23

7.8K 726 1
                                    

Luka yang tercipta
Akankah mampu untuk terlupa?

-Ming Li Hana

Malam hari ini seperti janji kaisar yang menyuruh permaisuri bermalam di kediaman nya, dengan semangat wanita tersebut berdandan di depan cermin untuk mempercantik dirinya. Pewarna bibir berupa bubuk merah menyala pun tak lupa menghiasi bibir mungilnya. Setelah dirasa telah siap permaisuri pun menuju dapur untuk mengambil makanan yang sebelumnya telah dirinya persiapan

"Lin han, mana obat yang di berikan ayahandaku"

"Ini yang mulia" kata seorang pelayan sambil menyerahkan sebuah botol kecil

Dengan senang hati permaisuri Fang yin pu segera menerima botol kecil berisi obat tersebut dan mencampurkannya di salah satu makanan juga minuman yang ada di hadapan nya. Setelah semua selesai wanita itupun lantas melangkahkan kakinya ke kediaman naga diikuti oleh para pelayannya

"Yang mulia, istirahatlah dulu" kata permaisuri Fang Yin begitu dirinya telah berada di kediaman naga dan melihat kaisar Hwang masih sibuk dengan pekerjaanya

"Kau sudah datang rupanya" balas kaisar yang kemudian menghampiri permaisuri nya

"Anda belum makan malam bukan? Nah silahkan cicipi masakan hamba"

"Emm baiklah. Kelihatanya lezat"

"Tentu saja yang mulia karena makanan ini hamba buat khusus untuk anda" kata permaisuri dengan menyuapkan makanan kemulut kaisar Hwang

"Kau tidak mencoba makanan zhen?"

"Ah tidak yang mulia, hamba akan memakan makanan yang lain saja"

Mendengarnya kaisar hanya mengangguk mengerti dan hanya tak memikirkan hal sepele tersebut. Lagi pula hanya soal makanan dan tak perlu diperpanjang.

Belum lama setelah kaisar selesai menikmati makan malamnya, entah mengapa tiba-tiba tubuhnya menjadi terasa panas dan kepalanya menjadi berat. Tak hanya itu, saat kaisar melihat permaisuri rasanya wanita tersebut tampak terlihat sangat cantik dan menggoda.

"Yang mulia, rasanya malam ini sangat panas" kata permaisuri yang kini telah menarik hanfu bawahnya sampai memperlihatkan pahanya sengaja menggoda sang kaisar

"Kau benar"

Merasa tak mendapat respon seperti yang diinginkan kini giliran hanfu bagian kerah yang wanita tersebut singkap dan agak direndahkan hingga memamerkan lehernya yang jenjang dan mulus

"Oh ayolah. Apa anda tidak merasakanya yang mulia?" lanjutnya lagi sambil mengelus pelan lehernya

Merasa tergoda dengan permaisurinya itu, dan karena sudah tak tahan kaisar Hwang pun tanpa aba-aba segera menarik tangan permaisuri Fang Yin menuju ranjang dan menghempaskan tubuh mungil wanita tersebut. Tak berselang lama setelahnya pakaian keduanya pun telah berserakan kemana-mana di bawah tempat tidur (yah kalian udah tau dong ya apa yang terjadi tanpa author perjelas wkwk 😅). Tanpa disadari kaisar, sang permaisuri cantik itu kini tengah tersenyum puas karena rencananya telah berhasil

***

"Lea, tolong segera ungkap semua kejahatan permaisuri"

Samar-samar terdengar suara lembut seorang wanita yang seakan berbisik di telinga Li Hana. Membuat wanita yang tengah di serang kantuk itu tersentak seketika membuka matanya karena kaget

"Hah? Suara siapa itu?"

"Ada apa yang mulia?" tanya Ning Lili

"Lili apa kau mendengar sesuatu?"

"Tidak yang mulia. Memang ada apa?"

"Mungkin hanya perasaan ku. Lili kau boleh kembali" perintah Li hana yang melihat pelayan setianya itu tampak lelah

Berusaha tak menghiraukanya Li hana memilih untuk melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu setelah kepergian Ning Lili namun lagi-lagi suara tersebut terdengar kembali hingga wanita tersebut sadar jika itu bukan hanya perasaannya saja dan suaranya sangat tidak asing

"SELIR AGUNG!" triak Li hana setelah mengingatnya

"Tapi, jika benar selir agung yang asli meminta tolong...aku harus mulai dari mana?" gumam Li hana

"Yang mulia anda kenapa?" tanya kepala pelayan Chou yang rupanya dari tadi masih berada di kamar Li hana

"Kepala pelayan Chou kau dari tadi disini?"

"Iya yang mulia, hamba ingin menemani anda"

"Begitu. Em kepala pelayan Chou apa sebelum kehilangan ingatan, aku pernah menitipkan sesuatu atau pernah berbicara soal yang aneh gitu"

Mendengar pertanyaan Li Hana, tampak kepala pelayan Chou berusaha mengingat sesuatu. Dengan sabar Li hana menunggu jawaban wanita tersebut berharap dirinya menemukan suatu petunjuk

"Ah benar, dulu anda pernah menitipkan sebuah sulaman sebelum kecelakaan terjadi dan anda juga mengatakan jika sulaman itu penting"

"Benaran? Kalau begitu berikan padaku"

"Baiklah yang mulia, harap anda tunggu sebentar hamba akan mengambilnya" pamit kepala pelayan Chou yang diangguki oleh Li hana

Tak berselang lama kepala pelayan Chou telah kembali dengan membawa sebuah sulaman berwarna merah hati yang hampir seperti sapu tangan namun dengan ukuran yang lumayan lebih besar dan tanpa adanya hiasan apa pun lipatanya pun juga masih tampak rapi seperti belum pernah di buka sama sekali.

"hanya sapu tangan biasa sepertinya"

"Tapi hamba yakin anda mengatakan bahwa ini penting"

Karena penasaran, Li hana membeber sulaman tersebut yang rupanya terdapat untaian kata-kata yang disulam menggunakan benang berwarna emas

"Pandanglah sekelilingmu dengan teliti, maka kau akan menemukan sesuatu yang berbeda"

Begitulah kata-kata yang tertulis di sulaman tersebut membuat dua orang yang membacanya kebingungan

"Ini.....apa maksudnya kepala pelayan Chou?"

"Hamba juga tidak tau yang mulia"

Menghela napas, saat ini Li hana memilih untuk mengabaikannya terlebih dahulu karena memang otaknya belum bisa diajak kompromi. Namun meski begitu dirinya yakin jika tulisan tersebut merupakan sebuah petunjuk dan akan dirinya pastikan akan segera mendapatkan jawabannya secepatnya

__________

Halo-halo balik lagi sama Relca nih, huh akhirnya bisa up juga malem ini setelah banyaknya kegiatan author

Gimana kangen nggak sama Li hana? Atau kalian ada yang kangen nih sama permaisuri?

What, Selir Agung?! (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang