Enjoy!
[Name] terbangun dari tidurnya, dan menemukan tubuhnya sudah telanjang bulat dan area privatnya sakit. Kepalanya pusing, benar benar pusing. Ah, sebenarnya ada apa dengan dirinya?
[Name] mencium bau rokok, siapa yang merokok pagi pagi?
Seluruh ruangan yang [Name] lihat terlihat asing, dia di hotel?
[Name] langsung berdiri, dan mengambil beberapa pakaiannya yang berserak disana, memakainua kembali dan hendak keluar dari kamar hotel bintang lima tersebut. [Name] sadar kalau di area balkon ada seseorang, dan itu adalah Koko. Makanya ia tidak ingin mengucapkan sepatah katapun, dia sudah malas bertemu Koko.
Lalu saat [Name] hendak keluar, ada seseorang yang menahannya.
"[Name]."
Tubuh [Name] membeku seketika, genggaman Koko saat ini benar benar keras dan sudah dipastikan [Name] tidak bisa keluar.
Tapi kali ini [Name] mencoba keluar dari genggaman Koko tapi hasilnya nihil.
"[Name] dengarkan aku dulu-"
[Name] tetap kukuh untuk mencoba keluar dari genggaman Koko.
"[Name] kumohon ayo kita bersama lagi."
"For what?!" Balas [Name].
"FOR OUR CHILD, [Name]!"
[Name] mendungus kesal, "Demi anak kita katamu? IT'S MY CHILD, KOKONOI HAJIME! 7 tahun yang lalu bahkan kamu tidak menganggap anak ini adalah anakmu." Ucap [Name] tegas.
"Itu masa lalu!"
"Ko, you know.. I don't care about marriage now, yang gue pikirin sekarang cuman anak gue. Apakah dia bakal bahagia punya papa kayak lo? Ko, I don't want him to suffering.."
"Apakah dia benar benar bahagia tidak memiliki sosok ayah dalam kehidupannya? Apakah dia juga tidak menderita melihat ibunya bekerja keras demi dirinya sementara dia tidak bisa melakukan apa apa untuk ibunya?" Balas panjang lebar Koko. "[Name] pikirkan perasaan anakmu."
[Name] kesal sendiri karena perkataan Koko, "Ko, gue mikirin perasaan anak gue. Itulah kenapa gue masih gabisa nerima kehadiran lo lagi di kehidupan gue dan anak gue."
[Name] langsung melepaskan genggaman Koko pada dirinya. Koko hanya pasrah dibuatnya.
Kriett..
BRAK!
"Sial.."
==
"MAMAAAAA!!"
[Name] terkejut setengah mati saat pekikan anak laki lakinya itu menggema ke seluruh penjuru rumah.
"Isaac! Jangan berteriak!" Tegur [Name].
"Hehe.. Maaf mama! Mama, hari ini Mona mencium pipiku saat hendak berpamitan pulang!"
"Hhee?? Benarkah? Apakah papa Mona mengizinkan?" Ucap [Name] sembari membuka celemeknya.
"Un! Hehe.. Mama, sepertinya aku menyukai Mona!"
"Hmm.. Baguslah, mama akan merestui pernikahan Isaac dan Mona saat sudah besar nanti ya~"
"M-Mama!!"
"Hihii!"
Kepulangan Isaac dari perkemahan membawa canda tawa, Isaac sudah rindu dengan ibunya padahal hanya ditinggal satu hari.
[Name] menyuruh Isaac untuk membersihkan tubuhnya, sementara [Name] memasak makan siang untuk mereka berdua.
"Mama, tolong keringkan rambutku."
"Baiklah."
[Name] mengambil hairdryer di laci dan mengeringkan rambut Isaac sembari memangkunya.
"Nee, mama; dimana papa berada?"
Deg, deg, deg.
Jantung [Name] serasa turun ke lambung, oh Tuhan ini pertanyaan yang paling [Name] ingin hindari.
"Papa.." [Name] terdiam sesaat, memikirkan alasan apa yang harus ia beri kepada anak semata wayangnya. "Isaac lahir tanpa papa, itu yang membuat Isaac spesial." Ucap [Name] sembari tersenyum kecut.
'Maafkan mama, Isaac.' Batin [Name].
Maaf ya kali ini chapternya agak pendek, saya sedang menyiapkan ending book ini♡(*´ω`*)/♡
To be continued..
Jangan lupa votenya!

KAMU SEDANG MEMBACA
Money or Honey? [Kokonoi Hajime x Readers]
Teen Fiction"Dasar gagal move on lo." "Bacot lo makan nih duit." Rasanya jadi sugar baby Kokonoi Hajime gimana ya? . . . Kokonoi Hajime x Reader Bonten timeline! Tapi tidak akan mengandung inti cerita pada Bonten arc hanya meminjam characters Status : COM...