⸙ 06 . Malam yang dingin

1.8K 376 26
                                    

Selamat membaca!

— DEAR SEAN —

— DEAR SEAN —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Hari sudah mulai malam, Sean kembali pulang ke rumahnya begitu juga dengan Ajeng. Lelaki itu sampai didepan halaman rumah, menghela napasnya, apakah dia harus kembali lagi? Sebenarnya dia ingin pergi jauh-jauh dari sini, tapi kemana dia harus pergi? Itu membuatnya bingung sendiri. Jika di rumah pasti akan mendapat celaka saja.

Dengan berat hati, Sean melangkah jalan ke pintu utama rumah. Lalu mengetuknya tiga kali.

Tok.. tok.. tok..

"Ay—"

Oh, tidak jadi.

Tidak mungkin dia memanggil ayahnya, itu sangatlah mustahil.

Dharma tidak akan peduli dengan Sean.

"Bibi Nani!!" serunya dibalik pintu.

Laki-laki itu mengundang nama Nani beberapa kali, namun tak ada sahutan dari dalam bahkan pintu itu masih terkunci tak ada yang membukanya.

"Bibi, ini Sean"

TOK TOK TOK!

Ketukan Sean semakin keras, itu agar orang didalam rumah mendengarnya.

Tapi nihil, tak ada sahutan sampai sekarang.

Sean menggaruk tengkuknya walaupun tak gatal, bingung. Bingung apa yang harus dia lakukan sekarang. "Apa udah pada tidur?" gumamnya.

Dia jalan kearah sisi kanan rumah, menatap jendela kamar bibi Nani yang ternyata dari dalam sudah gelap, lampu di kamarnya sudah padam. "Bibi udah tidur sepertinya"

"Tapi kak Satya biasa begadang, masa udah tidur juga?" sambungnya.

Dia mencoba lari kecil kearah letak dimana kamar Nani, dengan sedikit keberanian dia mengetuk jendela yang tertutupi gorden jingga itu pelan. "Bibi Nani, ini Sean di luar mau masuk...." ucapnya dengan nada rendah.

3 detik kemudian, terdengar suara orang menyalakan lampu, dan benar lampu kamar Nani kembali nyala di dalam. "Den Sean?" kata Nani serius dari balik jendela.

"Iya bi" jawab Sean.

Bibi Nani dengan ragu yang masih tak tahu pasti itu Sean atau bukan akhirnya membuka gorden perlahan, lalu menjumpai Sean disana. "Eh den Sean baru pulang, sebentar den, bibi keluar buka pintunya" ucapnya dan Sean mengangguk paham.

Laki-laki itu kembali jalan kearah pintu utama rumah yang katanya Nani akan membukanya.

Berdiri menunggu dengan sabar, Sean kembali menghela napas panjang. Ternyata hidup itu sulit ya.

Tlap!

"Lho bibi mau kemana?" sial, ternyata ada Dharma yang masih menonton televisi sembari menyeruput satu gelas kopi hitam di ruang tamu.

Dear Sean ; Sunoo (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang