miranda hingga membuatnya membuka mata.
"Kita menang!" seru Nat.
Miranda pun mulai menyadari bahwa Tuhan mengabulkan doanya. Semua pemain di lapangan saling berpelukan bahagia. Penonton pendukung tim Kanada saling meneriakkan yel-yelnya dengan penuh kebahagiaan.
Rick menunduk dan menghela nafas panjang. Akhirnya dia berhasil. Dari kejauhan terlihat sosok Miranda berlari padanya. Rick berbalik dan menatap Miranda yang semakin mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sexy Old Man
Short StoryMiranda adalah seorang jurnalis wanita berusia 29 tahun di sebuah majalah sport di Toronto, Kanada. Impian sebagai seorang penulis buku dia hentikan setelah bertemu Jeff, kekasihnya. Selama dua tahun mereka tinggal bersama, Jeff dengan teganya berse...