Dua

9 4 1
                                    

💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔



Zefa terkekeh melihat tingkah Lea yang begitu lucu di matanya. Sebelumnya Zefa belum pernah melihat wanita seceroboh itu dan segila itu. Sikap Lea membuat Zefa jatuh cinta pada Lea saat pandangan pertama.

"Kenapa sekarang kamu teriak-teriak kaya gitu sayang?" Tanya Zefa menggoda Lea.

"Diem!! Lo, gue gak peduli Lo itu bos gue ataupun atasan gue. Lo tau gak kelakuan Lo yang gandeng gue tiba-tiba terus gendong gue tiba-tiba bakalan buat seisi kantor gosipin gue tau gak" sembur Lea emosi.

Bukannya marah Zefa malah tersenyum manis pada Lea. "Sayang, bukannya kamu yang mengakui aku sebagai calon suami kamu? Jadi, aku memutuskan kalo kamu hanya akan menikah sama aku" ujar Zefa lembut.

Zefa berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia benar-benar akan menjadikan Lea sebagai istrinya kelak. Walaupun harus dengan paksaan yang ekstra yang akan membuat tenaganya sedikit terkuras.

"Dasar orang gila!! Gue gak mau ya nikah sama orang sinting kaya Lo" ujar Lea masih dengan emosi yang membuncah.

Bukannya takut, Zefa malah semakin terbahak mendengar omelan dari sang kekasih. Kekasih yang di klaim sendiri tanpa persetujuan dari wanita itu. Entah mengapa Zefa merasa nyaman dan tenang berada di dekat Lea, gadis gila yang membuatnya jatuh hati pada pandangan pertama.

"Sayang jaga ucapan kamu, aku gak suka kamu ngomong kasar" peringat Zefa lembut sembari membelai wajah Lea lembut.

Namun Lea langsung menepis tangan Zefa yang berada di pipinya. Ingin rasanya Lea menenggelamkan dirinya saat ini juga. Bagi Lea ini adalah kesialan untuknya. Lain halnya dengan Zefa, pria itu merasa beruntung hari ini. Zefa mendapatkan seseorang yang mampu menggerakkan hatinya dalam satu kali pertemuan. Begitu hebatnya wanita yang ada di hadapan Zefa, hingga mampu membuat laki-laki yang tak pernah mengenal wanita itu bertekuk lutut di hadapannya.

"Dasar bos gila!! Gak waras!!" Teriak Lea tepat di depan wajah Zefa. Namun Zefa justru tertawa terbahak-bahak melihat wajah kesal milik Lea yang menurutnya begitu menggemaskan.

Sambil menggerutu akhirnya Lea memilih pergi meninggalkan Zefa. Lea sangat kesal pada Zefa yang sepertinya sedang memanfaatkan keadaan. Bagaimana tidak? Bukannya memarahi Lea, Zefa malah membuat drama yang memanjang. Benar-benar menyebalkan.

Lea sampai pada meja kerjanya sembari memasang wajah kusutnya. Lea benar-benar merasa sial untuk hari ini dan mungkin hari-hari selanjutnya.

Ketty dan Rara yang notabenenya adalah teman Lea, merasa curiga dan aneh melihat Lea yang wajah menahan kesal. Pasalnya tadi Ketty dan Rara melihat Lea yang sedang di gendong bak karung beras oleh anak pemilik perusahaan yang kini menjabat sebagai pimpinan perusahaan.

"Lea, tadi kok Lo bisa di gendong sama pak Zefa sih?" Tanya Ketty dengan rasa penasarannya yang sudah di ubun-ubun.

"Bisa gak sih jangan bahas masalah itu. Gue muak!" Jawab Lea marah. Perasaan Lea kini benar-benar sedang kacau.

Rara dan Ketty terlonjak kaget mendengar suara Lea yang seperti toa. Ketty dan Rara memahami Lea, jika sedang seperti ini artinya Lea benar-benar sedang kesal. Jarang sekali Lea akan marah-marah jika bukan karena datang bulan dan kesal. Biasanya Lea hanya akan bersikap acuh dan tidak peduli dengan sekitar.

"Oke, gue gak akan tanya sekarang. Tapi, Lo punya utang penjelasan ke gue dan Rara" ujar Ketty penuh selidik dan berlalu pergi bersama Rara kembali pada meja kerjanya.

Lea hanya memutar bola matanya malas. Lea sudah menduga jika teman-temannya itu pasti akan bertanya sampai mendapatkan jawaban yang memuaskan. Benar-benar hari yang menyebalkan.

💔
💔
💔
💔

Lain halnya dengan Lea, Zefa kini sedang bersama Mario. Zefa memanggil Mario kala melihat Lea keluar dari ruangannya. Zefa merasa dirinya sudah takluk pada wanita yang mengaku menjadi calon istrinya. Cantik, manis, dan baik. Itulah penilaian Zefa terhadap Lea.

"Mengapa Anda memanggil saya, pak?" Tanya Mario yang sudah mulai jengah melihat Zefa yang hanya diam sembari sesekali tersenyum. Benar-benar seperti orang gila baru.

"Ah ya, aku ingin kau mencari tahu tentang wanita yang bernama Analea Natasha Brasmoro. Dia wanita yang bekerja di kantor ini. Jangan sampai ada yang terlewat" titah Zefa datar.

"Apa ada yang lain?" Tanya Mario lagi.

"Dalam waktu lima belas menit kau sudah harus melapor padaku" jawab Zefa tak terbantahkan.

Mario tanpa lagi bicara, ia pun segera meninggalkan ruangan Zefa dengan rasa dongkol dalam hatinya. Sudah biasa sekali ia mendapat tugas secara tiba-tiba dan harus menyelesaikannya secara singkat.

Zefa tersenyum puas melihat wajah kesal Mario. Zefa memang sangat senang sekali menjahili orang-orang yang dekat dengannya.

Setelah menunggu lima belas menit akhirnya Mario membawa dokumen yang berisikan informasi mengenai Lea. Zefa benar-benar sudah tidak sabar mengetahui mengenai Lea, CALON ISTRINYA.

"Sebelum saya menjelaskan, saya ingin Anda tidak memotong penjelasan saya. Dengarkan saja dan jangan berucap satu patah katapun" pinta Mario mutlak.

Zefa akhirnya hanya memutar bola matanya jengah. Sebenarnya siapakah bosnya, Zefa atau Mario? Seenak hati saja Mario memerintahkannya. Namun jika tidak di turuti maka, Mario akan benar-benar bungkam tentang informasi mengenai Lea.

"Baiklah aku akan diam" putus Zefa akhirnya. Walaupun sebenarnya hatinya benar-benar dongkol pada Mario.

"Nama lengkapnya adalah Analea Natasha Brasmoro. Dia putri bungsu dari Antonio Brasmoro dan Liviana Brasmoro. Memiliki seorang kakak perempuan Chika Natasha Brasmoro, itulah namanya. Analea atau biasa dipanggil Lea. Wanita yang cerdas dan juga sedikit dingin. Terakhir kali ia bertemu dengan Anggara Lutfian Sanjaya putra tunggal Aldi Sanjaya. Hanya itu yang kudapat dalam waktu lima belas menit" jelas Mario panjang lebar.

"Huh, kau hanya mendapatkan itu saja. Tapi tidak masalah, karena sedikit aku tau tentang CALON ISTRIKU" ujar Zefa sembari menekan kata calon istri.

Mario rasa Zefa sudah tergila-gila dengan Lea yang baru saja ditemuinya beberapa jam yang lalu. Mario sangat tau jika Zefa tidak pernah sekalipun dekat dengan wanita apalagi sampai seperti sekarang ini. Bagi Mario entah wanita itu beruntung atau malah mendapatkan kesialan dengan dicintai oleh atasannya itu.

"Apakah anda sangat menyukainya?" Tanya Mario yang jengah melihat Zefa yang sebentar lagi akan menjadi budak cinta.

"Aku bukan lagi menyukainya, tapi aku sangat mencintainya. Dia wanita yang sempurna" jawab Zefa berbinar ketika menceritakan tentang Lea pada Mario.

Mario hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Zefa yang sepertinya sedang sangat bahagia. Belum pernah Mario melihat Zefa yang menampilkan kebahagiaannya sampai seperti sekarang ini. Mario hanya bersyukur saja, akhirnya bosnya menemukan cintanya dengan cara yang menurutnya sangat konyol.

"Baiklah aku harus segera kembali ke mejaku. Pekerjaanku sudah sangat menumpuk karena Anda" telak Mario sedikit menyindir.

"Aku tidak peduli" ujar Zefa santai.

TIRAI LUKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang