Pakaian hitam menjadi nuansa untuk menghadiri pemakaman Hinata dan Himawari. Baik keluarga maupun sahabat Naruto dan Hinata yang sudah berteman sejak lama mendatangi acara pemakaman dengan rasa tak percaya.
Termasuk wanita berambut merah muda--Sakura. Wanita itulah yang mendekatkan hubungan Naruto dan Hinata sebelum keduanya menikah. Ia yang paling tahu sebesar apa rasa sayang yang dimiliki keduanya satu sama lain. Sakura juga memahami cobaan yang dialami keduanya di awal pernikahan karena sulit memiliki anak.
Namun, ketika semua hal terasa mulai membaik dan sempurna. Justru kebahagiaan itu hancur lebur dalam satu malam. Seakan-akan semua perjuangan Naruto yang dibangun bersama istrinya tak memiliki basis kokoh untuk menghadapi guncangan.
Wanita itu masih mengingat bagaimana antusiasnya Naruto sebelum berangkat tamasya. Dia sampai berjanji akan membelikan souvenir untuk Sarada. Tetapi lihat sekarang, hanya mata merah dan wajah sendu yang tercermin di wajah pria berambut pirang itu.
Sakura mengajak Sasuke dan anak gadisnya untuk berjalan mendekati Naruto yang sedang digenggam Boruto. "Naruto, aku turut berduka cita untukmu. Kau tidak sendiri, kita akan menghadapinya bersama." Ujarnya menenangkan.
"Aku sangat menyayanginya, Sakura. Kenapa Tuhan memberikanku cobaan seperti ini?" Suaranya serak karena menangis. Tenaganya seperti sudah tak ada sedikitpun dalam tubuhnya.
Sasuke memegang kedua bahu Naruto, tangannya mengangkat wajah Naruto untuk menghadapnya. "Kau bisa, Naruto! Dahulu kau yang menyelamatkan aku, sekarang aku yang akan menyelamatkanmu."
Boruto menarik tubuh ayahnya mundur sampai tangan Sasuke terlepas. "Terimakasih, Sakura-san. Aku juga akan selalu bersama ayahku. Aku sendiri sudah cukup untuk menjaganya, tak perlu repot-repot." Ucapnya menatap lurus manik Sasuke dingin.
Sasuke menatap pandangan Boruto heran. Anak itu tak menampilkan sedikitpun wajah sedih, mata sembab atau tanda-tanda kehilangan. Sedari tadi, ia hanya terlihat menatap wajah Naruto dan menggenggam tangannya.
Sakura mengelus kepala Boruto. "Tidak apa, Boruto. Ayahmu itu selalu menolong banyak orang, termasuk keluarga kami. Kami tidak merasa direpotkan sedikitpun kalau menyangkut Naruto. Ia sudah kuanggap keluargaku sendiri."
Sakura tersenyum ramah yang dibalas anggukan sopan Boruto. Tapi sebenarnya, justru keluarga Uchiha adalah kumpulan orang yang Boruto benci setengah mati.
Sakura yang tetap dekat dengan Naruto dan berteman baik dengan Hinata, Sarada yang menyukai sifat Naruto dan selalu berkata ingin memiliki ayah seperti dirinya, dan terutama Uchiha Sasuke.
Boruto bisa merasakan perasaan berbeda yang pria itu miliki untuk ayahnya. Pandangannya dan sifat yang ia tunjukkan jauh melebihi batas seorang sahabat.
Keluarga Nara ikut menghapiri kerumunan dimana Naruto berada. Shikamaru yang merupakan sahabat dekat Naruto menatap sahabatnya iba. Sedari kecil, kehidupan Naruto dipenuhi kesengsaraan dan kehilangan orang yang berharga untuknya. Dan kini, ia kembali diuji hal yang sama. Seakan-akan kehilangan adalah kutukan yang tumbuh dalam hidup Naruto.
Baik Shikamaru dan Temari tak mampu berkata apapun. Mereka hanya berharap Naruto bisa tetap kuat untuk hidup walau hanya bersama satu anaknya.
.
.
.Sebenarnya, dokter menyarankan Naruto untuk dirawat lebih lama di rumah sakit karena lukanya yang cukup parah. Tapi Naruto tak menginginkan hal itu, ia akan selalu teringat bayangan Hinata dan Himawari yang tak mampu ia selamatkan.
Safirnya menatap ruangan rumah pilu. Tak ada lagi suara canda tawa riang anak perempuannya, tak akan ada lagi sambutan hangat dari istrinya, rumah ini sekarang kosong dan tak terasa artinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Parasite [Borunaru]
Misterio / SuspensoPernikahan Naruto dan Hinata yang sudah terjalin bertahun-tahun tak membuat Tuhan mengkaruniyai mereka buah hati. Mereka pun memutuskan untuk mengadopsi seorang anak dari panti asuhan bernama Boruto. Pada awalnya kehadiran Boruto memberikan kehanga...