⸙ 14 . Cemburu

1.3K 299 46
                                    

Selamat membaca!

— DEAR SEAN —

— DEAR SEAN —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











Aku membuka pintu utama rumah dengan gugup karena ini sudah lumayan terlambat untuk datang ke cafe.

"Eh Sean?"

"H- hai"

Sean berdiri di belakang pintu, lalu menatap bingung karena tingkah ku yang gugup sekali. "Kenapa?"

"Telat, aku mau ganti baju dulu!" seru ku sambil lari kearah kamar untuk ganti baju ala barista cafe.

Sean menurut saja, dia duduk lagi di sofa sambil menunggu ku. Ada Kanaya juga yang sedang ngemil jajan sambil mainan game di iPad.

Laki-laki itu mendekati Kanaya sembari tersenyum manis. "Lagi mainan apa?" tanyanya.

Kanaya menoleh, lalu menunjuk kearah layar iPad. "Game kak, baby bus" jawabnya lugu.

Sean ber-oh ria, melihat jari-jemari cepat Kanaya yang berkutik pada layar besar itu.

"Kakak mau kemana kok pakai kemeja?" tanya Kanaya saat menyadari Sean berpakaian kemeja cokelat yang membuatnya semakin tampan.

"Mau ke sana"

"Mau pergi sama kak Ajeng yaa?"

Sean tertawa kecil mendengar cibiran klasik dari Kanaya, ia menyubit pipi gadis kecil itu. "Kakaknya aku pinjem sebentar ya?"

Kanaya tersenyum seringai yang membuat Sean bingung. Bukannya dia marah malah terlihat senang. "Iya gak apa-apa, Naya setuju kalo kak Sean sama kak Ajeng" jawabnya sangat lugu.

Aku yang telah selesai ganti baju langsung keluar dari kamar. Membawa tas selempang kecil yang berisi dompet dan sedikit alat make up.

Bola mata ku melihat Kanaya dan Sean yang sedang bercanda, lalu aku menghampiri mereka. "Eyy kelihatan seneng banget?" celetuk ku.

Mereka menoleh bersamaan, Kanaya mematikan iPad lalu jalan kearah ku sambil tertawa cengengesan. "Kakak mau pergi sama kak Sean, jangan lupa oleh-oleh" ucapnya.

Aku menaikkan kedua alis memberi isyarat pada Sean, apa yang sebenarnya tadi mereka bahas? Sampai Kanaya meminta oleh-oleh.

"Kakak mau kerja bukan jalan-jalan, dede" ujar ku.

"Kata kak Sean mau pergi" Kanaya menatap sinis Sean. Sang pembuat ulah itu hanya tertawa.

Aku menyentil Sean, lalu memberi sebatang cokelat pada Kanaya agar dia tidak ngambek lagi.

"Kakak berangkat kerja dulu kamu hati-hati di sini ya" ucap ku dan dia mengangguk seraya menerima cokelat itu, kemudian melambai.

"Dadah kakak!!!" serunya.

Dear Sean ; Sunoo (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang