έξι (6)

10 1 0
                                    

Bissmillahirrahmanirrohim

---

Hari ini Radya sudah bangun dari jam tiga dini hari. Setelah sholat tahajud, Radya tidak lanjut tidur lagi. Karena sedari awal Radya tidak nyenyak tidurnya jadi dia bangun sendiri tanpa mendapat gedoran di pintu.

Saat sholat subuh telah selesai, Bunda masuk kedalam kamar Radya. Dimana sang pemilik masih rebahan diatas kasur sambil menutup mata. Radya tidak tidur, dia hanya memejamkan matanya.

"Zahra" ucap Bunda setelah masuk kedalam kamar sang anak.

"Iya bun?" Jawab Radya sambil membuka matanya.

"Sebentar lagi tukang riasnya datang. Kamu makan dulu"

"Oh. Oke bun" Radya lalu mengambil piring berisi makanan yang dibawakan oleh Bundanya.

Setelah makan, Radya mandi sembari menunggu tukang riasnya datang. Tepat saat Radya selesai mandi, periasnya datang.

Selama di make up Radya tidak bisa diam. Jadi prosesnya memakan waktu yang lumayan lama. Maklum Radya belum pernah di make up sebelumnya. Dan juga Radya menanyakan semua benda yang dipakaikan di wajahnya. Seperti saat ini.

"Ini apa mbak ? Kok jadi putih muka saya"

"Ini namanya foundation mbak"

"Jangan banyak-banyak mbak. Muka saja udah putih"

Radya terus saja mengomentari apa yang dilakukan pada wajahnya. Sampai Bunda nya masuk.

"Kok belum beres mbak?" Tanya Bunda pada tukang rias.

"Ini anaknya nggak bisa diem bu" jawab tukang riasnya sambil menghela nafas lelah.

"Zahra jangan banyak tangan ya kamu. Udah diem aja jangan banyak komen. Bentar lagi mau datang tuh Abilnya" ucap Airin mengomeli putrinya.

"Tapi itu ketebelan Bunda" jawab Radya dengan cemberut.

"Udah diem. Biar cepet"

Radya pun akhirnya nurut. Tapi nggak sepenuhnya. Radya masih sedikit gerak-gerak saat di pasangkan bulu mata palsu.

"Ih kok pake lem sih. Nanti nggak bisa di lepas" ucap Radya setelah melihat mbak-mbaknya menaruh lem bulu mata.

"Bisa dilepas kok mbak. Jadi tenang aja"

Radya lagi-lagi hanya bisa pasrah dengan apa yang dilakukan mbak-mbak itu pada wajahnya. Radya sudah lelah juga duduk terus dikursi. Pantatnya sudah keram.

Ceklek

Suara pintu terbuka. Bunda Radya masuk lagi kedalam kamar putrinya.

"Bunda jam berapa sih akadnya ?"

"Jam setengah sembilan sayang"

"Masih lama dong Bun. Kenapa harus dipermak sekarang ?"

"Biar nggak keteteran. Ini aja udah dari subuh belum selesai-selesai"

Radya's Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang