chapter 0

1.3K 73 1
                                    

Malam yang dingin

***

" Huoamm.. udah badan pegel-pegel, pulangnya malem lagi, Nasib gw gini amat dah" Keluh kesah batin seorang gadis yang berjalan menyusuri jalan setapak menuju rumah sewanya.

"Anna! Utang Lo bayar udah jatoh tempo" Ucap seorang laki-laki berbadan besar dan bertato di lengannya serta dua orang yang persis seperti preman yg sudah dilatih berdiri dibelakangnya dan tepat berada di depan rumah anna

"Waduh sial!! Lupa gw hari ini tuh rentenir bakal nagih utang, mana gw belum gajian lagi"

Anna Eleanor Gadis berusia 24 tahun yang kini bekerja di minimarket untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kalian mungkin berpikir nasibnya sial, tapi tidak! Kata sial tak bisa mendeskripsikan hidupnya yang sudah acak-acakan bahkan ia harus ngutang di rentenir untuk hidup.

Anna hidup sendiri di rumah sewa yang hanya memiliki 3 ruangan itu pun hanya ruang kamar tidur, kamar mandi, dan ruang untuk dapur. Jika kalian bertanya apa ia tak mempunyai orang tua? Jawabannya ia, ibunya satu satunya telah meninggal saat ia kelas XI SMA

"woy tor, emang harus nyeritain nya kayak gw melarat banget gitu😑"

Khemm.. khemm..🙄

Anna Eleanor saat SMA merupakan siswa pintar namun nakal dan suka mengganggu siswi bernama Mita Roosevelt bersama temannya Marsya Elvira b karena ia disukai oleh cowok yang Anna suka yaitu Nito Vista Adiwiyata. Masa2 SMA ia habiskan hanya untuk mengejar cowok yang dia cinta namun naas cintanya bertepuk sebelah tangan, setelah lulus SMA baru ia menyadari tindakannya begitu merugikan hidupnya.

"hai bang Harto, emm uangnya belum ada. Be-besok aku gajian kok, aku bayar besok yah?🙏 Ucapnya menyatukan telapak tangan

"lo tuh ya setiap ditagih alesan Lo gitu aja, pokoknya gw gak mau tau besok gw kesini jam segini Lo harus bayar lunas!!" ancam bang Harto dengan garang lalu pergi meninggalkan Anna

"Besok alesannya apa lagi yah" ucapnya kecil sambil ngacak ngacak rambut pendeknya

Kreeaak...

Anna memasuki kamarnya dan membaringkan badan lelahnya di kasur sambil menyalakan layar hp nya dan menampilkan wanita paruh baya berusia 40 tahunan

"Bu, kalo dulu aja aku dengerin kata ibu kayaknya sekarang aku bakal hidup enak kali yah buk? Haha... hah.." ucapnya sambil menatap foto di layar hp.

Matanya kini mulai sayup sayup menutup hingga tak sadar bahwa dirinya sudah tertidur pulas

***

Kuk ku ruyuuu...

Suara ayam yang nyaring memasuki telinga Anna yang menandakan pagi hari. Anna perlahan membuka mata dan langsung mengecek jam di hp

"Huh udah jam 8 pagi? Huaaahhh males banget kalo udah pagi, knp sih malem harus cepet banget waktunya" ungkap batinnya seraya bangun dari kasur yang empuk tiada tara

Kini setelah 1 jam di kamar mandi dan 30 menit memilah dan memakai outfit nya hari ini yang begitu rapi ia mulai berjalan melangkah pergi dan tak lama perjalanan sekarang ia sampai di tempat tujuannya

Ratusan nisan dari batu yang cukup besar berjejer di belakang dan samping Anna. Ya, ia pergi untuk menziarahi makam ibu tercitanya yakni alm. Sofya Eleanor

Mengunjungi ibunya sudah menjadi rutinitasnya di pagi hari sebelum ia berangkat untuk bekerja

***

Waktu tak terasa berjalan, kini Anna pulang dari tempat kerjanya tepat jam 10 malam. Anna memang pulang malam karna ia memiliki 2 pekerjaan, jam 10 sampai 4 sore di minimarket dan dari jam 4 sampai jam 10 ia bekerja paruh waktu di sebuah cafe.

"Gimana? Udah dapet duitnya belum?" hadang pak Harto di tengah perjalanan Anna

"Aduh ni rentenir malah nunggu di pertengahan jalan lagi, gw kira bakal nungguin di rumah" pikir Anna

"udah kok bang, ee tapi bang setengahnya dulu nggak papa kan bang?" ucap Anna memasang muka memelas

"huh setengah!! Lo udah ngutang berapa tahun gw tanya? Udah Lo ngutang nggak dibayar bayar dan sekarang bilangnya setengah dulu, heh utang Lo udah 10 JT masih berani lagi bilang setengah. Nggak bisa!!" tegas bang Harto

"Yahh bang saya nggak punya duit" ucap Anna yang kini was was melihat sekitar dan memasang ancang ancang untuk kabur.

Wwouusss... Anna berlari kabur dari bang Harto, ia berlari sekencang-kencangnya menyebrangi jalan.
"Wooyyy!!" Teriak bang Harto sambil berlari mengejar Anna

Gdebrak duoar...
mobil melaju dari arah barat dan menabrak anna yang berlari menyebrang jalan.
Bang Harto yang terkejut dan takut harus berurusan dengan polisi pergi kabur begitu saja saat melihat Anna tertabrak begitu pula dengan pengendara mabuk yang menabraknya. Kini hanya tersisa Anna yang terbaring di tengah jalan

"ah dingin, ibu Anna kedinginan badan Anna mati rasa" ucapnya yang kini sudah berlumuran darah "ibu mata Anna terasa berat kepala Anna sakit" ucap Anna mengingat ibunya yg sudah meninggal.
kini matanya yang sudah berat mulai menutup dan menampakkan kegelapan yang luasnya tak terukur.

***

The past Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang