5

13.9K 1.2K 3
                                    

"Gila, bisa bosen gue kalau kek gini mulu. Nggak ada kerjaan sama sekali selain makan tidur" batin li hana menghela napas

"O iya, selama gue disini perasaan belum pernah gue liat muka orang yang udah gue tempatin tubuhnya ini karna nggak ada kaca. Jugaan katanya gue udah punya suami, kok nggak pernah muncul batang idungnyaa ya?" monolog li hana

Di depanya, Ning lili dan kepala pelayan chou hanya menatap bingung selir agung yang dari tadi hanya melamun dan sekarang tiba-tiba saja junjunganya itu bergumam tidak jelas. Ngomong-ngomong pelayan chou yang merupakan kepala pelayan di kediaman li hana baru saja tadi pagi kembali ke istana setelah beberapa hari pulang kampung untuk menjenguk salah satu keluarganya yang tengah sakit. Li hana pun sudah di beritahu tentang hal tersebut oleh ning lili setelah tadi pagi sempat bingung dengan keberadaan dayang chou

"Ah, tau dah bingung gue!!" kembali li hana bermonolog dan kini sambil mengacak-acak rambutnya

"Yang mulia, anda kenapa? Apakah anda baik-baik saja?" tanya dayang chou khawatir

Entah mengapa saat dirinya tadi diberitahu ning lili bahwa selir agung mengalami lupa ingatan akibat kecelakaan beberapa waktu lalu, ia merasa junjunganya itu sangat berbeda kepribadiannya

"Ah, eh...gue nggak papa kok. O iya dayang choi, bisa tolong ambilin gue cermin?"

"G...gue? Apa maksud anda yang mulia?" tanya dayang chou bingung dengan kata yang di ucapkan li hana

"Shit, pakek keceplosan gue...mana mungkin mereka paham bahasa kek gituan"

"Em...itu maksudnya aku, bisa tolong ambilkan aku cermin?" jelas li hana

"Tentu yang mulia" jawab dayang chou

Tak lama kemudian dayang chou pun kembali dengan sebuah cermin di tangannya dan langsung di terima oleh li hana

"Wah...ini beneran mukak gue? Cantik bangett" kata li hana terpukau

Bagaimana tidak, di cermin besar yang di pegang oleh li hana kini memantulkan wajah putih mulus dan cantik seorang wanita dengan hidung mancung bermata indah beriris biru laut yang membuat semua orang pasti menemukan keteduhan dan ketenangan lewat mata itu. Sejenak, li hana sendiri terpukau pada wajah nya sendiri. (Yaiya lah orang yang ngaca li hana sendiri thor bukan pelayannya 😑)

"Anda dari dulu memang cantik yang mulia" kata ning lili dengan tersenyum

"Benarkah? Bagaimana bisa kau tau aku cantik dari dulu lili?"

"Karna hamba sudah menjadi pelayan anda sejak kecil yang mulia. Mungkin anda tidak mengingatnya" jawab lili sendu

"Aa..ah, maafkan aku lili"

"Tidak masalah yang mulia"

"Setidaknya dengan anda lupa ingatan, tidak ada mata sendu dan kesedihan yang selalu hamba lihat yang mulia" batin ning lili kemudian

"Yang mulia, hamba lihat anda merasa bosan. Bagaimana kalau kita berjalan-jalan?" tawar pelayan chou yang seperti mengerti bahwa li hana merasa bosan setengah mati

"Nahh ide yang bagus pelayan chou...kuy berangkat" semangat li hana

Disinilah li hana berada, sebuah danau buatan dengan jembatan kokoh yang memiliki ukiran rumit di setiap sisi menambah kesan indah ditambah beberapa bunga yang diletakan di beberapa tempat membuat orang yang berada di tempat tersebut tentunya akan betah berlama-lama. Begitu juga li hana, meski belum lama berada di tempat tersebut rasa nyaman dan tenang membutnya menyukai jembatan tersebut

"Woah sumpah ya ini tempat bagus, bikin tenang....pokoknya mulai sekarang ini jadi tempat favorit kedua gue!" tegas li hana dengan tampang menggemaskan menurut ning lili dan dayang chou

"Ehem, apakah kau tidak akan memberi salam selir agung"

sebuah suara perempuan yang berasal dari belakang li hana sontak membuat li hana yang sedang menikmati keindahan danau menolehkan kepalanya. Dan begitu melihat orang yang tadi menyapa atau mungkin menegurnya pecahlah tawa li hana. Bagaimana tidak, kini di depannya terlihat seorang wanita dengan riasan rempong dan super banyak dari atas kepala sampai kaki ditambah make up yang sangat tebal sungguh membuat wanita di depannya persis ondel-ondel menurut li hana

"ahahaha ya ampun itu make up apa make up ya ampun...tebelnya ngalahin make up badut yang di dufan" ceplos li hana masih dengan tawanya

"Ap..apa maksudmu selir agung? Jangan menghinaku dengan tawa menjengkelkanmu itu!" geram wanita tersebut yang tak lain adalah permaisuri fang yin

Semula permaisuri fang yin memang hendak ke kediaman naga menemui kaisar namun saat di jembatan dirinya tak sengaja melihat selir agung yang sedang bersantai. Sepertinya menikmati sekali pemandangan di depannya. Dengan tersenyum licik dirinya pun ahirnya menghampirii selir agung, salah satu sainganya

"Eits, eits santai dong mbak bro ntar cepet tua loh kalau marah-marah gitu"

"Dasar tidak tau sopan santun! Awas kau! Akan aku adukan dengan yang mulia kaisar. Liat saja, kau pasti akan dihukum!" ancam permaisuri

Tentu saja perkataan tersebut membuat li hana bingung dan mengerutkan dahinya. Bukankah kata dayang chou dan ning lili kaisar itu adalah suaminya? Mengapa wanita di depannya malah akan mengadukan dirinya pada suaminya itu dan dirinya pasti akan di hukum?

"Ya...yang mulia, beliau adalah yang mulia permaisuri" bisik ning lili yang melihat junjungannya kebingungan

"Oh? permaisuri? Lantas kenapa kelihatanya ning lili dan pelayan chou kelihatanya takut?" batin li hana yang kini menjadi bingung

Sebelum li hana sempat menanyakan kebingungan, sebuah suara bariton seseorang lebih dulu meginterupsinya

"Ada apa ini?"

"Yang mulia kaisar, anda menjemputku?" tanya permaisuri lembut dan manja yang di buat-buat. Dan itu tampak sekali di mata li hana

"Dasar ondel-ondel bermuka dua, tadi ngomel-ngomel giliran di depan cowok bening aja di lembut-lembut in suaranya" cibir li hana

"Kau bilang apa selir agung?" tanya kaisar

"Ups kedengeran ya?" tanya li hana balik sambil menahan tawa

"Selir agung! jaga sopan santunmu di depan yang mulia kaisar!" hardik permaisuri

"Jadi dia si kaisar itu? Tapi bukankah katanya gue istrinya? Kenapa malah tampak mesra dengan ondel-ondel ini"

"Sudah! Lebih baik kau kembali ke kediaman mu selir agung!" perintah kaisar kemudian

"Eh enak aja lo main usir-usir aja! Lagian ini tempat umum kali!" sebal li hana

"Helo, dasar songong! Dikira dia siapa main usir-usir orang seenak jidat. Dasar dandang nasi!" umpat li hana tak habis pikir dengan orang di depannya

"Kau..."

"Sudah yang mulia, lebih baik kita tinggalkan saja selir agung. Masih banyak urusan yang lebih penting " ajak permaisuri yang langsung menggandeng mesra tangan kaisar hwang

Sedangkan kaisar sendiri hanya menurut saja saat dirinya digandeng menjauh dari jembatan. Lagian memang benar kata permaisuri nya bahwa ada urusan yang lebih penting daripada selir agung

"Aku akan selalu menang darimu selir agung" batin permaisuri dengan senyum smirknya yang tidak di sadari oleh kaisar

______________

Helo-helo para readers tercintah, akhirnya bisa up juga meskipun cuma dikit
Jangan lupa vomentnya ya. Buat hargain juga karya author
Salam cinta buat kalian😘😘

What, Selir Agung?! (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang