Dua Puluh Lima

21 0 0
                                    

Pagi ini Lea baru saja terbangun dari tidurnya. Ketika bangun Lea sudah di kejutkan dengan keberadaan seluruh keluarganya tanpa terkecuali. Lea begitu terkejut bagaimana bisa Bunda dan Mamanya yang begitu sangat tidak akur kini berada di ruangan yang sama. Walaupun Lea lihat dari wajah mereka masih menampakkan raut yang tidak bersahabat tapi tetap saja Lea heran bagaimana bisa semua ini terjadi begitu saja.

Yang Lea tau jika Mamanya sama sekali tidak pernah mau melihatnya. Tapi kali ini melihat tatapan sendu dari manik mata Risa membuat Lea bertanya-tanya. Ada apa gerangan yang membuat Risa mau menjenguknya?

Lea duduk dengan wajah bingung bercampur cemas. Ini pertama kalinya bagi Lea mendapati kedua keluarganya berada didalam satu ruangan yang sama.

"Mama apa kabar?" Tanya Lea hati-hati.

"Saya baik" jawab Risa masih belum terbiasa.

"Emm... Makasih Mah udah mau jenguk Lea" ucap Lea canggung.

Bagaimana tidak canggung ini pertama kalinya bagi Lea bertemu kembali dengan Risa setelah sebelas tahun berlalu. Ingin rasanya Lea memeluk Risa tapi Lea masih merasa tidak pantas jika tiba-tiba dirinya mengakrabkan diri.

"Sayang cepet sembuh ya! Anak Papa jangan sakit-sakit lagi. Papa gak mau kamu sakit lagi sayang" ujar Aldi perhatian.

Aldi memeluk tubuh putrinya dengan erat seakan-akan tidak ada hari esok untuk memeluk Lea. Aldi meneteskan air matanya diam-diam. Aldi menahan rasa sakit dihatinya ketika melihat keadaan putrinya yang sedang tidak baik-baik saja.

"Papa kenapa nangis?" Tanya Lea menyadari bahunya basah.

"Papa sayang kamu Lea. Jangan pernah tinggalin Papa apapun yang terjadi! Jangan buat Papa merindukan kamu untuk selamanya. Jangan pernah buat Papa gak bisa liat keindahan mata kamu. Jangan pernah buat Papa gak bisa lagi memeluk kamu! Papa mohon Lea" bisik Aldi yang seketika membuat Lea menegang.

Apakah Aldi mengetahui segalanya? Apa penyakit hati yang di deritanya, Aldi mengetahuinya? Apa Aldi sudah tau tentang presentase kesembuhannya? Dan masih banyak lagi pertanyaan di benak Lea.

Tanpa izin air mata Lea meluruh membasahi pipi mulusnya itu. Lea merasa sangat terharu ketika mendengar permintaan Aldi. Mengapa baru sekarang semuanya menyayangi Lea? Mengapa saat Lea sudah tidak ada lagi harapan untuk bertahan? Mengapa harus sekarang?

"Papa gak mau liat Lea seperti ini lagi. Janji sama Papa Lea gak akan sakit lagi" pinta Aldi masih setia berbisik pada Lea.

Mendengar permintaan Aldi, seketika tangis Lea pecah begitu saja. Lea begitu mengharapkan pelukan seperti sekarang ini sedari dulu.

"Papa.... Hiks hiks hiks" lirih Lea dalam tangisnya.

"Kenapa baru sekarang Pa? Kenapa baru kali ini Lea merasakannya? Kenapa baru sekarang Papa peduli? Kenapa Pa?" Tanya Lea lirih.

"Maafin Papa Lea"

Aldi benar-benar terpukul dengan ucapan yang di lontarkan oleh Lea. Aldi sadar jika selama ini Lea tidak pernah bisa bahagia hanya dengan uang. Selama ini Aldi sudah lalai dalam melaksanakan tanggung jawabnya terhadap putrinya sendiri. Aldi menyesal, sangat menyesal.

Semua orang yang berada di sana begitu terharu dengan  apa yang sedang terjadi. Begitu memilukan percakapan antara anak dan ayah yang saling mengungkapkan isi hatinya.

Lea terus memeluk Aldi dengan erat. Karena untuk pertama kalinya Lea mendapatkan sebuah pelukan hangat seolah takut kehilangan. Lea tidak ingin melewatkan kesempatan yang berharga untuknya kali ini. Lea tidak peduli bagaimana pandangan orang lain terhadapnya. Yang ia tau hanyalah saat ini ia bahagia.

"Permisi.." ucap seorang suster yang baru saja masuk ke dalam kamar inap milik Lea.

Semua orang menolehkan kepalanya menghadap sang suster kecuali Aldi dan Lea yang masih setia saling berpelukan.

"Ada apa sus?" Tanya Anton.

"Saya ingin memberitahukan bahwa pemeriksaan atas nama Analea Natasha Brasmoro akan di lakukan jam 9 pagi ini" jawab suster itu dengan sopan.

Anton pun mengangguk mengerti. Setelah itu suster pun pamit undur diri. Anton menatap ke arah Aldi dan putrinya Lea yang setia. Ada rasa bahagia bercampur iri menjadi satu. Anton bahagia ketika melihat Lea bahagia dan iri ketika Aldi mampu menjadi pria pertama untuk putrinya walaupun telah menyakiti putrinya sedemikian rupa.

"Bisa tinggalkan saya dan Lea, berdua saja?" Tanya Risa tiba-tiba.

Semua mata tertuju pada Risa tanpa terkecuali. Bahkan Aldi dan Lea melepaskan pelukannya ketika mendengar ucapan yang di lontarkan oleh Risa.

"Ayo kita semua keluar" ajak Fian yang langsung di setujui oleh semua orang.

Mereka semua keluar meninggalkan Lea dan Risa berdua saja. Risa menatap Lea dengan tatapan yang sulit di artikan. Lea sendiri tidak tau harus mulai dari mana untuk mengajak Risa berbicara.

"You okay?" Tanya Risa.

"Aku baik-baik aja Ma. Gimana sama kabar Mama?" Jawab Lea basa-basi.

"Baik. Setelah keluar dari rumah sakit, kamu boleh pulang ke rumah Papa" ujar Risa.

Risa sudah memikirkannya semalaman. Risa memutuskan untuk membawa Lea ke rumahnya dan akan menganggap serta merawat Lea layaknya anak kandungnya sendiri. Risa rasa sudah cukup waktu yang ia habiskan untuk membenci anak tak berdosa.

"Ma...mak..sud Mama apa?" Tanya Lea tak mengerti. Bagaimana mungkin Lea akan mengerti jika apa yang di katakan oleh Risa terkesan begitu tiba-tiba.

"Kita akan tinggal layaknya sebuah keluarga. Mama minta maaf karena gak pernah bisa menerima kamu selama ini. Mama cuma gak sanggup liat kesalahan dari suami Mama. Tapi sekarang Mama gak peduli bagaimana cara kamu hadir, yang jelas sekarang dan selamanya kamu akan menjadi anak Mama. Mama mau kamu bahagia sampai titik terakhir hembusan napas kamu. Mama akan mencoba menjadi ibu terbaik untuk kamu. Apa yang kamu mau akan Mama usahakan agar terwujud. Sekali lagi Mama minta maaf" isak Risa meminta maaf pada Lea.

Lea bahagia, sungguh bahagia karena akhirnya Risa mau menerimanya. Menerimanya dengan sepenuh hati Risa. Lea tak tau hendak mengatakan apa pada Risa. Lea hanya mampu menangis terharu karena setelah hampir 23 tahun, Risa tidak mau menerimanya.

"Mama makasih, Lea bahagia. Maaf karena kehadiran Lea membuat Mama gak bahagia. Maaf karena Lea, Mama sama Papa sering berantem. Maaf Ma" ucap Lea sembari memeluk Risa erat.

Risa tak tau harus melakukan apa. Entah harus membalas pelukan Lea atau membiarkannya saja. Namun pelukan Lea, membuat hati Risa menghangat. Ada secercah kebahagiaan tersendiri bagi Risa ketika Lea memerlukannya seperti ini.

Anak yang sama sekali tidak pernah Risa harapkan, kini mampu membuat hatinya terasa sangat hangat. Entah apa yang membuat pelukan Lea terasa memenangkan.

"Shutt..... jangan pernah merasa bersalah. Mungkin dulu Mama memang gak bisa menerima kamu tapi sekarang Mama bahagia punya kamu. Kamu bukan sebuah kesalahan, kamu hanyalah manusia pilihan Tuhan yang Tuhan percaya kalau kamu bisa melewati segala ujian yang di berikan. Mama gak akan membenci kamu lagi. Mama janji" jelas Risa meyakinkan Lea.

'Apa alasan Mama mau nerima gue? Tapi gue juga gak sanggup denger alasan Mama kalau gak sesuai dengan ekspektasi gue. Apa boleh gue meminta waktu sebentar lagi Tuhan?' batin Lea sedih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TIRAI LUKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang