24

7.7K 767 7
                                    

Walau kelak mungkin kau kan pergi
Namun dirimu takkan pernah terganti

-Ming Hwang Tse

Semalaman ini Li hana sama sekali tak bisa tidur meski hanya sebentar saja. Pikiranya saat ini tentu saja tertuju dengan tulisan milik selir agung yang asli dan hal itu membuat masalahnya dengan kaisar Hwang menjadi sedikit teralihkan

"Ini maksudnya apa sih ahh bikin frustasi aja deh. Lili sama kepala pelayan Chou juga, kemana mereka" erang Li hana

Ketika hendak berbalik ingin mencari kedua pelayan setianya itu, tak sengaja tangan Li hana menyampar sesuatu dan terjatuh tepat di bawah sebuah laci kecil hingga membuat Li hana harus berjongkok untuk mengambilnya. Namun saat tanganya merah untuk menemukannya dirinya menyentuh sesuatu yang berbeda dari lantai lainya yakni terasa seperti sebuah papan hingga membuatnya penasaran. Tak butuh waktu lama Li hana segera memindahkan semua barang-barangnya dan menggeser laci tersebut

Saat telah berhasil membuka papan tersebut tak disangka Li hana menemukan sebuah peti cantik berwarna coklat berukuran sedang. Karena penasaran cepat-cepat wanita tersebut membukanya karena memang tidak ada kunci atau semacamnya jadilah hal itu lebih memudahkanya

Tampak di dalam peti tersebut terdapat sepasang hanfu yang sepertinya milik milik anak-anak dilihat dari ukurannya selain itu salah satunya terdapat robekan yang memanjang tepatnya hanfu perempuan juga sebuah cincin giok berwarna hijau yang mempesona.

"Ini punya siapa? Kenapa juga ini sore hanfunya"

"Yang mulia, ada apa? Kenapa kamar anda jadi seperti ini?" tanya Ning lili yang baru memasuki kamar junjunganya itu

"Nah bagus sekali kau ada disini. Lili kau tau ini semua milik siapa?"

"Ah bukanya ini hanfu milik anda dulu yang mulia, tapi hamba tidak tau hanfu satunya"

"Begitu. Lalu giok ini?"

"Hamba juga tidak tau yang mulia"

"Tunggu yang mulia, sepertinya hamba kenal hanfu itu" kata seseorang di belakang Li hana

"Astaga. Kepala dayang Chou kau mengagetkanku" kata Li hana sedikit berteriak sambil mengelus dada karena terkejut

"maaf yang mulia, hamba tidak sengaja"

"Sudahlah. Kalian berdua bukannya sudah kubilang untuk memanggilku hanya Li hana saja bukan. Kenapa mulai lagii ish"

Ingin menanyakan kembali soal hanfu tadi  Li hana kedahuluan seorang prajurit yang datang ke kamarnya mengabarkan bahwa ibu suri ingin bertemu dan juga telah menunggunya di paviliun bulan, paviliun ibu suri

"Kau mengganggu prajurit"

"Ini perintah dari yang mulia ibu suri, yang mulia selir agung maafkan hamba" kata prajurit tersebut dengan hormat dan tampak raut ketakutan di wajahnya

"Ahaha kau lucu sekali, sudah tidak papa aku hanya bercanda. Yasudah mari kita kesana sekarang"

Dengan berat hati karena urusanya yang belum selesai Li hana melangkahkan kakinya menuju paviliun milik ibu suri yang katanya telah mengundang untuk menikmati teh bersama

"Selir agung ini memberi hormat pada anda yang mulia ibu suri"

"Kemarilah dan duduk selir agung ibunda rindu mengobrol denganmu" kata ibu suri dengan senyum hangat yang tampak di wajah cantiknya

"Ibunda bisa saja" jawab Li hana menyeruput teh nya dengan nikmat

"Cincin itu....dimana kau mendapatkan nya selir agung?" tanya ibu suri dengan tiba-tiba

Rupanya cincin yang berada di peti yang telah Li hana temukan tadi tak sengaja terpakai oleh wanita tersebut dan telah melingkar dengan indah di jari manisnya. Li hana pun sebenarnya juga bingung kenapa ukuran cincin giok tersebut untuk ukuran dewasa bukan ukuran anak-anak

"Ah selir agung ini tak sengaja menemukanya di kamar saat memindahkan barang-barang ibunda. Hamba sendiri pun sudah lupa jika mempunyai cincin giok ini. Kenapa ibunda bertanya seperti itu?"

"Karena cincin giok itu milik kaisar yang pernah ibunda hadiahkan saat ulang tahunnya yang ke tujuh"

"Apa? Jadi cincin ini dulu ibunda yang memberikan untuk kaisar?"

"Benar sekali. Dan saat ibunda bertanya kemana cincin giok nya karena memang saat itu masih dirinya gunakan sebagai liontin. Setelah Hwang selamat dari percobaan pembunuhan beberapa tahun lalu, dia mengatakan telah memberikanya pada penyelamatnya"

"Dan tampaknya sekarang sudah jelas, permaisuri rupanya berbohong selama ini"

"Maksud ibunda?"

"Selama ini ibunda tidak percaya jika permaisurilah yang telah menyelamatkan kaisar, ibunda juga sempat mencari tahu tentang hal ini hanya saja selalu tidak mendapat titik terang"

Penjelasan dari ibu suri benar-benar membuatnya tak menyangka sama sekali. Kaisar mengatakan bahwa permaisurilah yang telah menyelamatkanya dan sekarang ada bukti yang menguatkan bahwa selir agung yang telah menyelamatkan kaisar. Sebenarnya apa yang telah terjadi?

"Tapi apa ibunda yakin tentang hal ini?"

"Tentu saja karena giok itu adalah giok yang langka tentu saja tidak sembarang orang yang bisa menirunya dan kau lihatlah dengan seksama pasti ada nama Hwang di dalamnya"

Benar saja, setelah diperhatikan dengan lebih jelas memang terdapat nama kaisar Hwang meski berukuran kecil dan samar juga jika sekilas takkan terlihat karena tertutup dengan rumitnya ukiran yang terpahat di sana

"Ibunda benar, ada nama kaisar Hwang disini"

"Benar bukan. Kalau begitu kita harus segera memberitahu suamimu yang bodoh itu"

"Tunggu ibunda, kaisar pasti tidak akan percaya begitu saja. Lagipula mana mungkin selama ini kaisar percaya pada permaisuri jika dia tidak memiliki buktinya bukan?"

"Kau benar juga selir agung. Lalu apa yang harus kita lakukan?"

"Aku punya ide ibunda" sahut Li hana yang kemudian memberitahu ide nya pada ibu suri dengan semangat.

"Bagus. Ibunda akan selalu ada di pihakmu dan mendukungmu"

Keduanya pun lantas tersenyum dengan cerah. Dan mungkin memang inilah langkah awal bagi Li hana untuk membereskan semuanya jadi dirinya akan pastikan untuk segera mencari tau kebenaranya dan dirinya bisa secepatnya kembali ke dunianya jika semua telah selesai. Semoga saja

_________________

Duduh pada nungguin ya....author lagi sibuk banget ahir-ahir ini karena ngurus skripsi. Jadi harap maklum ya readers tercinta😚😚

What, Selir Agung?! (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang