Empat

9 4 0
                                    

💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔
💔



"Jangan pernah mencintai gue"

Ucapan itu terus terngiang-ngiang di benak Zefa. Setelah kepergian Lea dari ruangannya, Zefa langsung berpikir keras tentang apa yang sebenarnya terjadi. Ucapan mutlak dan tatapan dingin milik Lea, Seolah memberikan kesan menakutkan bagi Zefa.

Zefa mengambil ponselnya dan dengan segera menghubungi Mario, tangan kanannya.

{Temui aku sekarang}.

Tanpa mendengar balasan dari Mario, Zefa langsung mematikan sambungan teleponnya. Zefa masih bertanya-tanya tentang apa yang terjadi pada gadisnya. Zefa seketika tersentak dari lamunannya saat mendengar pintu ruangannya terbuka.

"Ada apa Anda memanggil saya pak?" Tanya Mario sopan.

Dari raut wajah tidak bersahabat dari Zefa, Mario sudah sangat tau bahkan hapal jika atasannya itu sedang dalam mood yang tidak baik.

"Cari tau lebih dalam mengenai calon istriku. Jangan melewatkan satu hal pun mengenai dirinya meskipun itu hal kecil" titah Zefa dingin.

"Mungkin akan sedikit lama pak. Sebenarnya informasi mengenai nona Lea sangat minim sekali pak. Sepertinya ada orang berkuasa yang menutup rapat informasi pribadi mengenai nona Lea" jelas Mario.

Biasanya dalam waktu 15 menit, Mario mampu mengorek informasi mengenai seseorang secara detail. Namun berbeda dengan yang kali ini, sangat sulit sekali mengorek informasi penting mengenai gadis itu.

"Aku tidak peduli. Sekarang laksanakan tugasmu" titah Zefa mutlak.

Mario pun segera keluar dari ruangan Zefa dan segera mencari tau lebih detail lagi mengenai Lea.

Sepeninggalan Mario, Zefa kembali berpikir keras. Siapa orang berkuasa itu. Jika hanya keluarga Brasmoro itu tidaklah mungkin. Seluruh informasi mengenai keluarga Brasmoro akan sangat mudah ia dapatkan apalagi Zefa termasuk orang yang sangat berkuasa dalam segala hal.

'Mati' adalah kata yang sedikit mengganggu pikiran Zefa. Apa yang sebenarnya terjadi pada gadisnya? Dari sorot mata yang Lea berikan tadi seperti banyak sekali sayatan luka pada hidup gadis itu.

💔
💔
💔
💔

Lea kini sedang fokus pada pekerjaannya. Setelah keluar dari ruangan Zefa, Lea langsung ke mejanya dan mengerjakan seluruh pekerjaannya. Bahkan Lea sama sekali tidak menggubris pertanyaan yang di lontarkan oleh kedua temannya. Saat ini mood Lea sedang benar-benar hancur. Lea yang tidak dapat mengontrol emosinya saat berhadapan dengan Zefa tadi membuatnya kini tidak tenang.

Saat sedang fokus pada pekerjaannya, tiba-tiba ada notifikasi pesan di ponselnya. Lea langsung saja melihat pesan yang masuk pada ponselnya.

Abang Fian🐖

|Gue di depan.|

Me

|Ngapain?|

Abang Fian🐖

TIRAI LUKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang