7

192 18 0
                                    

Halo aku mau kasih info jadwal update nih untuk SYTD.

Update akan di hari:

Sabtu

Semoga aku senggang terus ya, mengingat aku sedang PKL dan masih disibukkan dengan laporan jadi tolong memaklumi, aku usahakan sesuai jadwal yang sudah di tentukan

Okey itu saja, terimakasih sudah mau bersabar menunggu SYTD.

Selamat membaca

~~~~~~~~~~~~

Setelah membersihkan diri, riana bergegas menuju ruang makan yang sudah di tunggu oleh mama nya.

"Sudah mandi nya na?" tanya mama riana

"Sudah" jawab riana

"Baiklah, sekarang kamu makan mama temani ya"

Mama riana mengambilkan piring dan memasukkan beberapa lauk. Setelah sudah,mama riana memberikan piring tersebut ke hadapan riana.

"Terima kasih mah" ucap riana

Riana memakan dengan diam,sang mama hanya menatap nya yang sedang memakan dengan lahap.

"Mah, papah kemana" ucap riana saat menghentikan makannya untuk mengambil minuman.

"Biasa na, kamu kan tau papah akan berkunjung sesekali ke rumah temannya. Tunggu saja nanti juga datang" jawab mama riana

"Hm" riana hanya menjawab dengan bergumam. Setelah mengambil minuman riana kembali duduk dan makan dengan diam.

5 menit kemudian

"Assalamualaikum"

"waalaikumsalam" jawab riana dan sang mama.

"Eh ada kamu na, papah kira kamu tidak akan datang"ucap arya

Papah riana sudah kembali dari rumah temannya,ia melihat anak dan istri nya sedang berada di ruang makan, arya langsung menuju ke ruang makan.

"Pah mau makan"tanya sang istri

"Gak usah mah, tadi sudah makan bareng pak wawan" ucap arya

"Oke deh"

Riana sudah selesai makan dari sebelum papah nya datang, ia dan sang mama masih di ruang makan karena mereka masih asik mengobrol disana.

"Gimana kabar kamu na"tanya arya

"Baik pah,kan kita baru saja bertemu beberapa jam yang lalu" riana memutar bola matanya, ia malas menjawab pertanyaan tersebut yang menurut nya sangat tidak penting.

"Oh iya papah lupa, lagian anak gadis papah jarang sekali pulang ke rumah ini" arya terkekeh saat menyadari anak nya kesal dengan pertanyaan nya

Riana tidak menjawab,ia sibuk dengan benda berbentuk persegi panjang. Ponsel nya terus saja berbunyi sedari ia makan, namun ia malas membuka ponsel nya.

"Riana, gimana dengan pembicaraan kita di kantor" ucapan arya sudah berbeda, ada nada keseriusan dan ketegasan disana.

"Gak tau pah" riana menjawab seadanya saja, pertanyaan ini lah yang selalu ia hindari sampai riana malas untuk pulang ke rumah nya dan memilih tinggal di apartemen.

"Papah serius loh dengan ucapan papah, papah akan mencarikan mu lelaki yang akan menjadi suami mu"

"Kenapa sih papah selalu saja memaksa, tidak cukup dengan memaksa aku bekerja di perusahaan papah? Aku memang tidak terbebani dengan itu, tapi aku benar-benar tidak terima kalau papah akan memaksa ku lagi dengan pernikahan" riana meninggikan nada bicara nya, ia sangat kesal. Bukannya sudah ia katakan, riana sangat tidak nyaman dengan pertanyaan tentang pernikahan.

"Bagaimana kalau papah pilih sekertaris mu? Seperti nya pria itu baik, dan bertanggung jawab" arya tidak menanggapi ucapan riana. Padahal cukup keras nada bicara riana.

"APAAN SIH PAH, JANGAN BERCANDA DEH. AKU GAK MAU DENGAN SEKERTARIS BARU ITU. KITA ITU TIDAK SELEVEL PAH. DIA HANYA SEKERTARIS , APA YANG BISA DI BANGGAKAN DARI NYA" riana membentak papah nya, sungguh ia lelah dengan semua ini.

"RIANA JAGA UCAPAN KAMU" arya terpancing emosi dengan ucapan riana, sampai tidak sadar arya ikut membentak sang anak.

"Kami tidak mendidik mu menjadi seperti ini riana, kamu jangan melupakan bahwa papah mu ini dulu hanya seorang ob sebelum memiliki semua ini, semua yang kamu pakai ini itu hasil papah dan mamah menjadi ob dan pembantu" arya menatap sang anak dengan tajam, ia tidak menyangka anak semata wayangnya akan menjadi kepribadian yang sombong dan keras kepala.

"Sudah pah, ingat kamu ada penyakit jantung" sang istri menenangkan arya yang sudah kelepasan.

"Astaghfirullah na, papah benar benar tidak menyangka kamu seperti ini. Keputusan papah sudah bulat, jika ardi tidak datang menemui papah akhir minggu ini, papah akan menikahkan kamu dengan vino sekertaris mu. Ingat na papah melakukan ini karna mau kamu menjadi lebih baik, tidak mungkin orang tua mau melihat anak nya menderita"ucap arya dengan raut kekecewaan nya.

Riana tidak menjawab, air mata yang ia tahan sedari tadi sudah turun membasahi pipinya. Riana berlari menuju kamar nya dan menutup pintu kamar dengan keras.

BRAKK

~~~~~~~~

See you Sabtu depan ya😉

Boleh bantu follow, vote & komen nya, supaya aku bisa lebih semangat lagi untuk update hehe

Terima kasih


Unwanted Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang