Selamat datang
Ini cerita dengan konflik ringan.Call me nanas.
"Lepasin pak, saya gak mau ikut! " Racau seorang gadis di pinggir jalan.
"Tapi nona, tuan meminta anda untuk pulang." Balas laki-laki bertubuh besar, yang sedari tadi memaksa gadis itu.
"Bilang sama tuan anda, saya mau pulang kalau wanita itu sudah tidak ada dirumah!" Sentak sang gadis berapi-api.
Tak mengidahkan ucapan sang gadis, si laki-laki bertubuh besar tetap menarik tangan mulus itu dengan sedikit kasar. ia tak ingin kehilangan gadis itu lagi, jika ia pulang dengan tangan kosong lagi, mungkin sudah habis nyawanya nanti.
"Pak lepasin!" Gadis itu terus merancau agar dirinya tak di bawa.
BUGHHH
"Lepasin botak, lo mau nyulik anak orang hah!"
Laki-laki bertubuh besar sedikit oleng, karena pukulan dari tangan kecil milik seorang anak berseragam putih-biru.
Tak menyia-nyiakan kesempatan, gadis itu melepaskan tangannya dari tangan besar milik laki-laki yang menahannya tadi.
"Tidak usah ikut campur!" Si tubuh besar kembali mendekati si gadis yang langsung menyembunyikan tubuhnya di balik laki-laki yang menolongnya.
"Pak gak mau!" Si gadis berteriak di samping kuping laki-laki berseragam putih biru itu, hingga membuat sang empunya terlonjak kaget.
"Buset." Keluh nya sambil mengelus-elus kupingnya yang pengang.
"Gua tonjok lo, kalau berani nyentuh ni cewe!"
"Nona Shaza. tolong nyawa saya berada di tangan nona," Ucap si tubuh besar dengan wajah memelas.
"Eumm... " Si gadis yang di sebut Shaza itu nampak berfikir, kasihan juga jika bapak ini mati hanya karena dirinya yang keras kepala.
"Gak usah sok melas-melasin muka lo botak, malah makin jelek. " Ejek laki-laki yang sejak tadi menyaksikan drama yang dirinya saja tidak mengerti.
Yang di bilang botak hanya menatap malas bocah yang masih SMP itu, bahkan pukulannya tak berefek apapun.
"Nona,"
"Yaudah oke, aku ikut." Finalnya.
"Heh apaan nih, gua udah capek-capek nonjok ni bapak, lo malah nyerahin diri buat di culik!" Ketus laki-laki itu tak habis fikir.
Shaza menatap laki-laki Bawel di sampingnya, bahkan tubuhnya tak lebih tinggi dari dirinya.
"Adik kecil, makasih ya udah nolongin kakak." Shaza menpuk pelan kepala laki-laki itu.
"Enak aja kecil!" Katanya sambil menghempas tangan Shaza dari kepalanya.
"Emang kecil kan?" Shaza menggoda.
"Tunggu ya, aku bakal lebih tinggi dari kakak." Sewot nya tidak Terima dibilang kecil.
Shaza tertawa dengan anggun, membuat bocah laki-laki itu terpana sejenak.
"Iya di tunggu ya," Shaza menjawil hidung mancung laki-laki itu, sangat lucu fikir nya.
Setelah itu Shaza memasuki mobil Jeep wrangler black Hawk edition, yang di kendarai bapak-bapak botak itu untuk menjemputnya.
Laki-laki itu memandangi kepergian mobil yang di kendarai Shaza dengan pikiran mengawang.
"Anjir gua gak tau sekolah dimana tu cewek," Laki-laki itu merutuki kebodohannya.
"Woy langit mendung Buruan dah! malah bengong di situ, kesambet lo?" Teriak laki-laki di sebrang jalan.
"Bacot Bima sakti!" Balas laki-laki itu tak kalah keras.
Tolong tinggalkan jejak untuk chapter selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Teen Fiction"Tunggu ya, aku bakalan lebih tinggi dari kakak." "Lo berisik." "Shaza ya?" "Kakak marah sama langit?" "Kita cuma beda umur, bukan beda perasaan." Langit Artha Nevandra, memiliki darah orang terpandang di kotanya. Hobi mengoleksi Action figure yan...