18

218 19 8
                                    

Hari ini adalah jadwal keberangkatan Vino untuk menghadiri acara pertemuan antar pemimpin perusahaan yang berada di negara lain, yaitu Paris.

Sama halnya dengan Riana hari ini ia akan berlibur dengan ardi ke Paris, Riana belum mengetahui Vino yang akan berpergian ketempat yang sama dengan nya.

Vino belum membicarakan hal ini dengan Riana, dirinya sengaja tidak mau memberitahu tentang semua ini karena ia akan mendatangi Riana yang sedang berlibur.

Rasanya sangat bahagia memikirkan saat dirinya mendatangi sang istri disana, Vino berniat memberikam surprise kepada Riana.

"Aku akan pergi siang ini untuk perjalanan bisnis, baik baik dirumah ya" ucap Vino.

"Ya sudah, untuk apa memberitahu ku" ucap Riana.

Yap, Riana sudah tidak memakai bahasa "lu,gue" lagi, semua ini tentu saja permintaan sang papah.

Flashback

"Hufff, semoga papah dan si sekertaris sialan itu sudah tidur" lirihnya.

Riana berjalan memasuki rumahnya, dan mengendap membuka pintu lalu setelah ia masuk lampu dirumahnya sudah mati semua. Keberuntungan berpihak kepada nya, akhirnya Riana melangkah menaiki tangga menuju kamar tidur nya namun baru beberapa langkah lampu dirumahnya menyala.

"Dari mana saja kamu?" Suara lantang nan tegas itu berasal dari kamar kedua orang tua nya.

"I-itu aku dari apartemen, iya dari apartemen tadi" ucap Riana dengan terbata-bata, dirinya sudah seperti maling yang tertangkap saja.

"Ada apa dengan mu Riana? Kenapa setiap kali pulang ke apartemen Vino tidak pernah kamu ajak" ucap arya yang sudah duduk manis di sofa ruang tamu.

"Aku sibuk pah, kalau dia ada disana akan membuat aku menjadi gak mood mengerjakan pekerjaan ku" ucap Riana datar.

"Pah, ada apa ini? Aku mendengar keributan dari kamar" ucap Vino yang baru saja turun dari kamar Riana, dirinya sedang mengurus pekerjaan nya yang akan dirinya bawa ke pertemuan nanti.

"Ini istri kamu baru pulang jam segini" ucap arya.

"Tidak apa-apa pah, riana sudah izin ke Vino kalau akan pulang larut. Lagian tadi riana ada di apartemen pah jadi Vino tidak terlalu khawatir" ucap Vino dengan lembut, dirinya sengaja berbohong lagi dengan mertua nya ini. Semua ia lakukan agar sang istri tidak dimarahin oleh papah nya.

"Lo gak usah ikut campur urusan gue, balik sana ke kamar lo" ucap Riana dengan datar.

"Riana!! Kenapa kamu berbicara tidak sopan terhadap suami mu, ubah nada bicara mu dan panggilan mu ke Vino" arya kaget dengan apa yang ia dengar, Riana memanggil Vino dengan "lu, gue" sangat tidak pantas untuk sepasang suami istri.

"Tidak mau" ucap Riana dengan angkuhnya.

"Jika tidak mau, maka akan papah usir kamu dari rumah ini. Bagaimana keadaan mu nanti sudah ada Vino ini, atau tinggal saja di apartemen mu itu" ucap arya dengan tegas.

"Apaan sih pah, aku gak mau ya dia tinggal di apartemen Riana"

"Terserah, itu pilihan nya"

"Okay, aku gak akan lagi ngomong "lu,gue" sama dia"

Flashback end

"Aku hanya memberitahu ke istri ku apa tidak boleh,hm" ucap Vino

Vino mendekati Riana yang sedang duduk di bangku meja rias sambil berkutat dengan handphone, Riana tidak menyadari bahwa Vino sudah berada di belakang nya.

"Sedang apa, hm" Vino memeluk Riana yang masih terdiam.

Riana yang sedang membalas pesan dari ardi mengabaikan sekitar nya, sampai Vino memeluk nya baru ia menyadari bahwa dirinya sudah dipelukan Vino.

"Singkirkan tangan lo sekarang" ucap Riana dengan datar.

"Eits..... istri ku ini melupakan ucapan papah arya yang semalam ya" Vino tetap memeluk Riana dengan erat, walaupun Riana berontak ingin lepas dari kukungan Vino.

"Berani banget lo ngancem gue"

"Sekali lagi aku dengar ucapan mu masih "lu,gue", aku adukan ke papah" Vino tersenyum kemenangan saat melihat Riana yang terdiam.

"Lagian aku ini suami kamu, kenapa tidak boleh memeluk? kita bahkan sudah melakukan yang lebih dari pelukan" ucap Vino menggoda.

"Diam, sekarang kamu mau aku ngapain" ucap riana dengan lembut yang dibuat buat. Vino melepaskan pelukannya dan berdiri tegak, sambil memberikan dasi berwarna biru kepada Riana.

"Tolong pasangkan dasi ya istri ku" ucap Vino.

"Hm"

"Aku sangat senang kamu menurut dengan ku, aku mencintaimu"

Setelah menyelesaikan tugas yang diperintahkan oleh sang suami. Riana pun bergegas menjauh dari tubuh Vino, namun Vino menahan tubuhnya.

"Apa lagi?" Tanya Riana dengan datar.

"Bagaimana bisa kamu berada di hotel malam itu?" Jika mengingat hal itu, dadanya sesak sekali melihat sang istri keluar dari kamar hotel dengan pria lain.

"Aku hanya menemani ardi meeting" ucap Riana dengan santai.

"Mengapa harus didalam kamar?" tanya Vino lagi.

"Client ardi berada dikamar tersebut dan kami berdua mendatangi, disana banyak orang"

Riana sebenarnya sangat malas membahas hal ini, namun ia akan berakting seolah-olah dirinya sudah belajar menerima pernikahan ini. Hanya sementara waktu, jika sudah menemukan waktu yang pas dirinya akan menggugat cerai Vino.

"Baiklah, aku percaya dengan istri kecil ku ini" Vino mengelus rambut Riana, Vino mendekati tubuh nya dengan Riana dan memajukan wajahnya dengan pelan namun pasti.

Cup

"Aku pergi dulu ya, cuma beberapa minggu saja tidak usah rindu" ucap Vino setelah mengecup kening Riana.

"Tidak akan" ucap Riana dengan datar.

"Tunggu aku disana, aku akan membawa mu honeymoon setelah pekerjaan ku selesai" batin Vino.

Vino keluar dari kamar mereka, dan bergegas menuju bandara.

••••

Melihat mobil Vino yang sudah menjauh dari rumah nya, Riana dengan cepat mengambil handphone nya dan menelfon seseorang.

"Halo, kamu dimana"

"..."

"Baiklah, aku segera kesana"


••••

Hai, bagaimana kabar kalian?
Tetap jaga kesehatan ya:)

Yuk ramaikan cerita ku dengan men-share ke teman-teman kalian😊

Dan selalu dukung aku dengan follow akun ku, vote, and komen yaa😉

Aku tunggu loch😄💜

Mohon maklum ya kalau penulisan nya berantakan, nanti kalau sudah tamat diusahakan merevisi cerita ini.

Kalian tandakan yahh kalau ada typo atau penulisan nya yang kurang tepat 😊

Segitu dulu ya, see you 🙌

Unwanted Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang