четиринадесет (14)

7 2 0
                                    

Bismillah
Assalamualaikum...
---

Dua bulan yang panjang penuh perjuangan juga rintangan telah berhasil Radya lewati. Kini sudah saatnya Radya wisuda. Hari yang sangat dinantikan oleh banyak orang.

Saat ini Radya beserta keluarga sudah datang dan berada diruang wisuda. Radya mengenakan kebaya modern yang dibalut dengan baju toga khas wisuda.

Saat ini mereka sedang menunggu penyerahan ijazah serta pembacaan mahasiswa/i yang lulus dengan gelar cumlaude. Saat nama-nama mulai dibacakan Radya tak ada sedikit harapan untuk mendapatkan gelar tersebut. Karena Radya tau otaknya tidak secerdas itu.

Tapi tanpa disangka...

"..."

"Azahra Radya Almira S.Kom. Anak dari bapak Dimas Wijaya dan ibu Aira Anjani"

"Radya nama kamu dipanggil" ucap Zhifa girang.

"Hah, gimana" jawab Radya dengan linglung. Belum paham. Masih kayak aku siapa ? Lagi dimana ? Ini kenapa ?

"Udah sana maju. Nama kamu udah dipanggil itu" ucap Zhifa mendesak Radya.

Radya sendiri masih hah heh hah heh. Sambil berjalan dengan kiku keatas panggung untuk menerima ijazah dan selempang.

Saat turun dari panggung pun Radya masih linglung. Tidak percaya dengan dirinya sendiri jika dia bisa dapat gelar cumlaude.

"Nggak nyangka ternyata kamu pinter juga yah Rad" ucap Zhifa masih dengan kegirangannya.

"Fa ini beneran kan ? Aku nggak mimpi kan ? Cubit aku Fa cubit"

"Aw sakit. Berarti nggak mimpi" Zhifa spontan mencubit Radya sampai lengannya merah.

"Zhifa akhir yang nggak mengecewakan. Nggak sia-sia pengorbanan aku Zhifa" ucap Radya dengan mata berkaca-kaca ingin menangis.

Karena masih terlarut dalam kebahagiaan, Radya sampai tak menyadari bahwa acara wisuda telah berakhir. Waktunya foto-foto keluarga dan lainnya.

Radya menghampiri dimana tempat Ayah Dimas, Bunda Aira, Umi Liza, Abi Ridwan dan Abil berada.

"Bundaaaaaaa akhirnya Zahra lulus" ucap Radya sambil berlari kecil dan memeluk Aira dengan air mata dipelupuk matanya.

"Iya alhamdulillah akhirnya. Bunda bangga sama Zahra. Zahra udah kerja keras, anak Bunda memang yang terbaik" jawab Aira dengan bangga. Suasana penuh haru.

"Ayah sekarang Zahra udah sarjana, anak ayah ini udah lulus. Zahra udah bisa nikah sekarang" ucap Radya tanpa sadar.

"Eh kan udah nikah" jawab Dimas spontan.

"Eh iya juga yah" ucap Radya sambil nyengir.

Beralih menyalimi Liza dan Ridwan.

"Umi, Abi nanti kalau Zahra nakal tolong marahin Zahra yah. Umi sama Abi nggak usah nahan-nahan kalau sama Zahra"

"Iya nanti kalau nakal Umi jewer" jawab Liza sambil tersenyum.

Radya's Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang