Suara ribut dalam kelas lenyap manakala seorang dosen berambut abu dengan kacamata bulat yang bertengger di hidungnya memasuki kelas dengan tenang.
"Pagi semua." Ucap Kabuto ramah.
Kabuto merupakan dosen mata kuliah psikologi di Konohagakure University. Senyum ramahnya sangat berkebalikan dengan aura misterius yang membuat para mahasiswa segan padanya.
Kabuto memasang kabel projektor pada laptopnya. "Hari ini kita akan mempelajari salah satu gangguan kepribadian yang paling terkenal, Psikopat."
Sarada melirik Boruto di sebelahnya. Pria itu terlihat tak acuh seperti biasa. Ekspresinya datar sulit ditebak. Tangan kanannya memutar bolpoin cepat, entah pertanda bahwa ia merasa tertarik atau justru bosan.
Cahaya projektor menampilkan gambar seorang pria tampan dengan kharisma luar biasa. "Cho-cho, apa tanggapanmu terhadap pria ini?" Tunjuk Kabuto pada salah satu mahasiswinya.
"Ah, menurutku dia sangat tampan dan terlihat cerdas, pak. Dia juga memiliki aura menyenangkan yang terlihat menakjubkan." Ucap Cho-cho senang. Jujur saja, ia memang tipe orang yang mudah terbuai fisik pria.
Kabuto tersenyum. "Right? Siapapun yang melihatnya pertama kali pasti akan kagum padanya. Dia Ted Bundy, psikopat berdarah dingin yang menculik, memperkosa, dan membunuh banyak wanita dan gadis muda selama tahun 1970-an di Amerika Serikat."
Semua murid terkesiap termasuk Sarada. Anehnya, ia justru melihat Boruto tersenyum miring sekilas barusan.
"Secara fisik, psikopat tidak memiliki perbedaan signifikan dengan orang normal lainnya." Kabuto menekan tombol, mengganti gambar layar pada struktur otak manusia. "Banyak faktor yang menyebabkan seseorang menjadi psikopat, bisa karena trauma masa kecil, kelainan genetik, dan struktur otak yang berbeda."
Inojin mengangkat tangannya. "Apa perbedaan secara emosional antara psikopat dengan orang normal, sensei?"
Kabuto menjentikkan jarinya. "Pertayaan bagus. Dalam masyarakat, mereka adalah orang yang pintar berkamuflase. Mereka hanya menunjukkan wujud yang kalian ingin lihat saja, tetapi dalam waktu tertentu kalian mungkin akan melihat wujud asli mereka."
"Mereka memiliki daya tarik yang mampu membuat orang lain kagum dan percaya pada mereka." Lanjutnya lagi.
Cho-cho yang masih terkejut mengangkat tangannya untuk bertanya lebih lanjut. "Sensei, apakah psikopat bisa jatuh cinta seperti di film-film romansa?"
Pertanyaan polos itu mengundang kekehan dari ruang kelas. "Tentu saja bisa, tetapi sebenarnya hal itu tidak seindah yang film gambarkan. Psikopat senang memanipulasi dan merusak mental pasangannya demi kepentingannya sendiri. Kau tidak akan bahagia bersamanya, kau hanya dibuat tidak tahu harus kemana lagi selain padanya."
"Kenapa seperti itu?" Tanya Cho-cho lagi.
"Karena mereka berbeda dengan kita." Kabuto menunjuk gambar bagian otak kecil yang ada di layar. "Ini adalah amigdala, bagian otak yang mengatur tentang emosi dan moral. Beberapa riset membuktikan, psikopat memiliki area lebih kecil dan kurang aktif pada bagian ini sehingga mereka cenderung tidak berperasaan dan tak memiliki empati. Mereka juga kesulitan mengetahui benar dan salah."
Tangan Boruto yang terangkat membuat seluruh murid diam. Biasanya remaja itu hanya akan berbicara ketika ditanya. "Jadi kau mengatakan seorang psikopat pasti kriminal?"
Kabuto tertegun sejenak. "Tidak. Sebenarnya apabila mereka ditempatkan pada lingkungan yang baik dan bahagia, mereka tidak seberbahaya itu. Mereka hanya akan lebih mudah untuk melakukan kriminalitas karena minimnya empati dan tak merasakan perasaan bersalah."

KAMU SEDANG MEMBACA
Parasite [Borunaru]
Misteri / ThrillerPernikahan Naruto dan Hinata yang sudah terjalin bertahun-tahun tak membuat Tuhan mengkaruniyai mereka buah hati. Mereka pun memutuskan untuk mengadopsi seorang anak dari panti asuhan bernama Boruto. Pada awalnya kehadiran Boruto memberikan kehanga...