10

12.2K 1K 53
                                    

Di paviliun jasmine alias di kediaman li hana wanita tersebut kini tengah termenung di depan jendelanya tampak memikirkan sesuatu. Entah mengapa memikirkan kaisar Hwang yang selalu membela permaisuri membuatnya kesal sendiri terlebih sampai menghukum cambuk juga menamparnya sungguh keterlaluan

"Apa ini yang always lo rasain selir agung? Huh kasian, kasian. Tapi lo tenang aja bagaimanapun caranya gue pasti akan bantuin lo" batin li hana

Dirinya sungguh tak habis pikir, dirinya tersesat di dunia antah berantah, semua serba kuno dan sekarang dirinya harus  membongkar kejahatan orang. Sedangkan suami? Suami apa yang tega menampar istrinya sendiri sungguh membuat kepalanya ingin pecah. Tunggu, apa barusan Li hana mengakui si dandang nasi itu suaminya?

"ARGHH GUE PUSINGG... huhu mami papi lea pengen pulang aja" tangis lea tiba-tiba saja pecah setelah berteriak tak karuan

"Yang mulia, anda kenapa?" tanya ning lili khawatir

"Lili, gue pengen pulang huhu gue nggak mau disini"

"Ah mungkin maksud anda, anda ingin pulang kerumah anda di kediaman bangsawan Wang?"

"Bangsawan Wang?" tanya Li hana masih dengan tangisnya

"Iya yang mulia, orangtua anda" jelas ning lili

Baru saja Li hana hendak bertanya lagi tentang yang barusan ning lili katakan, kepala pelayan Chou lebih dulu memasuki kamarnya dengan tergesa-gesa dan mengintrupsi perkataan Li hana

"Yang mulia, yang mulia kaisar ada disini" kepala pelayan chou mengabarkan

"APA?! Ngapain tuh dandang nasi kesini" kaget li hana karna tumben-tumbenan kaisar Hwang menghampiri kediamannya

Dengan cepat-cepat Li hana langsung menghapus sisa tangisnya. Tentu lah bisa malu dong kalau di liat kaisar Hwang, jaim gitu lo

"Siapa dandang nasi selir agung?" tanya suara berat yang berasal dari kaisar Hwang mengintruksi li hana juga kepala pelayan chou

"Heh ngapain lo kesini?!" sewot li hana

"Zhen tak sengaja lewat sini, kau belum menjawab pertanyaan ku selir agung"

"Ahh kau mau tau siapa dandang nasi?"

"Tentu saja"

"Dia adalah pria simpanan ku tau. Lebih tampan darimu"

"APA!!"

"Heh nggak usah triak-triak juga kali bisa budeg ni gue"

"Kau seperti itu sudah marah. Memang benar kau berubah sekarang" cibir kaisar Hwang

"Lalu apa masalah mu kalau aku berubah. Udah sana pergi lo bikin badmood aja" kesana Li hana sambil melemparkan beberapa barang ke arah kaisar Hwang membuat pria tersebut cengo di buatnya

Tadi memang saat berjalan-jalan niat kaisar Hwang tidak bermaksud untuk mampir di kediaman selir agungnya itu. Tapi entah mengapa langkah kaki serta pikirannya malah membawanya ke tempat tersebut seperti ada maghnet yang menariknya. Ia sendiri juga tidak tau kenapa

"Hei hentikan atau zhen akan menghukumnu!" ancam kaisar Hwang sambil menghindari lemparan barang-barang yang mengarah padanya

"Emang gue peduli wlee"

"Kau.."

Cup

Sebuah kecupan singkat mendarat sempurna di bibir li hana yang ranum membuat wanita tersebut mematung sesaat. Hatinya sendiri entah mengapa jadi deg-degan namun saat tersadar secepat kilat matanya melotot dengan cantiknya. Tak hanya selir agung, panglima yon sendiripun sangat terkejut dengan tindakan kaisar barusan namun belum selesai rasa terkejutnya, dirinya telah di tarik keluar oleh kaisar

"ANJIR FIRST KISS GUEE!!!" triak li hana heboh

Kaisar sendiri yang sudah berada di luar hanya terpingkal-pingkal melihat ekspresi selir agungnya yang sangat menggemaskan di matanya sampai panglima yon yang kebetulan menemaninya dari tadi dan beberapa prajurit terheran melihat tawa kaisar tersebut. Pasalnya kaisar mereka ini sangat jarang tertawa atau bahkan tersenyum

"Dasar kaisar brengsek, kaisar mesum awas aja lo!!" omel Li hana yang masih bisa di dengar oleh kaisar

"Ahahaha, lihatlah yon bukankah wajah selir agung sangat menggemaskan tadi"

"Yang mulia anda sedang tidak kerasukan bukan?" tanya panglima yon yang menyadarkan kaisar dari tawanya

"Ehem, tidak..ya, Yasudah ayo kita pergi" kata kaisar yang kini wajahnya kembali dingin meski ada sisa tawa disana

Saat di tengah jalan menuju balairung, tak sengaja kaisar Hwang teringat sesuatu hingga dirinya menghentikan langkahnya membuat panglima Yon menabrak tubuh kekar sang kaisar

"Hei kalau mau berhenti bilang yang mulia, hidungku yang mancung ini bisa terluka" omel panglima Yon. Sungguh tak ada takut-takutnya panglima satu ini

"Aku punya tugas untukmu Yon" kata kaisar to the poin tanpa memedulikan omelan panglima yon

"Tugas? Tugas apa?"

"Kau carilah orang yang bernama dandang nasi"

"Hei tapi aku belum mendapat libur seminggu ini" protes panglima Yon

Tentu saja dirinya akan protes. Bayangkan saja sudah seminggu penuh dirinya harus memata-matai mentri Yen untuk mengumpulkan bukti-bukti korupsi dan pemberontakanya dan sekarang dirinya harus mencari orang yang tak tau seperti apa wajahnya. Oh astaga bolehkah dirinya sekali saja memukul kepala kaisarnya ini?

"Kalau kau menemukannya akan ku beri kau libur seminggu penuh" kata kaisar membuat wajah panglima Yon menjadi cerah

"Baiklah" Setuju panglima Yon. Lantas setelahnya keduanya pun melanjutkan langkah mereka

***

"Selir bao kau lihat sikap selir agung saat perjamuan kemarin?" tanya selir lulu mengawali obrolan

Saat ini selir Lulu dan selir Bao tengah bersantai di gazebo kediaman selir Bao. Memang kedua selir itu memiliki hubungan yang dekat semenjak keduanya berada di istana

"Tentu saja. Bahkan semua yang disana juga melihat sikap selir agung"

"Sekarang selir agung semakin berani"

"Ya, dan aku suka itu"

"Menurutmu siapa yang akan menang diantara keduanya?"

"Tentu saja selir agung tapi ya tentu saja jalannya tak akan mudah. Karna aku tau bagaimana permaisuri"

"Maksudnya?" tanya selir lulu penasaran namun selir Bao hanya tersenyum misteri

Selir lulu yang melihat senyum misterius tersebut hanya semakin bingung. Dirinya tak pernah menyangka kehidupan istana begitu menyeramkan. Dulu sebelum dirinya menjadi seorang selir, bangsawan Heng yang merupakan ayahandanya, menjabat sebagai mentri pertanian tingkat  empat hanya tak sengaja mendaftarkan selir lulu untuk mengikuti pemilihan selir yang memang dilakukan setelah penobatan permaisuri untuk semakin menguatkan posisi kaisar. Tak disangka dirinya juga selir Bao terpilih meski hanya menjadi selir biasa

"Kau akan tau dengan sendirinya selir lulu"

"Haish kau membuatku semakin bingung selir Bao"

"Sudah tidak perlu kau fikirkan. Sekarang bagaimana kalau kita menyulam untuk mengusir jenuh?" tawar selir Bao yang diangguki oleh selir Lulu

Setelahnya Selir Bao pun memerintahkan pelayanya untuk menyiapkan bahan-bahan sulaman. Hingga tak lama, keduanya pun telah asik dengan pekerjaanya

_________________

Alhamdulillah bisa up lagi, semoga kalian nggak bosen ya sama alur ceritanya
Makasih banyak-banyak buat kalian yang udah baca karya aku ini
Sayang kalian semua😘😘😘

What, Selir Agung?! (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang