11. DUA SISI

147 51 126
                                    

Heii welcome back

HAPPY READING

☃️☃️☃️

"Terimakasih om, tapi sebenarnya saya gak perlu sampai pindah seperti ini," ucap laki-laki berambut gondrong.

"Tidak apa-apa, kalau Shaza senang saya ikut senang." Jonathan menepuk pelan bahu Egi, ya Jonathan mengabulkan permintaan Shaza untuk memindahkan Egi dan adiknya saat itu juga.

"Ervin sekolah yang bener ya," Tak lupa Jonathan mengusap kepala anak laki-laki berumur 14 tahun itu.

Jonathan senang dengan kehadiran dua anak laki-laki itu, karena ia tak memiliki anak lelaki jadilah ia menganggap Egi dan Ervin sebagai anaknya juga, Jonathan tak masalah dengan asal usul keduanya.

"Mas," panggil Karina dengan manja dari arah tangga.

"Oh udah dateng," lanjut Karina sambil memandangi Egi dan Ervin dengan tatapan menilai.

"Kar!" Jonathan memberikan tatapan peringatan.

"Iya sudah, bawa barang kalian kebelakang, bareng dengan pembantu yang lain!" perintah Karina dengan wajah angkuh.

Egi menatap Karina dengan jengah, ini alasan utama ia tak ingin pindah ke rumah megah ini, kalau kata Shaza penyihir ini benar-benar bikin muak.

Saat Egi dan Ervin sudah siap mengangkut barang-barangnya, Shaza muncul dari lift yang baru saja terbuka.

"Bang Egi, Ervin." Shaza mendekat dengan senyuman ceria di wajahnya.

"Bang Egi mau kemana? ayo ke lantai tiga, abang sama Ervin tidur disana, jugaan kamarnya banyak." Shaza terus berbicara tanpa melihat wajah Karina dan Sandra yang terlihat dongkol.

"Gak! Mereka ini cuma numpang Za." Bantah Karina.

"Kata kakak, lantai itu gak boleh diinjek orang asing." ucap Sandra tidak terima.

"Eh-eh apaansih, gak sadar diri ya?"

"Kalian juga numpang kali." Balasan tak terduga itu mampu membungkam siapa saja yang mendengarnya.

"Shaza, saya ini mamah kamu!" Karina menaikan suaranya.

"Jaga nada suaramu Karina." Tekan Jonathan.

"Za udah lah, gua di belakang aja," Egi yang tak ingin ada perdebatan lagi memilih mengalah.

"Gak!" Shaza merebut tas yang di bawa Ervin.

"Abang gak usah dengerin mereka," Shaza membawa tas Ervin dengan langkah tertatih, berat juga ternyata.

"Vin, nih bawa lagi." Shaza menyerahkan kembali tasnya.

Mau tak mau Egi dan Ervin mengikuti langkah Shaza setelah berpamitan dengan Jonathan.

☃️☃️☃️

"Kak Shaza itu kenapa si mah, ngeselin banget." Sandra dan Karina tengah duduk di meja pantry yang terletak di dapur, memandangi segala aktivitas yang dilakukan para maid untuk makan malam nanti.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang