Part 18 (1/3)

167 2 0
                                    

"Maaf pak, ini perpus" raut mukanya masam.

Gue memalingkan wajah kesal
"Soalnya sudah kamu kerja?"

"Masih setengah pak" dia nunduk.

"Oh, nanti Kalo pulang kamu bareng saya" kata gue lalu pergi. Tapi tangan gue ditarik sama dia.

"Soal yang tadi saya minta maaf pak."

"Jangan ulangi lagi." gue udah liat raut lega dari mukanya. Kasian juga.

Jam terakhir udah selesai waktunya gue pulang, tapi Vanilla batang idungnya belom nongol? Gue telpon dia.

Tringg..

'Za. Pulang, kamu dimana?'

'kantin, laper'

'saya mau bicara, cepat makan.'

'jan gitu dong pak, saya lagi makan gak bisa buru buru. Gimana nanti kalo saya ke selek terus meninggal, bapak mau jadi duda muda?'

Belum juga punya anak, udah jadi duda. Amit amit dah. Ngomong sama dia gak ada abisnya.

'saya susul, tunggu di situ jangan kemana-mana'

Tutt..

Gue udah sampai di kantin, tapi kok gw gak liat dia sih.

'Kamu dimana? Ini saya lagi di kantin.'

'Baju item, paling pojok kiri deket jendela, pake topi ijo.'

Gue samperin, pantesan aja gk Nemu, orang bajunya ama tembok couple an.

"Makannya udah kan?"

"Belum pak."

"Saya mau bicara."

"Ya sok, Tuh dari tadi bapak bicara." bener juga sih.

"Saya serius" dia udah natep gue serius.

"Di mobil."

Vote dan komen ya!
Terimakasih..

Menikahi Dosen? [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang