15

10.3K 922 12
                                    

Bagaimanapun dirimu
Hatiku tak akan bisa berhenti untuk mencintaimu

-Ming Li Hana

Di kediamanya, Li hana sangat bersemangat untuk mengemasi barang-barangnya yang akan di bawa bahkan wanita itu tak sadar bahwa dua pelayan setianya tak ada di tempat seperti biasanya

"Astaga Li hana, dari mana saja anda?" kata kepala pelayan Chou yang baru datang entah dari mana bersama Ning Lili

"Benar Li hana kami mencarimu dari tadi" tambah Ning lili

"Hehe maafkan aku, tadi sewaktu kalian pergi kaisar menyeretku ke kediaman naga" balas Li hana dengan cengiranya

"Astaga apa ada sesuatu?"

"Tidak ada kepala pelayan Chou kau tenang saja"

"Dan kalian berdua bantu aku bersiap" lanjut Li hana

"Bersiap? Anda hendak kemana?" tanya Ning Lili

"Mengunjungi ayahanda. Dan kaisar sendiri yang mengajakku"

"Tidak biasanya. Apa terjadi sesuatu?" batin Ning lili

Dengan cekatan dua orang pelayan itupun merapikan dan memasukkan barang-barang yang diperlukan. Li hana sendiri dibuat kagum dengan kerja mereka berdua. Sampai  suara benda jatuh dari salah satu hanfu yang tengah diambil menyita perhatian keduanya juga Li hana yang tengah merapikan dandananya. Karena penasaran wanita cantik itupun menghampiri kepala pelayan Chou juga Ning lili

"Apa itu yang jatuh Lili?"

"Ini....hiasan rambut"

"Hiasan rambut? Kenapa ada di sana?"

"Sebenarnya hiasan rambut ini bukan punya anda karena anda tidak menyukai model seperti ini. Hiasan ini saat anda kecelakaan dulu hamba temukan dekat tangan anda" jelas kepala pelayan Chou

"Kau tau ini milik siapa?"

"Hamba kurang yakin, tapi yang menyukai model seperti ini adalah permaisuri"

"Jadi bener kalok permaisuri yang udah nyelakain selir agung? Bagus ini bisa jadi bukti" batin Li hana

"Yasudah kalian simpan baik-baik hiasan rambut itu. Jangan sampai hilang" lanjutnya yang diangguki oleh dua orang di depanya

Tak lama seorang prajurit menghampiri Li hana mrngabarkan bahwa kaisar telah menunggunya dan telah siap untuk berangkat. Mendengarnya buru-buru Li hana keluar dari kediamannya dengan setengah berlari karena bersemangat, tak memperdulikan dua pelayan setianya yang kewalahan mengejar junjungan mereka

"Astaga, jangan berlari Li hana" protes Ning lili yang tak di hiraukan sama sekali oleh Li hana

"Hah..hah..ayo..kita berangkat" kata Li hana begitu berada di hadapan kaisar dengan nafas yang ngos-ngosan

"Atur dulu nafasmu itu selir agung. lagian kenapa kau harus berlari-lari"

"Haish bawel amat lo" balas Li hana sambil menarik tangan kaisar Hwang menuju salah satu kuda.

Dirinya yakin jika kendaraan di dunia ini adalah kuda karena terbukti saat ini ada beberapa kuda yang terjejer rapi seperti sengaja dipersiapkan

"Kau tidak naik kuda selir agung" kata kaisar Hwang menghentikan langkah Li hana

"La..lalu?"

"Tentu saja kau akan naik tandu. Dasar bodoh" cibir kaisar membuat Li hana kesal

Menoleh kesana kemari mencari kendaraan yang dimaksud Li hana menemukan pemandangan berbeda, yakni terlihat sesuatu semacam kereta kuda dengan hiasan mewah dan ukiran-ukiran yang rumit namun bedanya semua bagiannya tertutup menyisakan pintu kecil untuk memasukinya. Instingnya mengatakan bahwa itulah "tandu" yang di maksud oleh kaisar

"Mungkin itu" batin Li hana yang kemudian menghampiri tandu tersebut dan segera menaikinya

"BERANGKAT!" seru kaisar

Sepanjang perjalanan Li hana hanya bisa mengeluh karena di dalam tandu terasa sangat panas dan sangat ampek membuat peluh wanita tersebut membasahi keningnya

"Gila betah amat orang-orang dunia ini pkek ginian" keluh Li hana

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam ahirnya rombongan Li hana menghentikan perjalanan mereka. Bernapas lega, dengan segera wanita tersebut turun dari tandunya. Ternyata mereka telah sampai di sebuah pasar yang cukup besar untuk beristirahat. Di sana banyak barang-barang yang dijual seperti guci dan barang-barang tembikar yang lain, hanfu, juga kedai-kedai yang menjual berbagai makanan. Tampak juga para penduduk yang ramai terlihat hilir mudik. Ada yang menawar barang ada juga yang berteriak menjajakan dagangannya, persis seperti pasar templek jika di dunianya. Ini artinya Li hana telah dekat dengan rumahnya yang tak jauh lagi menurut perkiraan wanita tesebut

"Woah jadi ini pasar jaman dulu" komentar Li hana

"Kau seperti belum pernah ke pasar saja selir agung" cibir kaisar Hwang

"Memang" jawab Li hana enteng, namun menimbulkan pertanyaan besar bagi kaisar

"Bukannya kau sering ke pasar? Gege mu bilang begitu" tanya kaisar Hwang membuat Li hana terdiam

"I....itukan dulu sebelum aku kau kurung di istanamu"

"Kau memang aneh semenjak terbangun dari pingsanmu selir agung"

"Bodoamat. Sekarang kita kemana?"

"Kita cari kedai terlebih dahulu" kata kaisar diikuti oleh lima pengawal disusul oleh Li hana juga dua pelayan setianya

Memang kaisar Hwang tidak membawa banyak pengawal karena itu akan sangat merepotkan menurutnya.
Sampai di sebuah kedai aroma makanan tercium menggugah selera. Disana ada beberapa pengunjung yang tampak menikmati makanan yang mereka pesan

"Anda hendak memesan apa tuan?" tanya seorang pria yang menghampiri kaisar dan Li hana.

Sedangkan para pengawal hanya menunggu di depan kedai karena seperti itulah memang adatnya. Lalgipula saat Li hana menawarkan makan bersama tadi para pengawal tersebut hanya menggeleng  dan mengatakan mereka tidak lapar

"Sajikan makanan terlezat di sini" jawab kaisar

"Baik tuan" jawab pria tersebut yang kemudian berlalu

Saat menikmati makananya, sayup-sayup Li hana mendengar dua orang yang tengah membicarakan kaisar di meja sebrang dan sayangnya bukan sesuatu yang baik yang mereka bicarakan

"Hei kau tau sungguh kaisar tidak pernah memperhatikan kita dan tidak adil. Bagaimana mungkin hanya para bangsawan yang tidak dikenakan pajak" kata seorang pria yang bertubuh gempal

"Ya kau benar. Rasanya ingin ku gulingkan saja" sahut pria satunya

Tentu saja Li hana yang mendengarnya menjadi geram dan menghampiri dua orang tersebut membuat kaisar Hwang kaget dengan pergerakan selir agungnya itu. Mereka tidak tau apa-apa mengapa bisanya hanya menghakimi saja dan hanya berani membicarakannya di belakang bukanya protes secara langsung lewat demonstrasi misalnya

Brakk

Dengan kesal Li hana menggebrak meja dua pria yang tadi membicarakan kaisar

"Hei apa-apaan anda nyonya?" protes salah satu pria

"Kalian! Jika mau protes langsung pergi ke istana jangan hanya beraninya membicarakan kaisar di belakang"

"Beraninya kau menggertak kami" kata pria yang berbadan gempal dan hendak menampar Li hana namun di hentikan seseorang

"Kau mau menyentuh wanitaku?" kata kaisar Hwang penuh intimidasi

"Siapa kau. Jangan menjadi pahlawan kesiangan"

"Kau tak perlu tau tapi jika kau menyentuhnya kau akan menyesal" kata kaisar Hwang yang kemudian menarik tangan Li hana kembali ke meja mereka  untuk melanjutkan menyantap makanan

____________

Gege: sebutan untuk kakak laki-laki

Yeyy sesuai janji author, akhirnya bisa juga buat double upnya semoga bisa mengobati rindu kalian karena udah dua malem author nggak up ya 😁
Happy reading semua😘😇

What, Selir Agung?! (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang