tandai typo guys
Happy reading!
MARKAS ATLANTIS
"Lo kenapa bos diem mulu?" tanya Bayu iseng.
Langit hanya melirik Bayu dengan jengah, ia heran mengapa laki-laki itu sama sekali tidak bisa diam walau hanya semenit. Ada saja bahan-bahan untuk ditanyakan, menyebalkan sekali bagi Langit.
Alden yang melihat raut wajah tak bersahabat Langit, membekap mulut Bayu yang kebetulan berada di sampingnya.
"Lo bisa diem gak sih, Sro?"
"Kenapa gua harus diem sih Den?" tanya Bayu heran.
Bayu ini sepertinya tipe laki-laki yang bukan lagi pura-pura bodoh, tetapi memang bodoh.
"Ya lagian, pertanyaan lo aneh Su, emang sejak kapan Langit banyak bacot?" Arvin ikut menimbrung, sambil membawa snack yang ia curi dari Bima.
Sedangkan Bima sendiri tengah sibuk, menghitung pengeluaran dan pemasukan uang kas Atlantis.
"Ya, biarin aja ngapa deh, Langit aja gak sewot, kenapa malah Lo berdua yang sewot?" kata Bayu sambil meng-scroll aplikasi kesukaannya.
"Anjing Lo Sro, kesel gua punya temen kayak elo!" Alden memukul kepala Bayu dengan bantal, dan Arvin dengan sigap menahan kaki dan tangan Bayu, selanjutnya terjadilah penyiksaan terhadap Bayu yang sangat menyebalkan.
Dilain sisi, Langit hanya mendengkus malas karena ulah teman-temannya, di otaknya kini hanya memikirkan seputar gadis yang sialnya sulit ia miliki. ditambah lagi karena Omanya yang ternyata sengaja pulang ke Indonesia karena ingin memaksa dirinya dijodohkan dengan cucu sahabatnya.
Ini gila, bahkan Langit baru saja menginjakkan kakinya di kelas 10, tetapi bagaimana bisa Omanya sudah memikirkan banyak rencana tentang kelulusan sekolahnya. Ia tak setuju dengan rencana Omanya, apalagi saat ini dirinya hanya tertarik dengan Shaza, gadis itu cinta pertamanya, bagaimana bisa ia setuju dijodohkan dengan gadis lain.
Langit tak menyangka jika menjadi cucu Omanya akan seberat ini.
"Lang!" Arvin menyentak lamunan Langit.
Langit menatap Arvin dengan kesal, jangan sampai ia memukul kepala temannya itu karena mengejutkan dirinya.
"Ini ponsel Lo bunyi terus, udah tiga kali." Arvin menyerahkan ponsel Langit.
Saat Langit mengangkat panggilan, suara Bundanya menggelegar di ruangan, karena memang langit loudspeaker.
"LANGIT, DARI TADI BUNDA TELPON KENAPA GAK ANGKAT SIH!" kata Bunda Langit dengan emosi.
"Maaf Bun, Langit gak dengar." balas Langit meringis.
Sedangkan teman-temannya hanya ikut meringis mendengar suara Bunda Langit.
"Kamu jangan lupa, nanti malam kita ada pertemuan dengan keluarga sahabatnya Oma, kalau kamu gak datang, Bunda gak tanggung jawab kalau Oma marah." ucap Thalia dengan jelas, dan tanpa menunggu balasan Langit Bundanya mematikan panggilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Teen Fiction"Tunggu ya, aku bakalan lebih tinggi dari kakak." "Lo berisik." "Shaza ya?" "Kakak marah sama langit?" "Kita cuma beda umur, bukan beda perasaan." Langit Artha Nevandra, memiliki darah orang terpandang di kotanya. Hobi mengoleksi Action figure yan...