12

215 13 0
                                    

"Papah ingin segera meminang cucu, tolong segera ya na...papah tidak tau umur, papah takut tidak bisa melihat cucu papah kalau kalian lama membuatkan nya. Papah hanya memiliki kamu riana jadi papah sangat menantikan cucu dari kalian"

Sudah dua hari arya di perbolehkan pulang dari rumah sakit. Kondisinya sudah membaik, namun masih tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi jantung nya masih sangat lemah.

Pernikahan ariana dengan vino sudah  seminggu, namun masih tetap sama, riana yang terus menerus menghindari vino dan vino yang tidak tau harus melakukan apa untuk membuat riana dekat dengan nya.

"Pah, apaan sih!! aku gak mau punya anak dari dia!" Riana menunjuk ke arah vino, sudah sangat jelas tatapan mata nya saat melihat vino, sangat menjijikan.

"Kenapa tidak mau riana? vino itu suami kamu sekarang, jangan kurang ajar dengan vino. Kamu pikir ucapan mu tidak menyakiti perasaan nya? Kamu ini seorang istri, jadi ingat kewajiban mu untuk melayani vino lahir dan batin" tegas arya.

"Pah, aku gak mau pernikahan ini dari awal jadi tolong jangan terus memaksa aku. Sudah cukup papah meminta aku menikah dengan dia" riana berdiri sambil menunjuk kearah vino.

"Riana duduk, jangan seperti ini riana, lihat suami kamu dari tadi hanya diam. Dan kamu sudah berkali kali memakinya, tidak takut dosa kamu dengan suami, hah?"

"Sudahlah pah, kalau hanya ingin menyudutkan ku disini lebih baik aku kekamar" riana hendak pergi meninggalkan ruang tamu, yang menjadi tempat perdebatan arya dan riana.

"Riana, kamu ingin papah terkena serangan jantung lagi hah? Jangan memancing emosi papah. Sekarang duduk dan bicarakan dengan suami mu tentang keinginan papah. Ingat harus segera kalian membuatkan papah cucu" arya menekankan kalimat terakhir nya. Setelah itu arya meninggalkan pasangan suami istri itu di ruang tamu.

••••••••••••••

Hening

Sudah sepuluh menit mereka hanya berdiam diri, sang istri asik dengan handphone nya dan sang suami sibuk dengan pikirannya.

"Apa yang harus saya bicarakan?" Batin vino.

Disisi lain riana asik chatting dengan ardi, ingat ardi? ya kekasih nya riana. Sampai saat ini riana tidak memberi tau ardi tentang pernikahan nya. Riana masih menjalani hubungan  baik dengan ardi.

"Riana"

"hm"

"Jangan pikirkan ucapan papah ya"

"Gue gak perduli, mending lo balik kekamar sono gue masih mau chatan sama pacar gue"ucap riana, namun tetap tidak mengalihkan pandangannya dari handphone nya.

Vino terdiam sesaat, sampai saat nya ia berfikir untuk memberitahu tentang perasaan nya kepada riana yang lama terpendam.

"Riana, apa kamu benar-benar tidak bisa menerima saya menjadi suami kamu?"tanya vino. Ia akan memulai terlebih dahulu, vino tau jika bukan dirinya siapa lagi yang akan mempertahankan rumah tangga nya. Riana? Sudah dipastikan hancur.

"Kenapa lo tiba-tiba bahas itu? sudah jelaskan tadi kalau gue gak akan pernah bisa menerima lo dan pernikahan sialan ini" ucap riana sambil menatap tajam vino.

"Apa saya tidak ada sedikit kesempatan untuk mendapatkan hati kamu? saya menyukai kamu riana" di akhir kalimat vino merendahkan nada bicara nya, ia takut riana akan marah dengan pengakuan dari dirinya.

"Apa??"

"Saya mencintai kamu riana,saya tidak perduli kamu tidak membalas perasaan saya. Saya akan tetap berusaha membuat kamu nyaman disisi saya sampai saatnya kamu mencintai saya"ucap vino.

"Gue aja gak akan pernah mau mengakui lo sebagai suami gue vino, apa lagi untuk mencintai lo, jangan mimpi"ucap riana semakin dingin dan datar.

"Saya akan berusaha untuk membuat kamu mencintaiku Ariana Anastasya" vino hendak menyentuh tangan riana namun dengan cepat di tepis nya.

"Jangan banyak bermimpi bodoh,lo itu gak sebanding sama gue. Ingat, lo hanya sekedar sekertaris di perusahaan gue"ucap riana dengan datar.

Deg

Ucapan yang vino takutkan akhirnya keluar juga dari mulut sang istri. Vino sudah tau dari awal, pasti riana akan membandingkan kehidupan riana dengan dirinya.

Riana bergegas menuju kamar, meninggalkan vino yang masih terdiam saat mendengar ucapan darinya.

•••••••••••

Keesokan harinya riana sudah kembali bekerja, riana berangkat ke kantor hanya sendiri. Mana mungkin dirinya bareng vino, mau di taruh mana muka dirinya kalau ketahuan.

"Vino, tolong kosongkan jadwal saya pas makan siang"ucap riana kepada vino.

"Baik bu" ucap vino

Vino tetap profesional dalam bekerja, ia tetap memanggil riana dengan embel-embel "bu" walaupun status mereka suami istri. Karena pernikahan nya dirahasiakan terpaksa vino menjaga jarak dengan riana.

••••••••

Pukul 12.00

"Vino, jika ada masalah tidak usah menghubungi saya, hari ini saya tidak mau di ganggu"

setelah menyampaikan bahwa dia sama sekali tidak ingin mendapati gangguan apapun tentang pekerjaan, riana bergegas menuju mobilnya dan pergi ke tempat yang sudah ia rencanakan sejak kemarin.

Sesampainya di tempat tersebut, riana langsung masuk kedalam caffe dan mencari seseorang yang sejak dua tahun ini menempati hatinya.

"Hai sayang, sudah lama ya" ucap riana

"Belum kok yang, sini duduk sebelah aku" ardi menepuk kursi di sisi kiri nya untuk riana tempati.

"Okay, thanks"

"Sama-sama sayang, oh iya malam ini kita ke club yuk. Aku ada undangan kesana, teman aku merayakan ulang tahun disana. Kamu mau kan temenin aku?" ucap ardi, sambil menggerakkan tangan nya untuk merangkul pinggang sang kekasih.

"anything for you dear" riana menyandarkan kepalanya di bahu ardi.

"Maafkan aku ardi, aku belum siap jujur kalau saat ini aku sudah menikah"batin riana.

"Yaudah sekarang makan dulu, tadi aku pesankan makanan kesukaan kamu"ucap ardi

















Haiii aku update lagi nihhh

Maaf kalau kemalaman update nya, soalnya akhir-akhir ini aku bener-bener gak tau mau melanjutkan cerita ku atau tidak.

Jadi biar aku tambah semangat update, bantu share cerita ku yaaa☺️

Tolong koreksi kalau ada typo atau menurut kalian kurang cocok ya😊

Gimana masih mau lanjut gak nih?

Ceritanya membosankan tidak?

Ada yang ingin kalian sampaikan tentang cerita ini gak?

Semoga kalian suka ya dengan cerita ku 🤗💜

Jangan lupa untuk vote & komen bestie (≧▽≦)

See you

Unwanted Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang