12. Ngidam

1.2K 183 5
                                    

Enjoy!

Usia kandungan [Name] sudah masuk bulan keempat, saat saat dimana kebanyakan ibu ibu yang hamil muda mengalami ngidam.

Biasanya sih kalau ngidam begitu para ibu ibu hamil bakal minta suaminya dapetin hal yang mereka mau makan.

Tetapi, berbeda dengan keadaan [Name] sekarang. [Name] hanya tinggal sendirian, dan saat ini ia sangaatt menginginkan sashimi.

Nah, masalahnya adalah toko sashimi mana yang masih buka pada pukul 3 dini hari?

[Name] mati matian menahan rasa inginnya pada sashimi, tetapi semakin ia berusaha tidak memikirkannya semakin ia menginginkan sashimi. [Name] menggila.

"Ah, sial... Pengen sashimi.." Ucapnya lirih.

"Nak, bertahanlah sampai pukul 9 pagi ya, besok kita akan ke restoran sashimi tereeenak! Mohon sabar ya.." Ucap [Name] sembari mengelus elus perutnya yang mulai lumayan membesar.

[Name] ingin menangis rasanya, mencoba menahan rasa ingin lari ke toko sashimi terdekat dan memakan seisi restoran. Walaupun mana ada restoran sashimi yang masih buka.

Ternyata memang hidup sendiri itu tidak mudah, tetapi [Name] akan berusaha menghidupi anaknya walaupun sendirian. Karena hanya dirinya yang mau bertanggung jawab. Koko? Tidak sama sekali mau bertanggung jawab.

'Kuat [Name] kuat!'

==

Hari minggu, hari dimana semua orang akan menghilangkan penat mereka dalam bekerja. Sama seperti [Name], saat ini ia akan hendak menuju restoran sashimi terdekat. Akhirnya rasa ngidamnya terpenuhi.

Tringg!

"Selamat datang!"

[Name] langsung menuju ke meja yang paling dekat dengan tempat koki berada. [Name] mengambil menu dan memberi tahu pelayan sashimi apa yang ingin ia makan.

"Baik, oh ya apakah anda sedang hamil? Wanita hamil yang makan disini mendapatkan diskon 20%!" Ucap pelayan tersebut.

"Hhee? Baiklah, Terima kasih~" [Name] berterima kasih sembari memberi senyuman yang hangat kepada sang pelayan, pelayannya malah salting tuh jiah.

Setelah pesanan datang, [Name] tidak lupa berdoa dan langsung melahap sashimi yang berada didepannya.

"Oishii!!! Waahh enak sekali!" Ucap [Name] senang, sungguh hari minggu yang sangat bahagia bagi dirinya.

"Wahhh kenyangnya~"

Setelah [Name] kenyang, ia pun menuju kasir untuk membayar pesanannya tadi.

"Oh! [Name]-sensei ya?"

[Name] menoleh, melihat siapa yang memanggil dirinya. Mungkin salah satu orang tua muridnya?

"Eh? Iya?" Balas [Name].

"Saya mama Sou-chan! Wahh Sou-chan tidak memberi tahu saya kalau sensei sudah hamil ya~" Ucap orang tua murid tersebut.

"Eh? Oh hahahaha, iya."

"[Name]-sensei pesan sashimi ya? Saya traktir saja ya, ini tanda Terima kadihku karena bahasa Inggris Sou-chan semakin membaik karena dirimu, Sensei!"

"E-Eh?! Tidak usah kumohon, biar saya saja yang bayar!"

"Tidak apa sensei, nee-san tolong bayar pesananku dengan dirinya ya, ini kartunya."

Kasir tersebut langsung melakukan pembayaran, [Name] yang panik sendiri jadi tidak tahu harus bagaimana.

"Saya pamit dulu ya sensei, dadah~"

"Ehahaha.. Dadah.."

Wanita yang memiliki anak bernama Sou tersebut langsung pergi meninggalkan restoran, [Name] pun juga ikut pergi dengan arah rumah yang berbeda.

"Ha-hhh..."

"Hei nona."

"Hm?" [Name] berbalik, ada segerombolan pria yang mengikutinya ternyata.

"Wah nona muda sedang hamil ya, Hei kau lacur dimana hah? HAHAHAHA!!"

"Maaf, tapi saya bukan lacur." Ucap [Name] tetap dengan senyuman ramahnya walaupun didalem hati ia sudah mengumpati nama binatang.

"Hei jangan sok jual mahal begitu, sini bermain sebentar~" Ucap salah satu preman disana.

Ketiga pria itu langsung mendekati [Name], [Name] tentu tidak takut. Untung saja selama di panti asuhan dulu ia mengikuti les judo.

Tetapi, apakah memungkinkan ia akan melakukan bela diri dengan kondisinya yang sedang hamil ini?

[Name] menyeringai senang, ia terpikirkan oleh suatu ide. Huh, daripada membuang buang tenaga, lebih baik...

"KYAAA!!! TOLONG ADA PEMERKOSA!!!" [Name] berteriak lantang.

"HAH?!" Ketiga preman itu kaget setengah mati. Wah nasib mereka bakal ampas karena dikeroyok.

"HEI NONA ITU AKAN DIPERKOSA!" Segerombolan orang orang mulai berlari mendekati ketiga preman tersebut, ketiga preman itu langsung lari ketakukan diamuk massa.

[Name] pintar, ia sadar diri kalau tubuhnya sekarang tidak akan mampu untuk membela dirinya dengan bela diri. Jadi lebih baik berteriak seperti itu di pemukiman warga desa karena rasa peduli mereka masih tinggi, jarang orang perkotaan yang akan peduli jika saja [Name] akan diperkosa.

*saya gak bermaksud kalau orang orang di perkotaan semuanya gak peduli lingkungan, tetapi mayoritas seperti itu apalagi di Jepang sendiri.

"HAHAHA! MAMPUS DASAR PREMAN BRENGSEK! AKU DOAKAN PENIS KALIAN MENGECIL DASAR BANGSAT!" Umpat [Name] yang sedari tadi melihat amukan massa kepada 3 preman itu.

[Name] melanjutkan perjalanannya dengan tenang dan aman sekarang. Huft walaupun agak pusing karena marah marah tadi, seenggaknya [Name] aman sekarang.














To be continued..
Jangan lupa votenya!

Money or Honey? [Kokonoi Hajime x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang