Part 25 : Pohon Apel Perak

4 1 0
                                    

Tak terasa perjalanan jauh mereka akhirnya terbayarkan. Kini keduanya sudah mencapai puncak pegunungan utara, Asa dan Saka tengah duduk di atas tumpukan salju. Akan tetapi, wajah mereka tak terlihat sedikitpun rasa letih. Melihat pemandangan indah dan menakjubkan dari puncak pegunungan ini. Banyak hamparan bukit yang tertutup salju putih dan sinar senja yang orange membuat bukit-bukit itu tampak berwarna.

Matahari yang akan terbenam seakan tersenyum pada mereka berdua. Sinar jingganya tak luput dari mata Asa yang memandang takjub. Ia merasa saat dekat melihat pemandangan semua ini seolah-olah ia bisa menyentuhnya.

"Ini minumlah." Saka tiba-tiba menyodorkan sebotol air minum yang dipunyanya.

"Terima kasih," sahut Asa sambil menerima botol air itu dengan senang hati kemudian mengembalikannya.

Gadis berkucir kuda itu bangun dan mengitari sekeliling bukit sambil berdecak kagum memandang dunia yang ternyata seluas dan seindah ini. Sambil mencari letak di mana pohon apel perak itu berada, Asa terus mencari tanpa henti. Sementara, Saka sedang duduk santai menikmati pemandangan ini semua.

"Di mana pohon itu?" tanya Asa sambil duduk di samping Saka yang menikmati pemandangan di depannya.

Saka berpaling dan memandangi wajah Asa yang terkena sinar jingga, Sangat cantik. "Kita akan menemukannya, bersabarlah ..."

"Bersabar lagi?" Asa memandang tak percaya. "Waktu kita tidak banyak. Ayahku membutuhnya segera, Saka!"

"Iya, aku tahu itu, Sa ..." sambil terkekeh.

"Asal kau tahu pohon itu hanya ada di malam hari dan hanya satu orang yang bisa menunjukkannya."

"Ma-maksudmu?" Saka menatap Asa tepat di manik matanya. "Turuti apa kataku nanti."

***

Malam telah tiba, angin di puncak pegunungan ini sangat kencang salju yang turun pun semakin lama semakin lebat saja dan menghalangi penglihatan mata. Jauh di bawah sana ada seseorang yang berjalan bungkuk tubuhnya tertutup dengan selimut tebal. Sehingga sulit untuk menebak wajah dan rupanya. Seseorang itu ingin mencapai puncak dari pegunungan ini. Padahal malam ini tengah ada badai salju. Seseorang itu berjalan dengan tergesa-gesa, seolah-olah ada yang mengejarnya. Akan tetapi tak ada siapapun di belakangnya. Ada hal penting yang dirahasiakan di puncak pegunungan ini, yang tidak boleh satu pun orang mengetahuinya.

Berbekal senter di tangannya, seseorang itu terus menyorotkan alat itu untuk membantu penglihatannya di tengah badai. Sebelum mencapai puncak seseorang itu tak langsung berjalan melainkan ia berbalik mengecek memandangi kegelapan di sekelilingnya. Ia tidak takut akan hewan buas, tetapi ia lebih takut seseorang akan mengetahui apa yang di sembunyikannya. Setelah memastikan tidak ada orang yang mengikutinya, seseorang itu melanjutkan kembali jalannya hingga ke puncak.

Tibalah ia di puncak pegunungan utara, ia berjalan mengitari puncak itu seperti mencari-cari sesuatu hingga pada satu titik tertentu ia berhenti. Seseorang itu berjongkok dan menyapu salju-salju tebal di bawahnya hingga membentuk sebuah lubang yang cukup dalam. Tanpa diduga seseorang itu tidak menyadari kalau gerak-geriknya tengah di awasi. Asa dan Sakalah yang mengawasi sejak kedatangannya kemari. Hingga seseorang itu melepas selimut tebalnya. Terlihat Seorang pemuda dengan pakaian kumal. Asa yang melihat itu langsung terbelalak, ia mengenali pemuda kumal itu. Saat hendak keluar dari persembunyiannya, Saka mencegatnya.

"Tidak sekarang," katanya.

Pemuda itu terlihat cemas ketika memeriksa benda yang disembunyikannya. Setelah benda yang dicarinya ditemukan dan masih di tempatnya, pemuda itu kembali menguburnya. Tak lupa ia menyiramkan cairan berwarna biru dari balik bajunya. Detik berikutnya terjadi sangat cepat, tiba-tiba salju putih yang menutupi puncak ini bersinar sangat terang, tanpa ada yang menyadari pohon apel yang matang berdiri kokoh di tengah puncak pegunungan itu. Pohon apel itu berwarna keperakan dan bersinar terang karena terkena sinar rembulan di atasnya. Buah apel-apel yang besar dan masak pun berwarna keperakan. Ini adalah pemandangan yang menakjubkan bagi siapa saja yang melihatnya.

The Silver AppleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang