16. Kebohongan

1.2K 164 11
                                    

Enjoy!

Brak!

"Lihatlah! Isaac si anak tidak memiliki ayah! HAHAHAHA!"

"Kasian Isaac, tidak pernah mendapatkan kasih sayang ayahnya! HAHAHAHA!"

Isaac terdiam disana, menangis terisak isak. Meminta mohon untuk berhenti.

"MAMA BILANG ISAAC SPECIAL KARENA ITU ISAAC TIDAK MEMILIKI AYAH! Hik... Hik..."

"Hey! Kamu bodoh ya?! Ayah dan ibu itu sangat penting dalam pembuahan anak!"

Grep

"Jangan menganggu anak saya." 

[Name] datang, tepat saat rambut isang hendak dijambak.

"Lari!"

Kedua anak yang merundung Isaac pergi, hei aura ibu yang sedang marah itu seram loh!

"Isaac-"

"LEPAS MAMA!" Isaac berontak saat [Name] hendak membantu Isaac berdiri. "Mama selalu mengecewakanku!"

Jleb!

Ah, pernyataan itu sangat menyakitkan. Sangat menyakitkan bagi seorang ibu, tidak perlu untuk menjadi seorang ibu untuk merasakan rasa sakitnya; semua orang juga akan merasa sakit hati menerima pernyataan seperti itu dari orang terkasihnya.

Isaac berlari menjauh dari area taman bermain dan pergi menuju rumahnya. Meninggalkan [Name] sendiri. Perkataan Isaac benar, [Name] mungkin selalu mengecewakan Isaac.

[Name] berlari kearah rumahnya, dan hendak menenangkan mental Isaac yang sedang hancur karena pembullyan tadi.

Brak!

Isaac membanting pintu kamarnya, dan menguncinya. [Name] sayang terlambat. [Name] tidak sempat menahan Isaac.

"Isaac!"

Hening, tidak ada balasan.

"Isaac, mama mohon buka pintunya.." Ucap [Name] lirih. "Isaac, maafkan mama.."

"Mama tidak tahu kan kalau aku selalu dibully di sekolah karena tidak memiliki papa! Mama tidak tahu Isaac selalu mempertanyakan keberadaan papa setiap malam! Mama tidak tahu hati Isaac hancur karena mama berjuang sendirian tanpa kehadiran papa yang membantu?! Isaac sakit ma, sakit.."

Pertahanan [Name] seolah runtuh, hatinya ikut hancur. Oh Tuhan, ujian macam apa lagi ini?

Genangan air mata tidak bisa ditahan, sang hawa terisak pelan; air mata itu tidak mau berhenti.

"Mama selalu mengecewakan Isaac.. Hik.. ISAAC BENCI MAMA!"

"Isaac, maafkan mama.."

"Papa adalah orang yang baik, Isaac. Sungguh, ia yang selalu membantu mama saat kesusahan. Tetapi, takdir berkata lain Isaac, papa meninggalkan mama saat mama mengandung Isaac. Mama sudah terlanjur kecewa pada papa, Isaac.." Balas panjang lebar [Name].

"Oleh karena itu, mama berjanji pada diri mama sendiri untuk menjaga dan membesarkan Isaac sendirian. Mama takut Isaac sedih karena memiliki papa yang jahat, mama tidak ingin Isaac menghabiskan seluruh hidup Isaac menderita.."

Hening, tidak ada balasan, hanya ada suara isakan anak kecil di dalam.

Hati Isaac sudah hancur, hati [Name] pun juga tidak kalah hancur.

[Name] meringkuk didepan pintu kamar anaknya. Berharap sang anak mendengarkan penjelasan [Name] dan membuka pintunya.

Cklek

Suara pintu terbuka, seorang anak kecil berumur 7 tahun itu berdiri dengan mata yang sembab dan tarikan ingus.

[Name] mendongakkan kepalanya..

Grep!

"Hik.. Mama.. Maafkan Isaac.."

God, Stood me up..

Isaac menerjang tubuh [Name], memeluknua dengan erat dan mencoba memberi sedikit kehangatan.

[Name] terdiam, matanya masih bercucuran air mata. Masih tidak berhenti.

"Mama cengeng!" Ucap Isaac.

[Name] tersenyum, dan memeluk balik Isaac.

"Terima kasih, Isaac."

==

Suara dentuman musik terdengar, wanita wanita lacur kesana kemari berkeliaran mencari target pria kaya yang akan ia puaskan.

Ada satu lacur yang menempelkan tubuhnya pada Koko, Koko yang diperlakukan seperti itu hanya diam, diam tidak peduli seolah jalang itu hanyalah hantu. Yang ia pikirkan saat ini adalah [Name].

"Kenapa sih Ko, resah banget lo keliatannya." Ucap Sanzu.

"Gue harus cari cara agar [Name] kembali."

"Memangnya lo udah menerima anak lo sendiri? Sialan lo Ko mau ibunya doang anaknya gamau."

"DIAM BRENGSEK! Bahkan gue butuh 4 tahun menenangkan batin dan mencoba menerima anak itu, setelah mengajak [Name] untuk kembali lagi ia tidak mau!"

"Yah, mungkin emang karma lo." Balas Ran yang sedang di blowjob salah satu lacur.

Koko yang sudah tidak tahan keluar dari area club dan bersender pada pembatas balkon. Lalu menyalakan rokoknya.

"[Name] gue kangen.."

Ctek!

Ctek!

Suara pematik mengalihkan atensi Koko, Koko kira hanya ada dirinya di balkon; ternyata ada sosok lain. Seorang pria?

"Kita bertemu lagi, Coco."














Jangan lupa votenya!
To be continued..

Money or Honey? [Kokonoi Hajime x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang