πέντε (5)

12 2 0
                                    

Asslamualaikum..
Bismillah..
↙⬇↘

Takdir udah ada yang atur. Kita tinggal terima dan menjalaninya dengan baik tanpa mengeluh..
@um.mmiv

---

Hari pernikahan Abil dan Radya sudah dekat. Teman Radya, Zhifa pun sudah tau bahwa Radya akan menikah sebentar lagi hanya tinggal menghitung jam. Pernikahan mereka dilaksanakan pada tanggal 28 oktober bertepatan dengan hari sumpah pemuda.

Ngomong-ngomong soal teman Radya yang satu itu, waktu Radya memberi tahunya soal perjodohan itu. Zhifa tentunya kaget dengan berita dadakan itu.

Flashback on..

Saat itu Zhifa dan Radya sedang duduk berdua di kantin. Saat itu memang Radya banyak diam tidak kayak biasanya. Zhifa penasaran dengan perubahan sikap Radya yang tiba-tiba berubah.

"Radya kenapa sih?" Tanya Zhifa gemas karena dari tadi Radya habya diam sambil mengaduk-aduk baksonya.

"Zhifa masa aku dijodohin sama ayah" ucap Radya pelan dengan menundukkan kepalanya.

"Oh dijodohin" ucap Zhifa santai. Tapi sedetik kemudian dia baru menyadari topik yang mereka bahas.

Brak

"WHAT. GILAA" ucap Zhifa setelah mengebrak meja.

"Selow napa Zhif. Aku yang dijodohin kenapa kamu yang heboh?" Ucap Radya sambil menatap temannya bingung.

"Wah aku harus bilang makasih sama ayah kamu" ucap Zhifa sambil duduk kembali dikursinya.

"Loh kok. Aneh ih" jawab Radya.

"Iya. Harus bilang makasih pokoknya sama ayah kamu. Karena temen aku yang satu ini nggak pernah mau deket sama laki-laki. Ayah kamu ternyata pengertian yah. Tau aja anaknya ini zomblo ngenes. Haha" ucap Zhifa menjelaskan dan tertawa diakhir kalimatnya.

"Yeu dasar"

Falshback off...

Saat ini Radya masih dalam masa-masa pingit. Radya juga sebenarnya tidak paham dengan Bundanya. Kenapa harus dipingit? Kan enak di Radya. Karena pada dasarnya Radya tuh mageran jadi dia senang pas Bundanya bilang dirinya mau dipingit. Karena Radya bisa rebahan seharian dikamar nya tanpa ada siapa pun yang menganggu. Sebenarnya tanpa pingit pun, Radya tidak akan keluar dari rumahnya jika tidak penting.

Terhitung tinggal 1 hari menjelang hari pernikahan. Hari sakral yang insyallah hanya dilakukan satu kali seumur hidup. Radya memang bercita-cita hanya menikah satu kali seumur hidupnya. Juga dirinya tidak mau ada orang ketiga didalam kehidupan rumah tangganya.

Meskipun mereka berdua dijodohkan, tanpa mereka sadari keinginan keduanya tentang pernikahan memiliki prinsip yang sama. *(jadi bisa lah kalian santuy. Tenang aja no ada poligami. Author nggak suka (: tapi pelakor mungkin ada nanti haha).

Selama dipingit Radya menjadi anak yang sangat patuh. Tidak pecicilan. Dibilangin apa aja langsung nurut. Sampai Bunda kadang heran. Mungkin Radya kesambet jin penurut. Radya sebenarnya sudah pernah bilang bahwa dirinya itu kalem sebenarnya. Garis bawahi loh ya sebenarnya.

Radya mengikuti segala macam proses pingitan dan segala macam antek-anteknya tentang tradisi pernikahan dengan sabar. Bunda juga Umi nya yang paling sibuk dari pada si pengantin. Malahan kedua pengantin adalah orang yang paling santai.

Saat ini Radya berada dikamarnya. Hanya santai-santai saja. Pasalnya semua persiapan sudah diurus sama keluarga mereka. Kata ornag tua sih "kalian tau beres aja. Tinggal bilang mau tema apa sama mahar apa udah itu aja". Jadi yang kedua mempelai cuma santai-santai saja.

Berhubung besok adalah hari akad, Radya malam ini sedang melatih jantungnya yang sedari tadi berdetak dengan kencang. Radya takut nanti jantungnya tiba-tiba berhenti.

Ceklek

Suara pintu yang terbuka. Radya yang baring telentang pada awalnya langsung duduk tegak. Melihat siapa yang masuk kedalam kamarnya.

"Bunda. Kirain siapa" ucap Radya setelah melihat siapa yang masuk.

"Zahra Bunda mau ngomong sesuatu sama kamu" ucap Airin setelah duduk disamping Radya di tepian kasur.

"Apa Bunda?" Jawab Radya penasaran.

"Gini besok kan kamu nikah, Bunda cuma mau bilang. Kamu nanti yang nurut sama suami kamu, selagi itu masih termasuk dalam ajaran agama kita. Jangan suka ngebantah apa lagi niggiin suara kamu kesuami. Itu nggak boleh. Dosa" ucap Airin dengan pelan. Radya mendengarkan dengan serius apa yang dikatakan Bundanya. Radya tau Bundanya berkata seperti itu demi kebaikannya.

"Ingat Zahra, disetiap rumah tangga itu pasti ada permasalahan. Jadi kalau nanti ada masalah kalian selesain dengan kepala dingin. Jangan pakai emosi. Bunda juga mau minta maaf sama kamu karena udah jodohin kamu. Udah nikahin kamu diusia muda" lanjut Airin dengan serius dengan mata berkaca-kaca.

"Nggak Bunda. Ngapain minta sama aku. Yang harus minta maaf itu aku. Maaf Bunda. Aku udah banyak salah sama Bunda. Aku ikhlas nerima semua ini Bunda. Ini bukan salah Bunda ataupun Ayah. Ini udah takdir aku. Jadi bunda nggak usah merasa bersalah" jawab Radya dengan pelan. Hingga tak sadar air matanya mengalir.

Airin pun langsung memeluk putrinya dengan sayang. Radya langsung menangis dipelukan bundanya.

"Bunda hiks hiks"

"Udah sayang. Kok nangis sih"

"Gara-gara Bunda nih hiks" ucap Radya masih sesegukan.

"Udah jangan nangis dong. Nanti matanya bengkak. Masa pengantinnya besok nggak cantik"

Setelah beberapa saat baru lah tangis Radya berhenti.

"Kamu udah Sholat isya?" Tanya Bunda sambil melepaskan pelukan mereka.

"Astagfirullah. Belum Bunda" jawab Radya sambil menepuk pelan jidatnya.

"Yaudah kamu sholat dulu. Habis itu tidur ya. Jangan begadang" ucap Airin lalu meninggalkan kamar Radya. Radya hanya mengangguk paham.

Selepas Airin menutup pintu, Radya menghempaskan tubuhnya keatas kasur sejenak. Sebelum bangkit lagi dan mengambil air wudhu.

Setelah itu Radya menunaikan sholat isya. Selepas sholat, Radya langsung tidur seperti yang Bundanya perintahkan tadi. Tetapi sayang mata Radya tidak bisa diajak kompromi. Otak nya juga terus bekerja tanpa henti. Radya jadi frustasi sendiri. Akhirnya Radya duduk dikasurnya.

Radya sedari tadi memikirkan pernikahan yang akan dialaminya esok hari. Radya sedikit tak menyangka besok dirinya sudah menjadi istri orang. Radya pusing memikirkan semuanya. Kehidupan rumah tangganya, skripsi yang tengah dihadapinya, juga omongan orang. Radya pusing dengan semua. Radya termasuk salah satu orang yang apa-apa pasti kepikiran. Dirinya tidak akan tenang sebelum menemukan titik terang dalam permasalahan. Pada akhirnya dia sendiri yang susah.

"Ya Allah lancarkan lah acara besok. Aamiin" ucap Radya sambil kembali berbaring.

Radya mencoba tidur dengan menutup matanya dan Radya berhasil tidur saat jam menunjukka pukul 11 malam.

---

Dah dah nggak tau lagi ngetik apa...
Jadi segini aja...
Wkwk..
Maap kean yak..
Vote sama komenya jngn lupa...

Radya's Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang