"Dokter, Dokter, tolong anak saya Dok" teriak Anton sembari membopong tubuh lemah Lea yang kehabisan banyak darah. Anton yang diikuti oleh Chika dan Livia yang merasa khawatir akan keadaan Lea yang memprihatinkan itu.
Seorang perawat pun membawa brankar untuk membawa Lea ke dalam agar bisa mendapatkan perawatan yang intensif. Lea pun di bawa ke ruang ICU karena kondisi Lea yang tidak baik-baik saja.
Anton menunggu dengan harap-harap cemas mengenai keadaan putri bungsunya itu. Sebelumnya Anton tidak pernah tau tentang keadaan Lea yang seperti sekarang ini. Anton tidak pernah menyangka jika tekanan yang diberikan kepada Lea bisa berakibat fatal seperti sekarang ini. Selama ini Lea selalu terlihat baik-baik saja tapi nyatanya Lea adalah orang yang paling tertekan atas setiap hal yang terjadi dalam keluarganya.
Livia hanya mampu diam. Ia masih belum bisa mencerna apa yang terjadi pada putrinya itu. Lea yang selama ini terlihat baik-baik saja ternyata tidak seperti yang di lihatnya. Ada sedikit rasa iba di hati Livia untuk putri bungsunya itu. Tapi lagi-lagi keegoisannya mengalahkan kebenaran.
Tak berselang lama dokter yang bertugas di ruang ICU itupun keluar setelah selesai menangani Lea.
"Keluarga pasien?" Tanya dokter paruh baya itu pada seseorang yang berada di depan ruang ICU.
Mendengar pertanyaan dokter itupun Anton segera berdiri dan menghampiri dokter tersebut.
"Gimana keadaan anak saya dok?" Tanya Anton cemas.
"Pasien kehilangan banyak darah dan untungnya stok darah di rumah sakit ini masih ada. Sekarang keadaan pasien baik-baik saja karena tusukan tersebut tidak mengenai organ penting dalam tubuhnya sehingga kamu bisa dengan mudah menanganinya. Saya turut sedih dengan keadaan pasien pak. Padahal yang saya tau pasien baru saja keluar dari rumah sakit ini tadi pagi" jelas dokter tersebut.
Namun hal yang membuat Anton terkejut adalah kalimat terakhir yang di ucapkan oleh dokter tersebut yang mengatakan bahwa putrinya baru saja keluar dari rumah sakit itu tadi pagi dan siang ini putrinya kembali ke rumah sakit yang sama.
"Berapa lama dia di rawat terakhir kalinya dok?" Tanya Anton penasaran.
"Dari tiga hari yang lalu pak. Dia juga sepertinya adalah pasien dari dokter Farah" jawab dokter tersebut yang memang hanya sekedar tahu jika Lea adalah pasien dari dokter Farah teman kerjanya.
"Dokter Farah?" Ulang Anton yang memang tidak tahu tentang dokter Farah.
"Iya dokter Farah, beliau dokter psikolog di sini. Maka dari itu saya tidak heran ketika melihat pasien tadi kembali dengan kasus percobaan bunuh diri. Oh iya pak, pasien akan saya pindahkan ke ruang rawat. Jadi tolong urus administrasi rumah sakit terlebih dahulu" jelas dokter tersebut lalu berpamitan pada Anton dan yang lainnya.
Anton, Livia, dan Chika merasa terkejut bukan main ketika mendengar penjelasan dokter paruh baya tadi. Mereka sama sekali tidak tahu jika Lea memiliki gangguan mental selama ini.
"Ayah mau urus admistrasinya dulu, kamu jagain adek kamu dulu ya. Mungkin Ayah agak lama, jadi kalo Lea sadar dan cari Ayah bilang aja Ayah lagi ke kantin" ujar Anton pada Chika. Bahkan Anton masih saja mendiamkan Livia sejak tadi. Anton hanya masih marah dengan apa yang di ucapkan Livia.
"Bunda juga mau ke kantin" pamit Livia dan langsung melenggang pergi begitu saja.
Chika yang paham akan keadaan orang tuanya itupun hanya mampu diam dan melihatnya lelah. Ibunya yang keras kepala dan ayahnya yang mudah terpancing emosi membuat keduanya tidak bisa membicarakan sesuatu dengan baik-baik.
Anton pun ikut pergi setelah melihat kepergian Livia. Sekarang Anton akan membereskan biaya rumah sakitnya dan setelah itu Anton akan menemui dokter Farah. Dokter yang katanya telah lama menjadi dokter mental dari Lea.
Anton telah menyelesaikan urusan administrasi milik Lea. Sekarang Anton berada di depan pintu ruangan milik dokter Farah. Anton menyiapkan diri untuk mendengar semua pernyataan dokter mengenai putri bungsunya itu.
Tok Tok Tok
Setelah mendengar izin dari sang pemilik ruangan akhirnya Anton pun masuk ke dalam.
Dokter Farah menatap heran dengan kedatangan Anton. Setahunya ia tidak memiliki jadwal untuk bertemu pasien karena hari ini bukan jadwalnya untuk menangani pasien.
"Silahkan duduk pak" suruh dokter Farah sopan.
Anton pun duduk di hadapan dokter Farah dengan harap-harap cemas mengenai penjelasan dokter Farah mengenai putrinya yang nantinya akan ia dengar.
"Maaf sebelumnya saya mengganggu dok. Saya ayah dari pasien anda yang bernama Analea. Saya ke sini ingin tau yang sebenarnya dok" ujar Anton memberitahu akan tujuannya menemui dokter Farah.
"Ternyata bapak adalah bapak Anton. Apa saya salah pak?" Tanya dokter Farah yang ternyata tebakan adalah benar.
"Benar dok" jawab Anton.
"Sebenarnya saya tidak di izinkan untuk memberitahu siapapun tentang ini pak, tapi karena saya rasa bapak juga bisa membantu kesembuhan Lea maka saya akan jelaskan" ujar dokter Farah sebelum menjelaskan tentang keadaan Lea.
Anton juga diam dan memasang telinganya dengan baik agar dapat mendengar semua penjelasan dari dokter Farah mengenai keadaan Lea.
"Lea sudah berobat pada saya sejak ia berusia tiga belas tahun. Dan hampir sepuluh tahun lamanya Lea berobat kepada saya. Dalam waktu yang selama itu Lea benar-benar belum bisa di nyatakan sembuh. Lea mengalami depresi berat dan juga panik attack yang menyebabkan emosinya terkadang tidak bisa terkontrol. Peran keluarga sangat di butuhkan dalam kasus Lea yang seperti itu pak. Keluarganya juga harus sedikit demi sedikit mengubah pola pikir Lea yang menganggap dirinya adalah sebuah bom waktu yang akan menghancurkan segalanya. Lea juga sudah melakukan percobaan bunuh diri saat usianya menginjak Lima belas tahun dan delapan belas tahun. Lea melakukannya dengan cara menusukkan benda tajam pada perutnya. Bagi Lea melakukan itu bisa mengurangi rasa sakit yang ada di hatinya dan jika bertanya mengapa perut, semua itu dilakukan Lea karena merasa lebih menyenangkan saat ia melihat darah keluar dari bagian perutnya. Setelah percobaan bunuh diri itu pihak kami selalu menyuruhnya untuk rawat inap tapi karena keras kepala akhirnya Lea di izinkan untuk rawat jalan" jelas dokter Farah panjang lebar.
Anton syok sekali mendengar semua itu. Putrinya mampu menyembunyikan hal sebesar itu selama hampir sepuluh tahun lamanya. Anton benar-benar merasa gagal menjadi seorang ayah yang baik untuk putrinya itu. Seberapa besar dia dan keluarganya menyakiti Lea hingga akhirnya Lea harus berakhir seperti sekarang ini.
"Dok, sebenarnya anak saya baru saja masuk rumah sakit" ujar Anton memberitahu dokter Farah.
"Lagi?" Tanya dokter Farah terkejut. Pasalnya Lea baru saja keluar tadi pagi dan di siang hari Lea kembali ke rumah sakit.
"Maksud dokter?" Tanya Anton tidak mengerti.
"Begini pak, Lea selama tiga hari ini dia di rawat di rumah sakit ini. Saya tidak bisa menjelaskan kenapa dia di rawat tapi yang pasti karena kelelahan Lea harus mendapatkan perawatan selama tiga hari" jawab dokter Farah.
Lagi-lagi Anton tertipu dengan ucapan Lea. Lea selalu saja mencoba terlihat baik-baik saja walaupun sebenarnya dia sedang tidak baik-baik saja.
"Dia kembali ke sini karena percobaan bunuh diri lagi dok" ucap Anton yang langsung membuat dokter Farah terkejut.
"Lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TIRAI LUKA
Teen FictionMenjadi anak yang terlahir dari hubungan gelap, jelas saja Analea Natasha Brasmoro atau yang di kenal dengan Lea tidak Sudi menerimanya. Namun apalah dayanya itulah takdir kehidupannya. Banyak orang yang tidak pernah tahu bahwa dirinya adalah putri...