Bonus chapter!

1.3K 145 7
                                    

Enjoy!

Hari ini, 12 juli-- adalah ulang tahun Akiteru, [Name] yang tau kakaknya sedang berulang tahun pun hendak mengunjungi makam milik kakaknya.

"Isaac mau ikut mama papa atau sendiri di penthouse?"

"Mau kemana mama? Isaac mau ikut!"

"Ke tempat pamanmu." Balas Koko.

Isaac pun ikut ikut saja, malah ia berharap bakal ada teman bermain disana.

Isaac tidak sabar, jiwa extrovertnya meronta ronta tidak sabar ingin bertemu pamannya.

Tetapi ternyata tidak sesuai ekspetasi, tempat yang mamanya maksud adalah makam, makam milik pamannya.

Isaac, Koko dan [Name] sudah sampai di makam Akiteru.

"Kak, aku datang mengunjungimu."

Tangan [Name] pun bersatu, hendak memanjatkan doa untuk sang kakak. Isaac juga tidak lupa ikut berdoa.

"Kak.. Selamat ulang tahun, aku sudah memiliki keluarga kecil sekarang. Aku bahagia."

Hening, tidak ada balasan, hanya ada suara semilir angin.

Koko hanya diam, tak berani membuka suara. Sementara Isaac sedari tadi hanya diam pada satu tempat, tepat disebelah makam sang paman.

"Mama baik baik saja paman! Papa adalah orang yang jahat kata mama dulunya, lalu papa sudah menjadi papa yang baik demi mama dan Isaac!" Celetuk Isaac pada satu tempat tepat disebelah makam Akiteru. Isaac mengucapkan hal itu sembari tersenyum.

[Name] menoleh kearah Isaac, "Siapa, Isaac?"

Koko pun juga ikut terheran, ini anaknya liat apaan?

"Itu, ada paman yang mirip sama mama terus nanyain kabar mama!"

Jantung Koko dan [Name] seolah terhenti, anaknya indigo atau gimana?

Lalu [Name] kembali tersenyum, dan hendak mengucapkan sesuatu.

"Aku baik baik saja disini, kak."

[Name] pun menggendong Isaac dan meminta pulang ke Koko. Koko pun mengiyakan, Koko tau pasti [Name] akan menangis, hanya ia yang tau bagaimana perasaan [Name].

Keluarga kecil itu sudah kembali ke mobil, karena Isaac mengantuk selama perjalanan dia pun tertidur dengan lelap di kursi penumpang yang terletak dibelakang.

"Keluarkan saja, [Name]." Ucap Koko.

Oh Tuhan, air mata dipelupuknya sudah tidak bisa ditahan lagi.

Air mata mulai turun, sang hawa menggigit bibirnya karena takut mengeluarkan suara tangis isaknya.

"Hik.."

[Name] pun mengusap pelan air matanya, Koko menggenggam tangan [Name], mencoba menenangkan cintanya itu.

"Sttt.. Tidak apa.. Semuanya akan baik baik saja, kakak sudah bahagia disana.." Ucap Koko sebagai penenang.
















Jangan lupa votenya!
Terima kasih sudah membaca<33
Btw ini chapter tambahan terakhir ya.

Money or Honey? [Kokonoi Hajime x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang