10. KEBENARAN

168 47 140
                                    

HAPPY READING


☃️☃️☃️

"Makasih Langit," Shaza turun dari motor hitam milik Langit.

Tak tau kebetulan atau tidak, tapi Shaza senang Langit selalu ada saat dirinya kesusahan.

"Iya udah gua pulang, Jangan bete-bete lagi." Langit mengusap kasar wajah Shaza.

"Eh gak sopan sama yang lebih tua!" Shaza lagi dan lagi memukul Langit.

"Lama-lama tulang gua patah," gemas Langit.

Langit meninggalkan pekarangan rumah Shaza. Langit benar-benar membawa Shaza kesana kemari, sehingga membuat Shaza melupakan sejenak masalahnya dengan Dafin.

Ck Dafin, Shaza merengut kembali karena mengingatnya.

"Heh, kenapa lo!" sentak laki-laki berambut gondrong dari belakang Shaza.

"Bang Egi, kaget tau!" teriak Shaza masih dengan wajah shock - nya.

"Gua tadi ke sekolah, tapi lo gak ada." tatapan Egi membuat Shaza cengar-cengir ditempat.

"Hehe. Shaza lagi seneng tau bang Egi," Shaza memeluk lengan Egi seperti kakak sendiri.

"Jangan gitu lagi, seenggaknya hubungi gua." Egi mengelus rambut Shaza, rasanya ia menyesal karena waktu itu memalak gadis manja ini.

"Iya!" Shaza semakin mendusel di dada Egi, nyaman rasanya. Sudah lama rasanya Shaza ingin memiliki kakak, tapi sayangnya ia terlahir sebagai anak tunggal papi dan maminya.

"Sana masuk! Gua mau pulang, Ervin pasti nunggu dirumah." Egi menyebut nama adiknya yang waktu itu bersamanya di halte saat akan memalak Shaza.

"Ih, kenapa bang Egi sama Ervin gak tinggal disini aja sih!" Shaza merengek, membuat Egi gemas dan jengkel diwaktu yang bersamaan.

"Gila," Egi menjauhkan Shaza yang terus melendoti dirinya.

"Pelit!" Shaza meninggalkan halaman rumah, ia akan berbicara pada Jonathan untuk memindahkan Egi kesini.

"Dih," Egi geleng-geleng melihat Shaza yang merajuk, ia yakin esok gadis itu akan kembali lagi seperti semula, jadi biarkan saja.

Egi dan Shaza terpaut usia 3 tahun, Shaza berumur 17 dan Egi berumur 20, seharusnya diusianya yang sekarang Egi tengah sibuk-sibuknya kuliah, tetapi dikarenakan tak memiliki biaya ia memilih tidak kuliah. Dan ditambah kepergian ibunya, membuat dirinya dan adiknya luntang-lantung.

Tetapi kini Egi sudah bisa menyekolahkan Ervin kembali, itu semua berkat Shaza yang memberikan Egi pekerjaan di mension milik gadis itu.

Menghela nafas panjangnya, Egi memilih segera meninggalkan Mansion ini setelah berpamitan dengan salah satu penjaganya.

☃️☃️☃️

"Lang, ini beneran gak papa?"

Entah sudah keberapa kalinya Bima bertanya, saat ini Langit dan keempat temannya tengah duduk lesehan di ruang tengah markas, mereka belum pulang ke rumah sejak jam pulang sekolah berakhir.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang