Tiga

8 4 2
                                    

💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔

Sudah saatnya jam makan siang. Ketty, Rara, dan Lea pun bersiap menuju kantin perusahaan untuk mengisi perutnya. Setelah fokus bekerja mereka bertiga begitu lapar.

Sesampainya di kantin, mereka semua memilih tempat duduk yang kosong. Mereka duduk di meja terpojok yang menghadap langsung ke bagian luar yang dimana ada taman perusahaan.

"Kalian mau pesen apaan?" Tanya Rara yang berdiri untuk segera memesan makan siang mereka bertiga.

"Gue pesen nasi goreng spesial sama es teh aja" jawab Ketty.

"Gue ayam pecel sama es teh aja" ujar Lea menyebutkan pesanannya.

"Oke Lo semua tunggu di sini" ujar Rara langsung berlalu pergi untuk memesan makanan.

Tak lama Rara dan satu pegawai kantin kembali membawa beberapa makanan yang di pesan Ketty dan Lea. Mereka bertiga pun mulai memakan makanan yang di pesan untuk mengisi perut mereka. Saat sedang fokus pada makanan, Lea di kejutkan dengan kedatangan seseorang yang membuatnya jengah.

"Sayang..." Seru seorang pria yang tak lain adalah Zefa. Bos menyebalkan yang mungkin saja akan terus mengganggu ketenangan Lea.

"Eh, ada pak Zefa" sapa Rara segan. Bagaimanapun Zefa adalah atasannya, hal itu membuat Rara maupun Ketty sangat hormat padanya.

"Silahkan duduk pak" tawar Ketty merasa sungkan.

Banyak pasang mata yang menatap ke arah meja yang ditempati oleh Lea. Bagaimana tidak? Zefa yang tiba-tiba datang dan menyapa Lea dengan kata sayang membuat mereka semua sedikit terkejut. Mereka tak pernah tau jika Lea yang terkenal acuh memiliki seorang kekasih.

"Pak Zefa, bisa tidak untuk berbicara layaknya atasan dan bawahan saja?" Tanya Lea yang mulai jengah melihat banyaknya pasang mata yang menatap dirinya dengan berbagai tatapan.

"Sayang, ini kan jam makan siang. Jadi, gak masalah dong kalo kita deketan kaya gini. Lagipula kan ini di luar jam kerja" ujar Zefa lembut sembari mengelus Surai rambut milik Lea.

Lagi-lagi semua orang terkejut tak terkecuali kedua sahabat Lea yaitu Ketty dan Rara. Bukan apa mereka terkejut. Seorang Analea yang cuek dan acuh dengan sekitar, kini sedang di manjakan oleh seorang pria.

"Terserah" sarkas Lea sembari menepis tangan Zefa yang berada di atas kepalanya.

Lea benar-benar sudah jengah melihat tingkah dan kelakuan Zefa yang baginya sudah keterlaluan.

"Oh ya sayang, mommy dan Daddy mau ketemu sama kamu weekend ini" ujar Zefa sungguh-sungguh.

"Buat apa sih pak? Dengar kejadian tadi pagi cuma salah paham" ucap Lea mencoba memberi pengertian kepada Zefa.

"Sayang, kamu bisa dengan mudah meyakinkan aku. Tapi, bagaimana dengan kakak? Apa kamu yakin bisa?" Tanya Zefa dengan sedikit seringainya.

"Saya bisa asal dari awal bapak tidak menyela ucapan saya" sinis Lea menatap Zefa.

Sedari tadi Ketty dan Rara memperhatikan pembicaraan antara sahabatnya dan bosnya yang sepertinya sudah memasuki pembahasan pribadi. Karena tak enak hati mendengarkan pembicaraan yang mengarah pada hal pribadi Ketty dan Rara akhirnya undur diri.

"Maaf pak sebelumnya, saya permisi untuk melanjutkan pekerjaan saya" pamit Rara dan di angguki oleh Zefa.

Rara dan Ketty pergi setelah berpamitan pada Zefa. Sedangkan Lea menatap teman-temannya dengan tatapan membunuh. Zefa yang memperhatikan Lea yang seperti ingin membunuh teman-temannya itupun tersenyum. Karena bagi Zefa, Lea begitu menggemaskan jika sedang kesal.

"Sayang, keruangan aku yuk?" Ajak Zefa.

"Gue masih banyak kerjaan" tolak Lea mentah-mentah.

"Kerjaan kamu, biar sekertaris aku yang handle. Kamu sekarang ikut aku" ujar Zefa tak terbantahkan. Zefa pun menarik tangan Lea dengan lembut.

Semua perlakuan Zefa tak luput dari penglihatan karyawan yang masih berada di dalam kantin. Banyak pertanyaan di dalam benak mereka. Bagaimana mungkin seorang atasan mereka, yang banyak orang ketahui bahwa tidak pernah ada satupun wanita yang pernah dekat dengannya kini sedang memanjakan karyawan wanitanya sendiri.

💔
💔
💔
💔

"Lepasin bos sialan!!!!" Teriak Lea setelah berada di ruangan milik Zefa.

"Kamu itu seneng banget ya ngomong kasar gitu" kekeh Zefa sembari mengacak pucuk rambut Lea.

Hal itu semakin memicu kekesalan Lea. Lea tidak suka diperlakukan seperti demikian oleh orang baru. Lea benar-benar ingin sekali mengutuk manusia dihadapannya sekarang ini.

"Dengar ya pak Zefa yang terhormat, saya itu hanya ingin membantu bapak tadi pagi. Dan kejadian itu cuma kesalahpahaman semata. Saya kira bapak itu orang cupu yang lagi dibully, makanya saya tolongin. Jadi sekarang bapak gak usah sok deh" ujar Lea remeh. Lea memang benar-benar sedang pada mode kesalnya.

"Lea, aku cinta sama kamu. Entah kamu percaya atau enggak, tapi melihat keberanian kamu tadi pagi membuat aku kagum dan suka secara bersamaan" ungkap Zefa tulus dengan tubuh yang sudah memeluk Lea erat.

"Lo jangan bodoh deh. Itu bukan cinta goblok. Lo itu cuma sekedar kagum gak lebih. Lo emang gak bisa ya, bedain cinta dan sebatas suka?" Sembur Lea kembali pada mode tidak sopan.

Mungkin hanya Lea yang berani mengumpat dan mengatai atasannya seperti ini. Lea kesal melihat tingkah gila dari atasannya. Lea tidak menyangka jika hari ini akan menjadi hari yang sangat menyebalkan.

"Dengar Lea. Aku gak peduli dengan ucapan kamu. Aku tetep bakal bawa kamu ke rumah buat ketemu sama Mommy dan Daddy. Aku akan menjadikan kamu istriku dan ibu dari anak-anakku. Dan aku gak pernah terima penolakan" ujar Zefa berubah dingin. Berbeda dengan Zefa yang lemah lembut sebelumnya.

Zefa hanya ingin membuat Lea takut padanya dan tidak menolaknya. Zefa memang selama ini tidak pernah ingin di bantah membuat dirinya dapat berubah dalam sekejap mata. Menjadi bagian dari keluarga Wijayanto, jangan harap dapat membantah ataupun menolak. Keluarga Zefa termasuk dalam keluarga yang sangat di segani oleh beberapa pengusaha yang terkenal. Zefa sendiri memiliki sifat tegas dan dingin seperti ayahnya sedangkan sifat keras kepalanya di dapat dari ibunya. Namun sekarang berbeda, wanita yang ada dihadapannya sama sekali tidak takut dengan aura dingin yang diberikan oleh Zefa. Gadis yang Zefa kira akan takut padanya, kini malah berubah menjadi wanita mengerikan yang menampakkan seringainya.

"Gue kira masih ada orang yang baik atas kekuasaannya ternyata semua itu tipuan semata. Orang-orang seperti kalian dengan mudah membeli bahkan mengatur kehidupan orang lain dengan uang. Dan keinginan gue untuk mati semakin kuat dan semua itu karena manusia-manusia kaya Lo" jelas Lea dengan seringainya bahkan aura yang Lea keluarkan lebih dingin dibandingkan Zefa.

Zefa di buat bungkam dengan ucapan Lea yang terkesan menyimpan banyak luka. Kata 'mati' yang Lea ucapkan semakin membuat Zefa ingin melindungi dan membahagiakan Lea.

"Ah ya, satu lagi gue peringatkan. JANGAN PERNAH MENCINTAI GUE" peringat Lea menekan semua kalimat terakhirnya.

TIRAI LUKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang