δέκα (10)

12 2 0
                                    

Assalamualikum..
Bissmillah..
↘⬇↙

Perjuangan tidak akan pernah menghianati hasil...
-uman.yn
---

Radya tak berhenti mencari buku yang sangat penting itu baginya. Saat sambungan telfon dengan Abil terputus, Radya sedikit mengistrahatkan dirinya sejenak dengan berbaring diatas kasur. Dirinya sangat lelah. Mencari tanpa henti. Radya rasanya mau nangis, hanya saja dirinya mencoba tenang dan mengingat-ingat dimana dirinya menyimpan buku itu. Karena terlalu lelah dan gerah memikirkan buku itu, Radya memutuskan mandi dulu untuk mengadem kan tubuhnya yang sudah gerah dan kepalanya yang panas.

Sepulang dari kampus tadi, Radya berniat melanjutkan menyusun skripsinya. Saat mencari buku referensinya dirinya malah tidak menemukannya. Radya sudah menanyai Bunda dan Ayannya. Mencari disatu rumah. Tapi belum juga menemukannya. Plilihan terakhirnya adalah menelfkn Abil. Mungkin bukunya tak sengaja terbawa. Pasalnya buku itu di dapatkan nya kemarin dan diletakkan dimeja dekat buku Abil.

Setelah mandi Radya duduk kembali dikasur sudah dengan baju tidur. Radya rencananya akan menyusun skripsinya sampai malam. Jadi dia memutuskan memakai baju tidur saja. Dirinya juga tidak akan keluar rumah lagi.

Karena dirinya anak rebahan, Radya merebahkan dirinya lagi dikasur sambil membuka tangan dan kakinya lebar-lebar. Radya lelah. Kepalanya masih panas. Saat berbaring Radya merasakan ada yang mengalir didalam hidungnya. Radya buru-buru bangun dan mengambil tisu diatas meja belajarnya.

"Astagfirullah kok lagi sih?" Ucap Radya dengan malas setelah melihat tisu yang sudah bernoda darah. Tak banyak memang tapi itu sangat menganggu.

Radya menyumpal sebelah hidunganya yang mengeluarkan darah dengan tisu baru dan mulai mencari lagi dimana buku itu.

Tanpa disadarinya, ternyata sudah masuk waktu asar. Karena Radya mendengar adzan sudah berkumandang dengan lantang,  akhirnya Radya sholat terlebih dahulu untuk menenangkan hati sekaligus meminta petunjuk.

Setelah selesai sholat, Radya melipat mukena nya dengan rapi beserta sajadah yang digunakannya.

Saat sedang menyimpan alat sholatnya, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Tertera nama Abil disana. Radya langsung menjawab dengan cepat.

"Assalamualaikum Ra" ucapnya dari seberang.

"Iya waalaikumsalam Bil. Ada?" Jawab Radya langsung to the point tanpa menunda-nunda.

"Alhamdulillah ada Ra. Kamu udah sholat?" Ucap Abil.

"Alhamdulillah udah kok in baru selesai. Kok bisa ngikut kamu sih?" Jawab Radya dengan heran.

"Ada dijok mobil Ra" ucap Abil.

"Kalau gitu aku kesana ya ambil. Tunggu. Cepet kok. Assalamulaikum" jawab Radya langsung mematikan sambungan ponsel secara sepihak dan langsung bergegas mengambil hijab instan dan kunci mobil yang sudah lama tidak dipakainya tanpa mengganti bajunya.

Radya memang mempunyai mobil. Alasan kenapa dirinya tak pernah membawanya, karena dirinya sangat malas menyetir juga karena trauma. Tapi kali ini karena urget dan penting, akhirnya Radya memutuskan untuk membawa mobilnya itu. Radya hanya membawa ponsel dan dompetnya.

Radya berlari turun kebawah dengan cepat mencari siapa saja yang bisa dirinya meminta izin.

"Bunda aku kepesantren Abi dulu yaa" ucap Radya setelah melihat Bundanya duduk disofa depan tv.

"Ngapain? Belum 1 hari aja kok udah kangen" jawab Airin dengan nada mengoda kepada anaknya itu.

"Ih bukan gitu Bunda. Buku aku ada yang ngikut kesana" ucap Radya dengan kesal.

Radya's Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang