Dengan cepat Saka membereskan jejak. Membuangnya ke pojokan dan meratakannya dengan pasir. Selesainya ia segera bersembunyi bersama Asa tepat sebelum orang-orang itu datang.
"Kamu ini hampir saja," ucap Asa saat Saka tiba.
"Sudah, kita diam saja di sini sampai situasinya benar-benar pas untuk kabur."
"Kabur? Kenapa?" Asa bertanya ingin tahu.
"Kita tak bisa mengalahkan mereka. Jumlah mereka bukan sedikit. Mereka rombongan," bisik Saka.
"Sst! Mereka datang!" Saka menahan mulut Asa dengan tangannya lebih tepatnya membungkam.
***
Suara derap langkah sekumpulan orang terdengar ramai diantara gemericik hujan badai. Langkah mereka berat dan kasar menggosok tanah. Kebanyakan dari mereka membawa kuda dan lainnya berjalan kaki sambil membawa barang.
Langkah mereka tiba-tiba terhenti di depan sebuah goa. Pakaian serba hitam yang mereka pakai dengan tudung yang menutup wajah mereka terkesan menyamarkan dan terlihat misterius sekaligus berbahaya.Apalagi dengan kondisi basah kuyup.
Dua pasang mata terus mengintai mereka dalam kegelapan. Salah satunya berbisik.
"Para penyamun."
"Kamu kenal mereka?" Sepasang mata lain bertanya yang dijawab gerakan tangan menyuruhnya diam.
"Ketua Fox, sebaiknya kita menetap sementara di goa ini sambil menunggu mangsa kita," ujar salah satu dari mereka pada pemimpinnya.
"Kamu benar. Ini tempat yang cukup bagus."
"Bawa barang bawaan ke dalam dan nyalakan obor. Pasang ke sekeliling goa," titah pemimpin mereka tak terbantahkan.
Kini Dua pasang mata itu memucat. Keduanya tegang, takut ketahuan.
"Bagaimana ini?"
"Tetap ditempat dan jangan bersuara."
Saat bawahan mereka menyalakan obor dan memasanganya ke sekeliling Goa. Bawahan mereka melewatkan batu besar yang ada di pojok goa seolah tempat itu tak butuh penerangan lagi. Hal itu membuat helaan napas keluar dari bibir dua penghuni di sebaliknya. Begitu mereka pergi dua penghuni itu kembali mengintai, terlihat rombongan-rombongan itu membongkar muatan mereka dan menaruhnya di dalam Goa. Jumlah mereka tak sedikit. Kurang lebih 20 orang.
"Panglima, semua barang sudah selesai." Orang yang di panggil mengangguk takjim. "Kerja bagus. Sekarang ketempat masing-masing. Ingat cari mangsa yang teliti."
"Baik, panglima." Setelahnya mereka semua pergi entah ke mana.
Sekarang tersisa tiga orang di dalam goa. Satu orang memakai topeng dan berdiri tegak adalah pemimpinnya lalu dua lainnya tertutup tudung hitam adalah bawahannya. Tudung mereka membuat wajah keduanya tak terlihat jelas.
"Ketua Fox, saya menghadap untuk melapor. Hasil rampasan kita yang terakhir tak sebanyak bulan lalu. Mengingat mangsa-mangsa kita sudah mengetahui pos-pos kita,"
"Selain itu, kita telah kehilangan 5 budak akibat pertarungan dengan klan musuh terakhir kali. Mereka kabur diam-diam saat kita sibuk dengan pertarungan. Mengingat musuh hampir menghancurkan pos kita sebelumnya," tambahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Silver Apple
FantasiHai! Aku Asa dan ini adalah kisahku, banyak hal yang harus aku lalui demi buah penyembuh yang sangat legendaris dan hampir semua orang mengatakan itu adalah mitos. Tapi aku percaya buah penyembuh itu Ada. Demi kesembuhan ayahku aku rela melakukan ap...