Tinggalkan jejak dengan Vote+Coment
Happy reading
Aldi yang baru saja keluar dari ruangannya di kejutkan oleh David yang sedang berdiri di depan pintu ruangannya.
"Vid, tumben Lo ke sini gak ngabarin gue" ucap Aldi basa basi. Sebenarnya Aldi heran dengan raut wajah David yang sepertinya sedang tidak baik-baik saja. Raut wajah David yang Aldi liga seperti banyak sekali beban yang ingin sekali di tumpahkan.
"Boleh kita ngobrol bentar?" Tanya David mencoba bersikap tenang. Sebenarnya tujuan David adalah untuk meminta Aldi agar mau sedikit memperhatikan Lea putri kandungnya sendiri. Karena David tau apa yang paling Lea butuhkan sekarang adalah kedua orang tuanya.
Aldi mengangguk mengizinkan David untuk masuk ke ruangannya. Tak lupa Aldi juga meminta salah satu pegawainya untuk membuatkan kopi untuk dia dan juga David.
"Ada apa Vid?" Tanya Aldi setelah ikut duduk bersama Aldi.
"Lo sayang kan sama Lea, anak Lo?" Ujar David balik bertanya.
"Yang bener aja Lo tanya gitu ke gue. Jawabannya pasti iyalah Vid. Dia anak perempuan gue satu-satunya" jawab Aldi di barengi dengan kekehan. Menurut Aldi pertanyaan David itu sangat aneh.
"Dia pernah ngeluh sakit sama Lo?" Tanya David lagi tak menghiraukan kekehan dari Aldi.
Aldi pun berpikir sejenak hingga ia teringat akan keluhan Lea semalam.
"Eh iya ada. Tadi malam dia ngeluh ke gue kalo dia sakit, tapi gue udah suruh dia minum obat kok" jawab Aldi dengan santainya."Lea sekarang ada di rumah sakit. Tadi gue bawa dia ke rumah sakit karena dia pingsan. Di sana gue tadi tinggalin dia bareng sama anak gue. Gue saranin Lo pergi deh jenguk anak Lo. Kasian dia mungkin kangen sama Lo" jelas David.
David hanya menyarankan saja karena memang di masa sekarang Lea benar-benar membutuhkan dukungan dari keluarganya. Tidak akan ada seorang anak tidak membutuhkan kedua orangtuanya ketika dia di ambang kematian.
Aldi terkejut bukan main. Pasalnya ia pikir Lea hanya demam biasa tapi nyatanya memang separah itu sampai-sampai masuk ke rumah sakit. Sebenarnya ada sedikit rasa bersalah di hati Aldi karena mengabaikan Lea yang mengeluh padanya karena alasan pekerjaan. Mau bagaimanapun Lea tetap putri Aldi satu-satunya. Maka dari itu jika Aldi mendengar kabar buruk tentang Lea pastinya akan sedikit merasa gagal menjadi seorang ayah.
"Dia sakit apa Vid?" Tanya Aldi khawatir.
"Dia kecapean dan terlalu banyak pikiran" jawab David bohong.
Lea membuatnya berjanji untuk tidak mengatakan apapun tentang penyakitnya pada siapapun itu. Walaupun rasanya ingin sekali David mengatakan semua kenyataannya tapi demi Lea ia harus berbohong. Wajah sendu Lea selalu menjadi bayangan di benak David dimana Lea merasa kesakitan dan dia menghadapinya sendirian tanpa siapapun di sisinya.
"Syukurlah, gue kira dia sakit apa. Gue akan ke sana besok. Gue gak bisa kalo harus ke sana sekarang karena masih ada anak Lo. Gue gak mau apapun tentang jati diri Lea terbongkar gitu aja" jelas Aldi.
"Itu terserah Lo, Al. Yang pasti gue mau Lo ke sana jenguk anak perempuan Lo sendiri. Gue cuma gak mau nantinya Lo terlalu menyesal karena gak perhatian sama sekali ke anak Lo itu. Kita gak pernah tau apa yang bakal terjadi nantinya. Jangan menjadi luka pertama untuk anak Lo, Al. Karena itu bakal membekas bahkan mungkin bisa menyebabkan krisis kepercayaan untuk Lea. Dia anak Lo, seperti apapun caranya dia hadir, gak akan menampik kalau dia darah daging Lo sendiri" ujar David memberi nasihat kepada Aldi.
Sebenarnya David hanya tidak ingin jika sahabatnya mendapatkan penyesalan terbesar karena tidak pernah memperhatikan putri semata wayangnya.
"Gue udah cukup menyayangi dia Vid. Gue udah penuhi semua kebutuhannya. Gue juga udah nyuruh anak gue buat jagain dia" ujar Aldi masih belum menyadari kesalahannya.
"Apa Lo pikir Lea cuma butuh uang Lo doang? Lea itu butuh Lo bukan anak laki-laki Lo. Dia butuh sosok seorang ayah yang selalu mau dengerin keluh kesahnya bukan yang cuma bisa mencukupi dia secara finansial doang" jelas David yang tak mengerti dengan jalan pikiran sahabatnya itu.
"Lea bukan anak kecil lagi yang harus selalu gue temenin Vid. Anton juga memberikan kasih sayang yang cukup buat Lea. Jadi gak mungkin Lea kekurangan kasih sayang" kekeh Aldi yang masih egois dengan pemikirannya.
David menggelengkan kepalanya tak percaya. Sahabat yang dulu selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran sekarang menjadi bajingan yang bahkan menolak adanya kebenaran.
"Lo gila Al. Mau bagaimanapun Lea, sudah sedewasa apapun Lea, dia tetep butuh kasih sayang dari Lo. Lo ayah kandungnya bukan Anton. Lo melakukan kesalahan dengan bermain belakang dengan Livia yang notabenenya adalah istri dari orang lain. Lo yang udah buat Lea hadir menjadi darah daging Lo sendiri. Lo yang seharusnya mengajarkan arti cinta sama Lea tapi apa, Lo malah mengajarkan tentang luka terbesar buat dia. Mau sesayang apapun orang lain sama Lea, tetep aja kasih sayang orang tua biologisnya yang paling dia butuhkan. Jangan egois Al" kesal David.
"Vid, gue sayang sama anak gue. Gue terima kehadiran dia di tengah-tengah keluarga gue. Gue berusaha membujuk anak Fian supaya menyayangi Lea karena Lea adalah adik perempuannya. Gue harus apa lagi?" Tanya Aldi frustasi.
Aldi sama sekali tidak menyadari kesalahannya. Waktu yang Aldi habiskan untuk bekerja dan jarang sekali ada waktu untuk Lea itulah kesalahannya. Bahkan Aldi tidak pernah sekalipun memperhatikan bagaimana perkembangan Lea. Aldi sama sekali tidak pernah mencoba mendengarkan keluh kesah Lea, itulah kesalahannya. Tapi nyatanya pemikiran Aldi belum juga terbuka. Keegoisan bahwa apa yang dia lakukan benar masih saja menyarang dalam benak dan hatinya.
"Gue cuma mau Lo luangin waktu buat sekedar bersenda gurau sama Lea. Lo coba buat bikin Lea terbuka sama Lo. Dan gue yakin saat Lea mulai terbuka sama Lo tentang apapun itu, Lo pasti menjadi orang yang paling menyesal dalam hidup. Dia butuh Lo, dia butuh telinga Lo buat dengerin semua cerita di setiap harinya, dia butuh pundak Lo untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Gue mohon sama Lo, tolong jadikan diri Lo rumah buat Lea pulang dan mengistirahatkan tubuhnya. Dia butuh Lo, sangat membutuhkan Lo" saran David yang masih mencoba mencari cara untuk membuka mata Aldi yang tertutup akan keegoisan hatinya.
Aldi sempat termenung setelah mendengar ucapan David. Memang benar adanya jika Aldi hanya mencukupi Lea dari segi finansial. Aldi bahkan sama sekali tidak tau apa kesukaan Lea dan dia juga tidak tau apa yang paling Lea tidak sukai. Tapi lagi-lagi rasa egois Aldi tetap menjadi pemenangnya. Mungkinkah jika Lea pergi Aldi akan menyadari semua apa yang selama ini ia lewatkan semasa hidupnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
TIRAI LUKA
أدب المراهقينMenjadi anak yang terlahir dari hubungan gelap, jelas saja Analea Natasha Brasmoro atau yang di kenal dengan Lea tidak Sudi menerimanya. Namun apalah dayanya itulah takdir kehidupannya. Banyak orang yang tidak pernah tahu bahwa dirinya adalah putri...